27.5 C
Jakarta

Memaknai Corona dengan Surat al-Isra’ Ayat 80-83 di Moment Isra’ Mi’raj

Artikel Trending

Asas-asas IslamAl-Qur’anMemaknai Corona dengan Surat al-Isra' Ayat 80-83 di Moment Isra' Mi'raj
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Di acara “Haul Masayikh Tanjung dan Ngopi Bareng” tepatnya sehari setelah malam Isra’ Mikraj, beliau K. Muhammad Al-Fayyad mengajak kita untuk merenungkan Al-Qur’an Surat al-Isra’ yang kebetulan moment-nya sangat pas dengan kondisi saat ini.

Ayat 80:

وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

Doa yang perlu kita amalkan khususnya ketika hendak keluar dan masuk ke suatu tempat, mengingat wabah virus ini.

Ayat 81:

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Jadi jika corona itu al-haq maka dia datang dengan suatu kebenaran dari Allah Swt dan akan menghancurkan kebatilan. Entah itu apa, mungkin kedzaliman, sifat konsumtif dan budaya budaya lain yang tidak baik. Tapi kalau corona itu adalah al-bathil percayalah maka dia akan hilang, hancur dan lenyap dengan sendirinya. Maka dari itu Al Habib Abdullah bin Muhammad Baharun memberikan ijazah mengahadapi wabah ini dengan kalimat:

وبالحق أنزلناه وبالحق نزل

Al-Isra ayat 83:

وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا

Inilah sifat manusia, Apabila mereka diberikan kesenangan , niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri dengan sombong, tetapi ketika ditimpa kesusahan niscaya dia putus asa. Sifat inilah yang harus kita jauhi dan kita renungkan.

Kalau (keadaan) kita lagi enak, lagi sehat, lagi santai, lagi normal kita lupa kepada Allah SWT. Ketika kita susah kita putus asa, itu juga lupa kepada Allah SWT. Jadi janganlah kita fokus kepada penyakitnya. Sekali lagi, ingatlah kalau dia itu al haq dia pasti al haq, tapi kalau dia al bathil maka akan hancur, hilang dan lenyap dengan sendirinya. Allah menurunkan sesuatu ini untuk suatu tujuan yakni demi memberantas kebathilan yang lain.

BACA JUGA  Saat Ramadhan, Ini Waktu Utama untuk Membaca Al-Qur'an

Maka sikap kita hanyalah berprasangka baik pada Allah, apapun tujuan Allah itu dengan Iradahnya dengan semua yang terjadi sekarang ini tentu semua ada ‘miqdar’-nya dan tidak mungkin melebihi ‘miqdar’-nya. Dan tidak mungkin Allah akan menghancurkan suatu kaum selagi mereka beriman, beristighfar dan membaca sholawat kepada Hadratun Nabi Sallahu Alaihi wa Sallam.

Terkait gerakan “ayo dirumah saja”, sebagai santri seharusnya juga membuat gerakan “ayo di pondok saja”. Baik dirumah atau di pondok dalam diamnya itu sebaiknya diisi dengan hal hal yang berkualitas yakni dengan memperbanyak dzikir, sholawat, dll semisal gerakan 1 juta sholawat tiap rumah. Ini perlu kita galakkan.

“Mengabdi adalah ibadah tanpa batas kepada agama, kepada kemanusiaan, kepada kemaslahatan orang banyak (umat). Jiwa mengabdi melunturkan sifat sombong (takabur), sifat pelit (bakhil), dan sifat pamrih (riya’). Jika jiwa-jiwa seperti ini menghiasi bumi Indonesia, betapa indah dan makmurnya negeri ini”.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru