30.9 C
Jakarta

Membaca dan Menulis Adalah Kebiasaan Orang-Orang Besar

Artikel Trending

KhazanahMembaca dan Menulis Adalah Kebiasaan Orang-Orang Besar
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Apa persamaan Mark Zuckerberg, Warren Buffett, Elon Musk, Steve Jobs, dan Bill Gates? Mereka adalah para pengusaha besar yang sukses dan memiliki jumlah kekayaan yang berlimpah. Kita sudah tahu soal itu. Namun, satu hal menarik lain yang patut diteladani dari mereka adalah kebiasaan mereka membaca buku. Itulah satu kesamaan mereka yang jarang orang perhatikan: suka baca buku.

Bill Gates, pendiri Microsoft sekaligus salah satu orang terkaya mengatakan, “(Membaca) adalah waktu terbaik untuk menjadi seseorang yang ingin tahu. Masalah saya adalah terjaga hingga larut karena saya membaca dan sedikit lelah di hari berikutnya.”

Membaca buku memang tidak lantas membuat kita kaya raya seperti Gates atau Jobs. Itu kalau kita mengukur kekayaan semata-mata dengan harta benda atau uang. Namun, kalau kita memperluas makna kekayaan, maka membaca merupakan salah satu kiat cepat menggapai kekayaan.

Sudah banyak penelitian soal manfaat membaca. Menurut Healthline.com, membaca buku memberikan sejumlah dampak positif yang tak banyak orang sadari. Di antaranya membaca dapat memperkuat daya otak, menambah rasa empati, memperbanyak perbendaharaan kosakata, mencegah pikun, meredakan stres, mencegah depresi, dan mengatasi masalah tidur.

Hal-hal di atas memang bukan dalam bentuk uang. Tetapi pada banyak kasus, ilmu dan kesehatan (mental maupun fisik) bisa lebih berharga daripada sekadar uang. Uang tetap penting. Namun, menyebut kekayaan semata-mata soal uang adalah anggapan naïf. Pengetahuan yang luas dan kesehatan yang baik juga bagian dari kekayaan. Dan membaca adalah cara mudah menambah jenis kekayaan itu.

Bapak Bangsa Kita Adalah Pembaca Ulung

Rasanya memalukan sewaktu menemukan survei bahwa Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara dengan indeks minat baca paling rendah. Padahal, kalau kita mau menengok sejarah, Indonesia didirikan oleh orang-orang yang punya minat serius terhadap kegiatan membaca. Para Bapak Bangsa kita adalah pembaca ulung.

Dalam biografi Soekarno yang disusun oleh Tim Buku Tempo disebutkan bahwa presiden pertama Indonesia itu memiliki kebiasaan membaca lima buku sekaligus dalam satu waktu. Buku-bukunya berceceran di mana-mana. Istana presiden pada masa beliau tak ubahnya sebuah perpustakaan. Mohammad Hatta atau Bung Hatta lebih menakjubkan lagi. Beliau adalah kutu buku sejati. Saat diasingkan ke Banda Neira, beliau mengikutsertakan enam belas peti buku miliknya. Kalau orang-orang sibuk membawa pakaian dan alat-alat lain, perhatian utama Bung Hatta adalah buku. Bung Hattalah yang bilang, “Aku rela di penjara asalkan bersama buku, sebab dengan buku aku bebas.”

BACA JUGA  Dinamika Penulisan Puisi di Media Siber

Maka lucu sekali ketika ada orang membangga-banggakan para Bapak Bangsa, tapi tidak meneladani kebiasaan mulia mereka. Kalau kita betul-betul bangga kepada para Bapak Bangsa, sudah semestinyalah kita ikuti kebiasaan bagus mereka itu: membaca buku.

Menulis Adalah Kebiasaan Orang-Orang Besar

Selain membaca, menulis juga kebiasaan orang-orang besar. Sebut saja orang-orang besar dan berpengaruh yang pernah ada dalam lintasan sejarah, kita akan temukan bahwa kebanyakan mereka menulis buku.

Agar lebih dekat dan riil, alangkah baiknya kita menelusuri profil para tokoh Indonesia. Soekarno dan Hatta dwitunggal dan proklamator kemerdekaan Indonesia adalah orang yang sama-sama rakus dalam membaca dan menulis. Keduanya menulis berbagai buku yang masih dibaca banyak orang sampai sekarang. Pada 1927, saat usianya masih dua puluhan, Soekarno sudah menulis rangkaian artikel penting berjudul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”. Hatta tidak kalah keren. Ketika meminang Rachmi Rahim, Hatta menjadikan buku Alam Pikiran Yunani buku tulisan Hatta sendiri sebagai maskawinnya. Betul-betul seorang pencinta buku!

Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab kita SBY juga menulis buku. Ia menulis banyak buku, di antaranya berjudul Selalu Ada Pilihan, sebuah buku setebal 824 halaman. Bahkan SBY juga menulis buku puisi. SBY memang salah satu presiden Indonesia yang multitalenta.

Kalau kita mau lihat sejarah lebih luas dan jauh, tokoh-tokoh terkemuka dunia juga rajin menulis. Dari pejuang revolusi berhaluan Marxis Che Guevara hingga tokoh Nazi nan bengis Adolf Hitler, keduanya sama-sama menulis buku. Dari mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama hingga pesepak bola sekaligus pelatih asal Inggris Frank Lampard, mereka juga menulis buku. Ini semakin menegaskan bahwa di samping membaca, menulis adalah salah satu kebiasaan orang-orang besar.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru