26.9 C
Jakarta

Memilih Istri yang Baik Perspektif Sayyid Sabiq

Artikel Trending

Asas-asas IslamSyariahMemilih Istri yang Baik Perspektif Sayyid Sabiq
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Adalah suatu keniscayaan, manusia sebagai makhluk hidup diciptakan dengan berpasang-pasangan. Keniscayaan itu kemudian direspon beragam atau disikapi dengan sikap yang bermacam-macam. Ada yang menjalaninya (baca; menikah), dan ini adalah fakta mayoritas. Namun, tak sedikit juga yang memilih untuk tetap menyendiri. Bisa disebabkan oleh banyak hal dan alasan-alasan personal yang sifatnya syari’ah (udzur syar’i). Tulisan ini akan mencoba menjelaskan beberapa hal yang menjadi pertimbangan saat memilih istri menurut perspektif Sayyid Sabiq.

Permasalahan yang timbul dalam rumah tangga dan mengakar seperti kekerasan, perceraian,dan hal-hal lain yang sifatnya problematik bisa jadi sebab di awal, kesalahannya terletak pada ketidak tepatan dalam memilih calon. Menilik pada kuantitas perceraian di Madura, seperti halnya Pamekasan pertanggal 2019 menembus angka 1426, dan di Sumenep yang jebol pada angka 2.148 seperti dilansir dari Tribunmadura tanggal 27 Januari 2020. Meskipun, argumen semacam ini sifatnya masih sekadar dugaan, namun percaya atau tidak, memilih calon pasagan yang benar (seperti yang dinasehatkan syari’ah) tentunya memberi sumbangsih yang relatif besar dan sangat urgen bagi keberlangsungan hidup rumah tangga.

Sayyid Sabiq memulai pembahasan tentang memilih istri dalam kitabnya, Fiqh Sunnah, dengan unsur analogi. Membahas suatu hal dengan memberikan gambaran melalui sesuatu yang lain. Analogi seperti ini di satu sisi membuat pembaca tertarik, sekaligus di sisi lain analogi yang disuguhkan juga mengundang beragam interpretasi yang multitafsir dari pembaca.

Sayyid Sabiq, Istri dan Rumah Keabadian

Bagi beliau, istri sama halnya dengan tempat tinggal atau kebun. Begitulah beliau mengawali pembahasan ini. Apa maksud dari tempat tinggal dan kebun?, setelah analogi tersebut, beliau menambahkannya dengan penjelasan. Maksud dari tempat tinggal dan kebun artinya istri merupakan tempat yang nyaris sempurna, seperti halnya rumah.

Selain sebagai tempat berlabuhnya hati, perannya juga sebagai tempat yang akan memberi kesenangan dan keselamatan. Tidak hanya itu, eksistensinya juga sebagai ratu dan tempat teraman dan teryaman bagianak-anaknya.

Istri sebagai kesenangan dan keselamatan. Penulis meyakini, kesenangan dan keselamatan yang dijelaskan oleh Sayyid Sabiq sangat sinkron dengan apa yang telah dijelaskan oleh Rasul. Dalam sebuah haditsnya beliau bersabda:

فانه اغض للبصر

Sesungguhnya pernikahan bisa menjaga pandangan…(ila akhirihi)

Pernikahan, yang dimaksud dalam hal ini adalah istri berperan dalam menjaga kita berbuat hal-hal yang tidak mengenakkan, seperti halnya; zina, dan lainnya.  Sebab kepuasan (kesenangan) yang kita dapat dari istri tidak sekadar kesenangan belaka. Melainkan, dengan adanya kesenangan yang diperoleh dari pasangan bisa membuat kita terhindar dari madharat (mendapatkan keselamatan). Hal ini juga yang dijelaskan oleh Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini dalam kitabnya, Kifayatul Akhyar. Begitu kira-kira kesenangan dan keselamatan yang dimaksud oleh Sayyid Sabiq.

BACA JUGA  Apakah Menelan Dahak Membatalkan Puasa?

Merupakan realitas yang lumrah terjadi ketika seseorang akan menikah, baik pria atau calon wanita melihat terlebih dahulu bagaimana keadaan pasangannya. Sebab, di era hedonisme ini sangat langka terjadi pernikahan yang sebelum itu masing-masing mempelai tidak tahu terhadap wajah pasangannya satu sama lain. Cantik, kaya, dan kualitas lain menjadi priotitas kerap kali. Tidak ada yang salah, karena hal itu adalah penting sebelum memilih calon. Namun, ada hal yang paling urgen dari itu, yakni aspek akhlak dan agamanya. Kedua aspek ini penting untuk dijadikan prioritas utama.

Prioritaskan Agama dan Akhlak dalam Memilih Istri

Maka, jika mengacu pada yang dijelaskan Sayyid Sabiq, salah jika kemudian perempuan yang secara akhlak dan agama mapan terhempas oleh dia yang hanya cantik (istilah kerennya; goodlooking) atau hanya sekadar kaya. Sebab, jika seperti itu persoalannya, substansi nikah yang paling substantif akan tergerus. Dan akhirnya, disalah artikan.

Bahkan,  dalam kitabnya, Sayyid Sabiq menjelaskan, bahwa jika memilih calon yang secara nasab berada pada garis keturunan yang meyakinkan (semisal kyai) namun secara akhlakul karimah dan agamanya kurang, maka hal tersebut juga tidak dapat dibenarkan. Konsekuensinya pun akan kembali pada yang menjalankan.

Sebagaimana Sayyid Sabiq, Rasulullah juga membubuhkan analogi dalam sebuah pesannya kepada sahabat untuk tidak memilih calon istri sembarangan. Beliau bersabda:

“Janganlah kalian mengambil rerumputan di antara puing-puing,”

Hingga kemudian analogi tersebut mengundang pertanyaa dari sahabat ihwal apa yang dimaksud Rasul dalam hadits tersebut. Selajutnya, Rasul menjawab:

“Perempuan cantik yang berada di lingkugan buruk,”

Dari hadits ini, sedikit kita memberikan kesimpulan bahwa dalam memilih calon pasangan, semisal istri tidak hanya mengacu pada hal yang konkrit saja. Cantik saja tidak cukup, begitu kira-kira.Tujuan dari peringatan Rasul tersebut yang pasti untuk kemashlahatan dalam rumah tangga. Agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan untuk diri kita sendiri juga.

Bukan tanpa alasan, tipikal yang baik berpengaruh besar terhadap kelangsugan rumah tangga. Pun, selain itu, impactnya juga kepada banyak hal, seperti pendidikan anak, perkembangan anak, moralitas, dan lain-lain.

Rasulullah SAW. sebagaimana dalam kitab Fiqh Sunnah menjelaskan bahwa setidaknya ada beberapa hal yang mesti diperhatikan ketika akan mencari pasangan hidup. Tipikal yang disebutkan oleh rasul termaktub dalam sebuah Haditsnya, yang berbunyi;

“perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Niscaya kamu akan beruntung,” Hadits riwayat Bukhari Muslim.

Oleh: Aqil Husein Almanuri (Mahasiswa Hukum Keluarga Islam IAIN Madura, semester 4. Aktivis pers LPM Activita. Alumnus Nasy’atul Mutaallimin. Tulisannya dimuat di beberapa media, seperti Radar Madura, NUOnline Sumenep, Surau.id, Koran Analisa Medan, dan lain-lain.)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru