30 C
Jakarta

Untuk Munarman, Ini Sikap Rasulullah Kepada Pembohong

Artikel Trending

KhazanahTelaahUntuk Munarman, Ini Sikap Rasulullah Kepada Pembohong
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Munarman, sosok yang belakang ini kembali populer lantaran sebuah video pengakuan dari salah satu tersangka yang ditangkap akibat berbaiat kepada ISIS menjadi sebuah perjalanan baru yang mengindikasikan betapa bobroknya organisasi yang barusaja dilarang pemerintah ini. Mungkin sesaat pembaca akan mengalami ambiguitas, sebab narasi yang saya sampaikan begitu tidak relevan dengan kalimat pertama yang ditulis.

Namun, alangkah baiknya ketika pembaca yang budiman perlu menelaah berbagai argumentasi yang disampaikan oleh Munarman tokoh misterius yang membantah keras atas keterkaitannya dengan ISIS.

Munarman disebut pernah hadir dalam latihan fisik atau i’dad anggota JAD Makassar. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono menyatakan, Munarman hadir pada i’dad tahun 2015 (Tempo.co).

Kenyataan tersebut diungkapkan oleh pengakuan salah satu yang diduga teroris berasal dari Makassar yang baru-baru ini dibawa ke Jakarta.  Dirinya mengaku telah berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi di hadapan Munarman selaku perwakilan FPI pusat. Dia menuturkan, taklim rutin FPI juga diikutinya sebanyak tiga kali. Dia pun berbaiat bersama 100 orang lainnya.

Menanggapi isu yang muncul dan “katanya dituduhkan kepada FPI”  tokoh-tokoh penting dalam tatanan FPI turut berkomentar, termasuk mantan Imam Besar  ketua FPI, Habib Rizieq. Dalam kondisinya yang sedang berada di balik jeruji Rutan Bareskrim Polri. Ia  berpesan melalui Eks Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI Aziz Yanuar.

Hasbunallah wa nikmal wakiil (Cukuplah ALLAH sebagai penolong kami), Terkait badai fitnah keji dan tuduhan biadab terhadap FPI meski sudah bubar dan tidak ada lagi, bersabarlah” ungkap Aziz menyampaikan pesan Habib Rizieq kepada JPNN.com, Jumat (5/2).

Bahkan sikap Munarman sendiri sangat arif menanggapi isu tersebut. Bagaimana tidak saya katakan demikian, ketika Munarman menjawab masalah tersebut dengan beberapa potongan ayat Al-Quran:

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَٰرُ

“Dan janganlah kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya, Allah menangguhkan mereka hingga hari yang ketika itu mata mereka terbelalak (QS Ibrahim: 42),” jawab Munarman mencantumkan (Okezone.com).

BACA JUGA  Melihat Potensi Perpecahan Pasca Pemilu

Bukan hanya surah tersebut, Munarman memberikan penggalan surah Al-Kahfi ayat 59, dan ditambah lagi dengan hadis riwayat Thabrani,

“Akan datang di akhir zaman nanti para penguasa yang memerintah dengan sewenang-wenang, para pembantunya (menteri-menterinya) fasik, para hakimnya menjadi pengkhianat hukum, dan para ahli hukum Islam (fuqaha’nya) menjadi pendusta. Sehingga, siapa saja di antara kalian yang mendapati zaman itu, maka sungguh kalian jangan menjadi pemungut cukai (kerana khawatir akan bersubahat dengan mereka. (HR Thabrani),”

Belajar dari Rasulullah Menghadapi Orang Berbohong

Dalam menghadapi fenomena ini, kita tidak bisa memprediksi dan mengklaim kelompok siapa paling benar, dan kelompok mana yang sedang berdusta. Kita hanya bisa mencoba berhusnudzon dengan berbagai klaim kebenaran yang diluncurkan oleh orang-orang yang merasa tertuduh, merasa dizalimi dll.

Meski demikian, agama Islam sangat tidak berkenan dengan orang-orang berbohong. Hal tersebut pernah suatu waktu ditanya tentang seorang mukmin dan sikap berbohong yang ditampakkan oleh seorang mukmin. Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah,

“Ya Rasulullah, mungkinkan seorang mukmin itu pengecut?”

“mungkin” jawab Rasulullah

“Ya Rasulullah, mungkinkan seorang mukmin itu bathil” tanyanya lagi

“mungkin” jawab Rasulullah.

“Ya Rasulullah, mungkinkan seorang mukmin itu berbohong”

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Rasulullah dengan jawaban “tidak”

Sabda Rasulullah SAW: “Berpegang teguhlah dengan kebiasaan berkata benar. Sesungguhnya berkata benar mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan ke surga.”

Rasulullah adalah sebaik-baiknya manusia yang selalu berperilaku jujur dalam hidupnya, perjalanan hidupnya tidak pernah tampil keburukan yang diambil oleh umatnya. Selayaknya Rasulullah, kita senantiasa dituntut untuk selalu berbuat baik, berhusnudzon atas segala sesuatu yang terjadi. Apalagi ketika seseorang sudah mengatasnamakan Allah dalam klaim kebenarannya, tentulah kita bukan siapa-siapa bisa menuduh orang lain.

Meski demikian, kebohongan yang dilakukan oleh seseorang sekali saja, akan membuat orang lain tidak percaya atas segala perbuatan yang dilakukan. Apalagi sejauh ini, orang-orang FPI menunjukkan berbagai dusta kepada publik dengan tindak klaim kebenarannya beserta ayat Al-Quran yang selalu menjadi pegangan dalam setiap segala tindakannya. Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru