26.7 C
Jakarta

Memberantas Radikalisme? Kenali Ciri-Cirinya!

Artikel Trending

KhazanahOpiniMemberantas Radikalisme? Kenali Ciri-Cirinya!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Isu tentang radikalisme dalam konteks agama tidak pernah ada ujungnya. Kasus terakhir yang cukup menggemparkan adalah kejadian bom bunuh diri di Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus atau Katedral Makassar. Ini membuktikan bahwa radikalisme adalah masalah serius yang harus diberantas sampai akar-akarnya.

Untuk membumi hanguskan radikalisme, mula-mula kita harus tahu terlebih dahulu apa itu radikalisme agama dan apa saja ciri-cirinya. Syaikh Yusuf Qardawi yang merupakan seorang cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir, menjabat sebagai mufti, mujtahid dan pernah menjadi ketua majelis fatwa memberi penjelasan mengenai isu radikalisme.

Dalam buku beliau yang berjudul al-Ṣaḥwah al-Islāmiyah baina al-Juhūd wa al-Taṭarruf Radikalisme atau dalam bahasa arab disebut al-taṭarruf  secara etimologi bermakna diam di ujung dan jauh dari sisi tengah. Artinya radikalisme adalah sikap berlebihan dalam beragama dan jauh dari sisi moderat. Sikap yang demikian tidak dibenarkan oleh agama Islam karena Allah SWT menganjurkan kita untuk bersikap moderat, adil, menghindari sikap ghulluw (berlebihan) serta al-tatarruf (radikal).

Disamping itu ada beberapa ciri-ciri orang terkapar virus radikalisme. Berikut kami paparkan ciri-ciri radikalisme menurut keterangan Syaikh Yusuf Qardawi :

Pertama, mengaku pendapatnya yang paling benar

Orang yang terpapar virus radikalisme seringkali beranggapan bahwa dirinyalah yang paling benar dalam menafsirkan agama. Sikap fanatik seperti ini tentu menutup ruang perbedaan pendapat yang boleh jadi lebih sesuai dengan konteks zaman sekarang. Tentu, hal ini salah, karena kebenaran sejati dalam agama hanya milik Allah SWT dan orang yang mengaku paling benar maka sebenarnya dirinya mengambil peran Allah sebagai Dzat yang Maha Benar.

Kedua, berlaku ekstrem dan mempersulit diri

Pelaku radikalisme ini cendrung bersifat kaku dalam menjalankan perintah agama. Dia memandang ibadah Sunnah seakan akan menjadi ibadah wajib yang harus dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan. Dia mengklaim orang yang tidak sesuai dengannya sebagai orang yang bersikap enteng dalam beragama.

BACA JUGA  Tipologi Quadripolar: Sebuah Jalan untuk Memahami Hubungan Umat Beragama

Ketiga, keras dalam berdakwah

Kelompok radikal seringkali berinteraksi dengan kasar dalam berdakwah. Cara berdakwah ini tentu berlainan dengan cara Rasulullah sendiri yang berdakwah dengan kesantunan dan kelembutan. Hal ini sebagaimana dalam riwayat hadis Imam al-Bukhari dalam kitab al-Jami’ as-Shahih yang populer dengan sebutan Shahih al-Bukhari:

وَقَوْلُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَحَبُّ الدِّينِ إِلَى اللَّهِ الحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

Rasulullah SAW bersabda: agama yang paling dicintai di sisi Allah adalah agama yang berorientasi pada semangat mencari kebenaran secara toleran dan lapang (HR. al-Bukhari)

Keempat, suka berburuk sangka

Salah satu ciri dari penganut paham ekstremisme adalah mudah berprasangka buruk terhadap pandangan orang lain. Dia memandang orang yang berfatwa dengan mempertimbangkan maslahat sebagai orang yang menafsiri agama dengan hawa nafsu. Pandangan seperti ini yang sering  melahirkan permusuhan diantara penganut agama.

Kelima, mudah mengafirkan orang lain

Ciri ciri terakhir yang disebutkan oleh Syekh Yusuf Qardhawi terkait dengan radikalisme adalah mengenai sikap mereka yang mudah menganggap kafir orang lain. Seseorang yang tidak mempercayai pendapat mereka (kelompok radikal)  serta tidak mengikuti atas apa yang dia ajarkan baik itu Muslim atau tidak, kemudian mereka dengan mudahnya mengatakan kafir.

Pandangan seperti ini jelas bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Saw. Dalam sebuah hadis Nabi Saw. bersabda : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, ‘hai kāfir”, maka kata tersebut kembali kepada salah satu dari mereka”. Artinya jika ternyata tidak ada kekafiran dalam diri orang yang dipanggil kafir, maka klaim kafir tersebut kembali dan menempel pada orang yang mengucapkannya.

Demikianlah ciri-ciri radikalisme yang disampaikan oleh Syekh Yusuf Qardhawi, penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri tersebut guna menjaga diri, keluarga, maupun sanak saudara dari kejamnya virus radikalime. Wallahu a’lam.

Zainal Abidin
Zainal Abidin
Mahasantri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Liqismail Fiqh Wa Ushulih

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru