28 C
Jakarta

Menumbuhkan Keswadayaan Terpadu untuk Cegah Radikalisme

Artikel Trending

KhazanahMenumbuhkan Keswadayaan Terpadu untuk Cegah Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Magelang – Pemerintah didesak segera merumuskan program fasilitasi untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat. Program ini diharapkan mampu membentuk kesadaran masyarakat dalam mencegah ajaran radikal dan terorisme di lingkungannya sendiri. Pencegahan dan penindakan oleh aparat keamanan dinilai tak akan efektif tanpa bersinergi dengan masyarakat.

Anggota Komisi III DPRI RI, Luqman Hakim, berharap lembaga dan aparatur negara yang di dalamnya ada TNI, Polri dan BNPT bersinergi dengan masyarakat pada level yang paling bawah di tingkat desa. Persoalan keamanan dan mempertahankan NKRI dari rongrongan radikalisme dan terorisme harus ditempatkan menjadi tanggung jawab bersama.

Upaya menumbuhkan kembali keswadayaan masyarakat untuk melawan radikalisme dan terorisme dinilai penting segera dilakukan oleh negara. Menurut Luqman, pola gerakan terorisme di tanah air belakangan ini mengembangkan strategi dengan memanfaatkan media sosial dan kecenderungan masyarakat yang kian individualistik.

“Aparatus negara tidak akan efektif melakukan pencegahan dan penindakan terhadap gerakan terorisme jika tidak melibatkan masyarakat. Karena itu, perlu secepatnya merumuskan program fasilitasi untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat agar memiliki keberdayaan mencegah ajaran radikal dan terorisme di lingkungannya sendiri,” kata Luqman pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Mungkid, Magelang, Kamis (28/11/2019).

BACA JUGA  Puasa: Momentum Menahan Diri dari Nafsu Ekstremisme-Terorisme

Politisi PKB tersebut mengingatkan perlu ditumbuhkan kesadaran dan keswadayaan masyarakat dalam pencegahan berkembangnya ajaran-ajaran intoleran dan radikal yang berujung aksi-aksi terorisme. Swadaya pencegahan ajaran radikal akan efektif jika muncul dari masyarakat sendiri.

Kunci Utama Cegah Radikalisme adalah Keswadayaan dan Kesadaran Masyarakat

“Kunci pertahanan utama adalah masyarakat. Misalnya ada orang baru yang masuk ke lingkungannya, tentu harus silaturahmi dan dialog. Jangan sampai dicueki. Biar clear, orang yang datang benar-benar bersih dan tidak terpapar ajaran radikal,” ujar Luqman.

Kepedulian masyarakat, lanjut Luqman, menjadi kunci awal pencegahan penyebaran ajaran-ajaran radikal dan intoleran. Di tingkat RT dan RW harus kian digiatkan upaya pencegahan dengan cara-cara dialog dan silaturahmi.

Dialog, silaturahmi dan gotong royong, adalah akar budaya asli Indonesia yang telah terbukti menjadi penangkal masuknya ajaran radikal. “Budaya asli Indonesia seperti itu telah mendarah daging di masyarakat. Tinggal bagaimana kita gelorakan kembali budaya itu secara masif,” papar Luqman yang juga Ketua PP GP Ansor tersebut.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru