27.9 C
Jakarta

Mendewa-dewakan Keturunan Nabi Adalah Perbudakan Spiritual

Artikel Trending

AkhbarNasionalMendewa-dewakan Keturunan Nabi Adalah Perbudakan Spiritual
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Sebutan gelar habib kembali diungkit dan menjadi pembicaraan utama akhir-akhir ini. Bahkan, kata habib atau yang dikenal masyarakat sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW seringkali masuk dalam deretan trending topic di Twitter belakangan ini. Pembahasan itu terjadi usai Habib Rizieq kembali ke tanah air dengan perbudakan spiritual.

Fenomena itu menjadi booming sebab beberapa tokoh yang menyebut dirinya keturunan Rasulullah memang memiliki banyak sekali pengikut. Hal tersebut rupanya juga menjadi perhatian Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Ma’arif.

Perihal habib yang memiliki banyak pengikut, ulama 85 tahun itu mengingatkan agar masyarakat tak terjebak dalam sifat berlebih-lebihan. Sebab, terlalu mengagung-agungkan sang habib, kata Buya Syafii, tak ubahnya suatu perbudakan spiritual yang tentu disebabkan oleh fanatisme berlebihan.

Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual. Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengeritik keras fenomena yang tidak sehat ini. Ahmad Syafii Maarif,” ujar Buya Syafií itu dalam akun twitternya @SerambiBuya pada Sabtu (21/11/2020).

BACA JUGA  BNPT Susun Modul Ajar Pelatihan kepada Aparatur Tiga Pilar

Kritik seputar tokoh dengan gelar habib dengan topik yang nyaris sama perbudakan spiritual juga menjadi sorotan da’i kondang lainnya. Seperti Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah, yang baru-baru ini menyebut bahwa seorang habib sudah selayaknya menjadi panutan pengikutnya dalam bersikap.

Gus Miftah menyebut, para habaib (bentuk jamak habib) tak boleh direndahkan sebab di dalam dirinya mengalir darah Nabi Muhammad SAW. Namun, dia juga mengaskan bahwa seorang habaib juga tak pantas melakukan hal serupa, menghina orang lain.

Gus boleh gak kita menghina habaib? tidak boleh! kenapa? karena dalam tubuh habaib ada darahnya Nabi. Lalu bolehkah habaib menghina orang lain? tidak boleh, masa di dalam tubuhnya ada darah nabi kok menghina orang lain? kan gak pantes. Terus siapa orang yang boleh kita hinakan? tidak ada satu pun orang yang boleh kita hinakan,” ujar Gus Miftah saat live di akun instagtram pribadinya beberapa waktu lalu.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru