31.8 C
Jakarta

Membaca Kepicikan Kelompok Khilafah Melalui Narasi Solutif yang Didengungkan

Artikel Trending

KhazanahTelaahMembaca Kepicikan Kelompok Khilafah Melalui Narasi Solutif yang Didengungkan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Kelompok khilafah yang dimaksud dalam tulisan ini adalah orang-orang yang dalam relasi sosial keberagamaan dan konteks kenegaraannya selalu mendengungkan ide khilafah sebagai solusi yang amat apik untuk diterapkan. Meski secara keorganisasian sudah mengalami pembubaran pada 2017 silam, pergerakan kelompok ini semakin masif di ruang publik, semakin gencar bernarasi dengan isu global yang berkembang saat ini yakni Israel-Palestina.

Konflik Israel-Palestina disisi lain dimanfaatkan oleh beberapa kelompok, untuk menghidupkan ide khilafah sebagai solusi satu-satunya sebagai jalan keluar dari permasalahan kedua negara tersebut yang sudah bertahun-tahun. Padahal, konflik kedua negara berselisih tersebut dalam sejarah panjangnya, tidak lain adalah konflik politik, ditunggangi oleh berbagai negara kuasa dunia yang terus menerus menjadi pelaku aktif terhadap negara Palestina, dan menyebabkan konflik berkepanjangan selama bertahun-tahun lamanya.

Jika kita melihat Palestina, negara ini tidak hanya terdiri dari masyarakat Muslim saja. Jikalau ide khilafah adalah solusi yang paling tepat dalam penyelesaikan konflik Israel-Palestina, Yasser Arafat seorang tokoh pimpinan organisasi pembebasan Palestina (PLO), tokoh yang pernah menerima penghargaan nobel Perdamaian dengan aksinya luar biasa dan dedikasi tinggi terhadap Palestina, pastinya sudah menyerukan ide tersebut sejak masa silam.

Namun, lagi-lagi Palestina tidak hanya dihuni oleh umat muslim. Yasser Arafat yang merupakan negarawan muslim sejati justru, menyerukan perdamaian dalam internal masyarakat Palestina, ia hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat Yahudi, menghargai perbedaan tanpa membawa agama sebagai baju politik untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok.

Salah satu konteks diatas sangat minim kita baca salah satu inspirasi nasionalisme yang bisa diterapkan di Indonesia. Akhirnya, dimanfaatkanlah oleh beberapa kelompok khilafah dengan terus mendengungkan narasi khilafah sebagai solusi dari konflik yang snagat kompleks tersebut. tidak hanya itu, jika kita baca dari berbagai narasi khilafah yang ada, maka ide yang didengungkan oleh kelompok ini tidak hanya dalam satu konteks permasalahan saja. Mereka memanfaatkannya sebagai solusi bencana yang terjadi di Indonesia, solusi kemakmuran masyarakat, solusi perekonomian, solusi politik, dll.

Agama di Ruang Publik

Ruang publik terisi oleh berbagai kelompok, individu ataupun masyarakat yang berbeda pandangan, pemikiran dan kepentingan. Mereka akan bergabung dengan kelompok yang memiliki kepentingan yang sama, ataupun pandangan yang sama. Bahkan jikalaupun melihat konteks kepentingan, maka kelicikan tercipta dalam relasi sosial yang terjalin di ruang publik.

BACA JUGA  Mengapa Perempuan Terlibat dalam Kelompok Teroris? Pahami Faktor Penyebab Berikut Ini!

Agama menjadi salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam ruang publik. Sehingga keberadaannya menjadi sangat sentral dalam kehidupan. Menurut Habermas, Perkembangannya dalam ruang publik, menjadikan agama sebagai hal yang diperhitungkan dalam demokrasi, dalam di dalam demokrasi suara hati umat Bergama dapat menjadi kekuatan kritis terhadap kekuasaan tiranis dan ketidakadilan sosial.

Maka tidak heran, orang-orang beragama di ruang publik menjadikan agama sebagai baju untuk kepentingan kelompoknya. Kelompok khilafah membawa agama sebagai solusi yang apik ditawarkan kepada publik bahwa khilafah adalah satu-satunya penyelesaian berbagai konflik. Khilafah adalah ide utuh yang dibawa oleh Islam, ini perintah Allah dan setiap umat muslim wajib taat atasNya. Kata mereka (red:kelompok khilafah) dalam narasinya.

Ini membuat masyarakat yang kekurangan literasi agama menjadi berfikir bahwa selama ini ide khilafahlah yang relevan untuk diterapkan. Dalam konteks nasionalisme Palestina, mereka mendengungkan berbagai perjuangan para tokoh muslim yang bersitegang dengan pemerintah karena khilafah bertentangan konsep kenegaraan. Persis sekali dengan perjuangan para kelompok khilafah di Indonesia yang mendapatkan perlakuan tidak baik dengan cara dibubarkan.

Narasi penolakan semacam ini sangat memperoleh keprihatinan oleh umat beragama yang rendah literasi, sedang mencari jati diri, ataupun yang lainnnya. Akhirnya, mereka justru sangat mendukung penegakan khilafah. Eksklusifitas dalam beragama lalu ditunjukkan. Akhirnya segala hal yang tidak ada dalam syariat, tidak termaktub dalam dalam Alquran dan hadis, dihindari untuk diterapkan, khususnya konsep kenegaraan yang tidak Syar’i seperti Indonesia.

Kepicikan kelompok ini terus dilakukan dengan berbagai narasi yang didengungkan, mereka memanfaatkan momentum yang erat hubungannya dengan agama, meskipun masalah tersebut tidak sedikit kaitannya dengan kelompok beragama. Mereka terus ada dalam perjalanan demokrasi Indonesia, kita akan terus berperang melawan mereka sampai kapanpun. Sebab keberadaaannya semakin besar dan semakin berkembang. Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru