32.9 C
Jakarta

Mendongkel Penumpang Gelap Ormas dan Ormas Islam sebagai Pengawal Bangsa Indonesia

Artikel Trending

Milenial IslamMendongkel Penumpang Gelap Ormas dan Ormas Islam sebagai Pengawal Bangsa Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Membaca editorial Harakatuna.com pada Kamis lalu, semacam membuka kotak pandora persoalan ormas Islam dan bangsa Indonesia dewasa ini. Tentu selain sebagai alarm, ia juga bisa menjadi tumpuan untuk melihat bagaimana bangsa ini ke depan.

Tesis yang perlu dilihat dari editorial Harakatuna.com adalah faktor dan dampak lahirnya penumpang gelap ormas radikal itu. Editorial Harakatuna.com melihat bahwa lahirnya penumpang gelap ormas tersebut terjadi karena ketidaksetujuan kepada kebijakan-kebijakan para elite dan ormas besar macam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Kita kutip: “lahirnya penumpang gelap ormas radikal tiada lain dari faktor ketidaksetujuan kepada kebijakan-kebijakan para elite dan ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Mereka tidak puas akan keputusan-keputusan yang terbuat dan didaratkan oleh kalangan eliet ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang, lebih membebek kepada penguasa, dan budaya liberalisme Barat.

Kemudian, menurut mereka Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah telah hilang poros akal sehat dan tujuan utamanya: mendidik masyarakat kecil dan muslim sendiri. Telah lumpuh karena tidak menjadi garda terdepan untuk menuntaskan masalah sosial dan Islam di tubuh Islam, dan cenderung berjarak kepada mereka: umat muslim sendiri di Indonesia”.

Faktor di atas mungkin sah-sah saja. Tetapi bila ormas Islam kehilangan arah tujuan ia juga menjadi sesuatu “rombongan ormas Islam” yang menyeramkan. Sajian-sajian varian programnya bisa menjadi lumpuh di atas kepentingan. Dan itu barangkali yang mimbikin orang/ormas mencari jalan “lain”.

Maka, tak heran bila penumpang gelap ormas radikal lebih bergerilya. Mengutip editorial Harakatuna.com, meski gerakan dan nalarnya memakai nalar islamisme. Atau cenderung marayakan Islam dengan memilih jalan ekskapis. Dan lebih condong fatalis dan memilih mendahulukan nahi mungkar daripada amal makruf. Tapi masyarakat lebih percaya akan ormas radikal tersebut karena sudah tak ada yang bisa menjadi pandu. Tidak ada yang bisa menjadi contoh teladan.

BACA JUGA  Tahun 2024: Masihkah Ada Harapan Baik Bagi Bangsa Indonesia?

Mendongkel Penumpang Gelap Ormas Radikal

Mendongkel praktik ormas penumpang gelap macam HTI, Salafiyyun, Ikhwani, dan FPI, kita harus mengetahui narasi yang dimainkannya. Seperti nalar mereka bahwa apa yang terkerjakan itu atas dasar Islam. Dan apabila orang-orang yang berani melawan bahkan memusuhi, mereka teranggap memusuhi Islam itu sendiri. Di sini pentingnya.

Kendati, setelahnya, kita bisa menakar dengan mengonter nalar pemahamannya. Yaitu apa yang telah dijadikan asumsi, referensi dan dasar argumennya. Misalnya, penumpang gelap ormas itu mengatakan bahwa Islam harus untuk Islam. Bukan untuk poros jalan lain. Nah, di sini kita bisa mendongkelnya.

Ormas Islam sebagai Pengawal Indonesia

Islam asas kewarganegaraan. Apa landasannya? Tidak lain adalah Islam memandang semua manusia sama dan hanya yang membedakan di hadapan Tuhan kualitas ketakwaannya.

Islam sebagai laku manusia bukan hanya mengacu pada asas ritualistik, melainkan sebagai sarana perbaikan moral. Oleh sebab itu, berislam harus menebar rahmat, dan bernegara menjaga hak-hak kolektif terhadap tradisi dan keayakinan setiap manusia yang berbeda. Islam sebagai cara pandang hidup dan bernegara.

Kita mendirikan salat supaya bisa mendirikan keberdikarian: adil, baik, jujur, luhur, dan bijak. Oleh karena itu, penting menjaga komitmen ormas-ormas Islam di Indonesia.

Begitu juga penting untuk menjaga keislaman dan keasadaran kewarganegaraan Indonesia agar tak terjebak pada perilaku ketidakberadaban. Juga penting melakukan penggalian norma keislaman dan pengadaaan tranparansi, akuntabilitas, yang dilaksanakan secara sistematis, terintegrasi dengan perilaku yang baik dan berbudi pekerti.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru