28.6 C
Jakarta

Membasmi Media Khilafah dengan Konten Moderat dan Maslahah

Artikel Trending

Milenial IslamMembasmi Media Khilafah dengan Konten Moderat dan Maslahah
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Indonesia darurat masalah media sosial. Menurut data yang ada, Indonesia menjadi negara paling kecanduan internet, terutama media sosial. Indonesia menjadi pengguna yang paling lama menghabiskan waktu 6,5 jam/hari menatap layar HP dan tablet.

Dengan kecanduan terhadap media sosial, para pengamat mengatakan bisa mengancam kesehatan mental. Inilah yang harus dipikirkan oleh pemerintah dan masyarakat. Kendati, media sosial tidak mungkin bisa dihindari, apalagi dimusnahkan.

Harus Dihadapi

Justru manusia harus bisa hidup berdampingan dengan media sosial. Manusia harus paham bahwa media sosial sekadar alat, bukan kehidupan itu sendiri. Media sosial bisa memberi manfaat sekaligus membawa bahaya bagi penggunanya.

Tapi media sosial harus dihadapai. Hari ini, media sosial banyak diisi oleh aktivis khilafah dan dedengkot teroris bawah tanah. Karena itu, media sosial lebih banyak digunakan untuk membuat konten jihad, perang, bom bunuh diri, cara mati syahid, dan pola hidup sistem Islam, seperti penerapan syariat, khilafah, dan masih banyak dampak negatif lainnya.

Tapi semua itu bukan semata untuk Islam. Melainkan digunakan sekadar untuk mencari cuan, sekadar viral, lalu kemudian kampanye hidup eksklusif dan menyalahkan warga lian. Pada dasarnya, bagi aktivis khilafah, media sosial hanyalah dijadikan alat untuk tujuan-tujuan tercela.

Melihat kehidupan media yang masih dikontrol ideologi khilafah ini, masyarakat menjadi taruhannya. Dampak yang paling berbahaya adalah menjadikan masyarakat sebagai alat dan martir dari beragam konten yang mereka produksi.

BACA JUGA  Nasib Buram Anak Indonesia Karena Khilafah?

Bahaya Bagi Generasi Muda

Ingat, media sosial banyak dihuni oleh generasi muda. Generasi muda ini mudah tergoda oleh konten-konten viral meski potensi berbahaya. Jika konten dari khilafah tersedot, maka sudah pasti ada banyak efek samping yang terjadi pada pola hidupnya.

Sebagai sebuah contoh, dahulu banyak media sosial yang mewartakan kehidupan di sebuah negara persis seperti kehidupan di masa Rasulullah. Kemudian berbondong-bondonglah masyarakat awam hijrah ke sana. Eh sampai di negara tersebut, mereka hanya dijadikan budak seks bagi yang perempuan, sementara bagi yang laki-laki dijadikan sebagai martir bom bunuh diri.

Contoh lain, di media sosial banyak yang mewartakan hidup di bawah sistem khilafah. Katanya, sistem khilafah menjadi pelindung di setiap mengalami masalah dan kesusahan. Faktanya, sistem khilafah ini justru memiliki masalah yang lebih kompleks. Sistem ini hanya alat politik untuk menghancurkan sistem demokrasi Pancasila di Indonesia.

Karena itu, media sosial bagi aktivis khilafah hanya dijadikan sebagai alat untuk menggerogoti humanisme yang ada di Indonesia. Mereka hanya ingin menghancurkan negara dan bangsa Indonesia.

Sungguh mereka sangat berbahaya jika diberikan panggung di platform media sosial. Mereka tiap hari menyemarakkan media sosial dengan konten radikalisme. Karena itu pula, sudah saatnya pemerintah menemukan kebijakan untuk pengguna platform media sosial dan memblokir media yang memproduksi konten radikalisme dan terorisme.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru