26.1 C
Jakarta

Memasuki Hari Kartini, Apa yang Kamu Pelajari?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMemasuki Hari Kartini, Apa yang Kamu Pelajari?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Baru saja kita melewati Hari Kartini tertanggal 21 April. Meski saban tahun hari ini dilewati, tak pernah terlupakan sekali saja masyarakat Indonesia merayakannya. Kenapa hari Kartini begitu berharga di mata banyak orang? Sederhananya, R.A. Kartini sebagai tokoh hari bersejarah ini adalah satu-satunya orang yang sangat memperjuangkan hak-hak perempuan.

Mungkin, bagi sebagian orang, bertanya-tanya: “Mengapa hak-hak perempuan masih perlu diperhatikan? Bukankah perempuan sudah hidup sejahtera persis seperti laki-laki?” Pertanyaan ini dapat dibuktikan dengan peristiwa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak perempuan yang kehilangan hak-haknya. Semisal, hak menjadi istri, hak menjadi ibu, dan hak menjadi wanita karir.

Hilangnya hak-hak perempuan dalam sejarah tercatat sebelum Islam datang. Masyarakat kala itu memandang perempuan sebelah mata. Perempuan direndahkan, sementara yang mulia hanyalah laki-laki. Bahkan, saking tragisnya perempuan harus mengakhiri hidupnya bila suaminya meninggal. Lebih dari itu, perempuan tidak punya hak sepeserpun atas harta yang dimiliki.

Pandangan dan tindakan masyarakat pada zaman patriarki memang menyedihkan. Maka, ketika Islam datang, semua pandangan dan tindakan yang keliru itu ditentang. Islam hadir membela hak-hak perempuan. Sehingga, Islam menegaskan, semua manusia, laki-laki dan perempuan, memiliki posisi yang setara di sisi Tuhan. Hanya kualitas ketakwaan yang dapat membedakannya.

Kualitas ketakwaan merupakan sesuatu yang bersifat rohani, bukan badani. Sesuatu yang rohani ini dimiliki oleh semua manusia, tanpa pandang jenis kelamin. Buktinya, Ratu Balqis, seorang perempuan yang mendapatkan posisi yang mulia di sisi Tuhan karena ia memiliki sifat yang baik, seperti jujur, bijaksana, dan pemberani. Sampai kemudian kehadiran ratu yang hidup di negeri Saba’ ini mencuri perhatian Nabi Sulaiman.

BACA JUGA  Ketika Negara Tidak Mau Ikut Campur Soal Agama

Ketika Islam datang, bukan lantas perempuan sudah merdeka secara total. Masih banyak perempuan di era mutakhir yang harus menerima perlakuan yang kurang adil, karena efek budaya patriarki yang masih terasa, meski tidak seberapa. Perempuan kini banyak yang menjadi korban perbudakan laki-laki. Perempuan tidak diberi ruang untuk bergerak sebebas laki-laki.

Maka dari itu, kehadiran Kartini yang betul-betul membela hak-hak perempuan menjadi sesuatu yang sangat perlu diperhatikan. Sehingga, perlu jasa Kartini dirayakan setiap tahun dengan harapan hadir Kartini-kartini generasi berikutnya. Indonesia akan sejahtera jika hak-hak perempuan terpenuhi. Karena, membela hak-hak perempuan termasuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.

Sebagai penutup, perayaan Hari Kartini memang sudah berlalu. Meski begitu, perjuangan Kartini tidak pernah lekang dari panas dan tak lapuk dari hujan. Lanjutkan perjuangan ini sampai kapanpun. Karena, perjuangan Kartini sesuai dengan ajaran Islam. Masihkah kita mengabaikan Hari Kartini?[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru