33 C
Jakarta

Membangun Jembatan Makna: Kontribusi Semantik Al-Qur’an terhadap Penafsiran

Artikel Trending

Asas-asas IslamTafsirMembangun Jembatan Makna: Kontribusi Semantik Al-Qur’an terhadap Penafsiran
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Al-Qur’an memuat ayat-ayat dengan keragaman makna pada sisi implisit maupun eksplisitnya. Dari sinilah kemudian muncul perbedaan-perbedaan dalam membaca isi kandungannya. Sebagai kitab suci yang dinilai memiliki tingkat kesusastraan yang tinggi, analisis terhadap sisi kebahasaan Al-Qur’an tentunya tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Bahkan, tahapan mengeksplorasi simbol-simbol linguistik dalam Al-Qur’an menjadi bagian krusial dalam suatu proses penafsiran. Tidak dapat dihindari bahwa problematika terkait makna ayat-ayat telah terjadi sepeninggal Rasulullah Saw. Salah satu aspek penting dalam kaitannya dengan memahami Al-Qur’an adalah melalui lensa semantik.

Kajian semantik dapat menjadi alternatif  untuk merespon lahirnya perbedaan dalam memahami makna kata. Semantik sendiri berfokus pada analisis istilah-istilah kunci suatu bahasa. Di mana dengan menggunakan perspektif yang pada akhirnya akan menghasilkan pengertian konseptual weltanschauung/worldview (pandangan dunia) dari masyarakat yang menggunakan suatu bahasa.

Semantik bertujuan untuk memunculkan tipe ontologi hidup yang dinamik dari Alquran dengan penelaahan analitis dan metodologis terhadap konsep-konsep pokok, yaitu konsep-konsep yang tampaknya memainkan peran menentukan dalam pembentukan visi Qur’ani terhadap alam semesta (Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, hal. 3).

Toshihiko Izutsu menawarkan beberapa prinsip semantik dalam bukunya. Pertama, keterpaduan konsep-konsep individual. Hal ini menunjukkan bahwa kata (dan maknanya) bukanlah suatu yang terisolasi. Sebab, makna kata akan muncul dari pertalian dengan kata-kata lain yang kemudian membentuk dimensi makna spesifik.

Kosakata Arab yang ada dalam Al-Qur’an sebenarnya merupakan kosakata yang juga digunakan oleh orang-orang jahiliyah. Akan tetapi, kotakata tadi ditempatkan dalam suatu sistem makna baru yang kemudian membawa paradigma baru pula. Sehingga, bahasa Al-Qur’an yang khas pada dasarnya telah memuat kosakata lama dalam bingkai struktur yang baru.

Salah satu nilai penting dalam semantik adalah bawa makna suatu kata tidak hanya ditentukan dan sebatas pada makna dasarnya saja, tetapi juga dipengaruhi konteks penggunaannya. Makna dasar dan makna relasional menjadi prinsip kedua yang diusung dalam semantik Toshihiko Izutsu. Prinsip ini membantu menempatkan kata-kata dalam bingkai konteks yang sesuai.

Makna yang melekat langsung pada suatu kata diistilahkan dengan makna dasar. Berupa sisi pemaknaan fundamental yang masih bersifat umum dan belum spesifik dari suatu kosakata. Sedangkan makna relasional merujuk pada makna tertentu yang muncul ketika suatu kata mengalami pertalian dengan kata-kata yang lain.

Ketika pertalian ini terjadi, struktur makna dasar dari suatu kata dapat termodifikasi atau terpengaruhi. Contohnya penggunaan kata yaum (hari) dalam Al-Qur’an yang merujuk pada waktu atau masa (makna dasar). Kosakata ini kemudian merujuk pada konteks pemaknaan yang lebih spesifik ketika disandingkan dengan kata-kata lain (makna relasional) seperti qiyamah (kiamat), hisab (penghitungan) dan lainnya.

BACA JUGA  Tafsir Surat Al-Baqarah:268,  Lawan Bisikan Setan Dengan Memperbanyak Sedekah

  Ketiga, prinsip yang berkaitan dengan kosakata dan weltanschauung. Dalam konteks ini kosakata mencerminkan kultur dari pengguna bahasa. Kultur tadi yang menginterpretasikan bagaimana pengguna bahasa memandang atau memahami dunia. Fungsi Al-Qur’an sebagai hidayah terkait erat dengan pentingnya memahami weltanschauung ini.

Lebih jauh, suatu bahasa memberikan gambaran tentang pandangan penggunanya melalui kosakata-kosakata yang digunakan. Dari sinilah kemudian dapat dipahami pandangan dunia dari Al-Qur’an. Guna mencapai pemahaman yang holistik, ketiga prinsip tadi telah membuka persepsi bahwa Al-Qur’an merupakan suatu kesatuan yang kohesif, bukan hanya sekumpulan ayat-ayat yang terpisah.

Meskipun spirit mengenai analisis serupa telah ada sebelum dikenalkannya konsep semantik Toshihiko Izutsu, dari beberapa prinsip yang telah dijelaskan semakin menunjukkan pentingnya memahami makna Al-Qur’an secara holistik dan mendalam untuk mencapai pandangan dunianya.

Karena diturunkan untuk kepentingan umat manusia, pemahaman yang tepat diperlukan atas ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Semantik membantu mufassir mempelajari dan memahami konteks linguistik dan historis yang tepat. Termasuk mengetahui makna asli kata-kata dalam bahasa Arab pra-quranic serta konteks budaya di mana ayat-ayat Al-Qur’an turun.

Kajian semantik dapat mengungkap latar belakang dan tujuan di balik penggunaan kata-kata dalam Al-Qur’an. Semantik juga membuka peluang reinterpretasi yang lebih relevan terhadap makna kata sesuai dengan zaman. Sehingga, mufassir dapat memperdalam pemahaman mereka tentang pesan yang ingin disampaikan ayat serta menghindari penafsiran yang sempit atau tendensius.

Keterbukaan terhadap interpretasi yang beragam juga menjadi nilai positif dari lahirnya semantik Al-Qur’an. Hal ini karena semantik memungkinkan untuk memahami bahwa suatu kosakata dapat memiliki berbagai makna dan interpretasi yang valid, sesuai dengan konteks serta tujuan penafsirannya.

Kontribusi semantik dalam penafsiran tidak hanya menghadirkan wawasan baru, tetapi juga membantu membangun jembatan makna antara teks suci Al-Qur’an dan pemahaman pembacanya dengan lebih cermat dan terstruktur. Melalui analisis terhadap makna kata, hubungan antarkata, dan konteks penggunaannya, pendekatan semantik membantu untuk meresapi kedalaman ajaran Al-Qur’an dengan lebih sistematis dan holistik.

Oleh Bilbina Tahta Mala (Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru