31.4 C
Jakarta

Memilih Perang, Iran Tolak Proposal Perjanjian AS

Artikel Trending

AkhbarInternasionalMemilih Perang, Iran Tolak Proposal Perjanjian AS
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Taheran – Iran telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan membatasi program nuklirnya. Mereka sampai Washington mencabut sanksi sepihaknya. Ini adalah teguran yang jelas terhadap proposal perjanjian AS tentang nuklir baru yang sedang mereka siapkan.

Menurut outlet media Politico, mengutip pejabat yang mengetahui proposal itu. Presiden Joe Biden memberikan sentuhan terakhir pada tawaran ke Teheran. Mereka tak akan memberikan bantuan dari sanksi AS. Sebagai gantinya, Iran akan harus menghentikan beberapa pengembangan nuklirnya. Termasuk pekerjaan sentrifugal canggih dan pengayaan uranium hingga kemurnian 20%.

Namun proposal tawaran itu telah mendapat sambutan yang dingin di Teheran. Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan kepada Press TV bahwa Iran akan menghentikan 20% pengayaan nuklirnya. Hanya perjanjian AS pertama-tama mengakhiri semua sanksi pada Republik Islam itu. Pejabat itu memperingatkan bahwa Teheran akan mengurangi komitmennya di bawah perjanjian nuklir 2015 jika Washington menolak untuk mencabut pembatasan ekonomi. Ia juga memperingatkan bahwa waktu hampir habis bagi AS untuk membalikkan arah.

Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan tanggapan serupa untuk kesepakatan baru Biden itu.

BACA JUGA  Erdogan Sebut Penghapusan Terorisme Wujudkan Peta Pembangunan dengan Irak

“Tidak ada proposal yang dibutuhkan AS untuk bergabung kembali dengan JCPOA. Ini hanya membutuhkan keputusan politik oleh AS untuk sepenuhnya dan segera melaksanakan semua kewajibannya,” tulis misi diplomatik Iran dalam sebuah tweet seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (30/3/2021).

Iran Tolak Perjanjian AS

Di bawah Donald Trump, Washington secara sepihak menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang memberikan keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran. Pemerintahan Trump kemudian secara sepihak memberlakukan kembali pembatasan ekonomi di Republik Islam, mendorong Teheran untuk mengurangi komitmennya sendiri berdasarkan kesepakatan tersebut.

Pemerintah AS yang baru telah menawarkan untuk bergabung dengan Eropa, China, dan Rusia untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut, tetapi sejauh ini Teheran telah menolak tawaran tersebut. Iran menegaskan bahwa sanksi harus dicabut sebelum kembali ke meja perundingan.

Teheran semakin lelah dengan Washington sejak Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018. Awal bulan ini, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Iran tidak percaya pada janji-janji Washington, dan hanya pencabutan sanksi secara penuh akan memulihkan niat baik antara kedua bangsa.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru