25.9 C
Jakarta
Array

Meningkatkan Literasi Masyarakat Lewat Perpustakaan

Artikel Trending

Meningkatkan Literasi Masyarakat Lewat Perpustakaan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Suatu hari saya membaca artikel yang ditulis Maya Lestari Gf, salah seorang novelis asal Sumatera Barat. Ia memberikan judul artikel tersebut sangat memikat, yakni “Masa Depan Kita Ada di Perpustakaan”. Saya pun tercengang sebentar, lalu berseru dalam hati: betul sekali, Uni!

            Pada artikel itu, Maya Lestari Gf menyebut dua contoh orang yang besar karena perpustakaan. Yaitu Noam Chomsky—salah seorang linguis kelas dunia—dan Kartini, pahlawan perempuan terkenal Indonesia. Keduanya, semasa kecil sudah akrab dengan ragam pustaka. Buku, ensiklopedia, majalah, jurnal, dan bacaan-bacaan lain. Akibat itu mereka jadi lebih unggul ketimbang kawan sebaya, pun jadi orang penting di kemudian hari.

            Saya juga teringat dengan kisah Jean-Paul Sartre, penulis sekaligus filsuf besar Perancis. Ia mencatat dalam memoarnya Kata-Kata, tentang pengalamannya saat kanak-kanak. Ia punya seorang kakek bernama Charles. Kakeknya itu punya perpustakaan lumayan besar dan Sartre kecil sering mengunjunginya. Ia belajar dengan cepat dan meraup banyak ilmu.

            Namun, keluarganya khawatir ia akan membaca buku-buku yang belum pantas untuk anak seusianya. Membantah kekhawatiran keluarga Sartre, ibu Picard, salah seorang kenalan keluarganya dan “guru” Sartre berkata, “Sebuah buku selalu berdampak baik asal ditulis dengan baik.”

            Tak bisa ditampik, perpustakaan memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas kecerdasan seseorang. Secara otomatis orang-orang yang dekat dengan perpustakaan, maka semakin tinggi pulalah tingkat literasinya. Saking besarnya manfaat dan keistimewaan perpustakaan, Jorge Luis Borges, sastrawan Argentina sampai membayangkan bahwa surga itu berbentuk perpustakaan.

            Menurut situs huffingtonpost dalam artikel berjudul “5 Good Reasons to Take Your Kids to the Library Today”, ada banyak manfaat mengunjungi perpustakaan, terutama untuk anak-anak. Selain akan membuat kita semakin giat membaca, dengan mengunjungi perpustakaan kita juga bisa mengakses beragam bacaan yang belum tentu dapat kita temukan di tempat lain, melatih tanggungjawab seorang anak, dan menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku.

            Dalam sebuah ungkapan disebutkan, bahwa perpustakaan adalah rumah sakit bagi pikiran. Maksudnya, perpustakaan berguna untuk menyehatkan pikiran, mengasah kecerdasan, dan merangsang gagasan-gagasan baik. Manfaat perpustakaan amatlah banyaknya dan cara terbaik untuk membuktikannya adalah dengan sesering mungkin mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di dalamnya.

            Menurut sebuah survei, tingkat literasi masyarakat Indonesia berada di kedua terburuk dari enam puluhan negara yang disurvei. Salah satunya karena masyarakat Indonesia jarang berkunjung ke perpustakaan. Dan memang, perpustakaan identik dengan kata sepi. Padahal semestinya perpustakaan harus diramaikan. Sebab dari perpustakaanlah banyak kemajuan dapat terjadi.

            Kita bisa tengok sejarah. Dulu, Daulah Abbasiyah maju pesat karena keberadaan pusat pembelajaran dan perpustakaan bernama Baitul Hikmah. Kiranya bisa pula hal itu dianalogikan dengan masa sekarang. Jika hendak mencapai kemajuan, dalam berbagai bidang, maka hendaklah memberi perhatian lebih pada perpustakaan. Dengan mengunjunginya, meramaikannya, membaca koleksi-koleksi di dalamnya.

            Termasuk untuk meningkatkan literasi masyarakat, maka hendaklah perpustakaan dimanfaatkan betul. Sebagai masyarakat biasa, mungkin kita bisa berperan dengan berusaha menyemarakkan perpustakaan. Sementara bagi pemerintah, diharapkan menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman, menambah fasilitasnya, dan menyerukan masyarakat untuk mendatanginya. Sebab, sebagaimana kata Maya Lestari Gf, “Masa depan kita ada di perpustakaan.” (*)

[zombify_post]

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru