26.1 C
Jakarta

Maulid Nabi dan Kecintaan Kita Terhadap Rasulullah

Artikel Trending

Asas-asas IslamSirah NabawiyahMaulid Nabi dan Kecintaan Kita Terhadap Rasulullah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Memasuki bulan Rabiul Awal, bulan di mana Rasulullah dilahirkan, gema kumandang perayaan Maulid Nabi semakin bergelora. Hampir semua instansi pemerintah dan swasta di Indonesia merayakan hari lahirnya Rasulullah dengan mengadakan Maulid Nabi. Di kampung-kampung Jawa sendiri ketika memasuki bulan Rabiul Awal, sudah menjadi tradisi untuk membaca kitab biografi perjalanan Rasulullah seperti Barjanji, Diba, Simtudluror dll.

Pembacaan kitab biografi Rasulullah ini ada yang dilakukan dari tanggal satu sampai dua belas, yaitu tepat hari lahirnya Rasulullah. Dan ada yang dilakukan satu bulan penuh selama bulan Rabiul Awal.

Aliran-aliran dalam Islam yang awalnya menolak dan membid’ahkan perayaan hari lahir Nabi Muhammad. Karena dinilai hal ini tidak ada di masa Rasulullah pun akhirnya juga mengadakan perayaan Maulid Nabi. Walhasil, pada akhirnya semua umat Islam akan merayakan Maulid Nabi ini.

Tradisi Perayaan Maulid Nabi

Gema gelora perayaan Maulid Nabi ini menjadi salah satu indikator kecintaan kita sebagai umat Islam kepada Nabi Muhammad. Nabi yang telah membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya keislaman.

Perlu diketahui bahwa perayaan Maulid Nabi ini telah menjadi tradisi masyarakat Islam Indonesia. Bahkan, tradisi perayaan Maulid Nabi melalui pembacaan kitab biografi Nabi tidak hanya dilakukan selama bulan Rabiul Awal saja, melainkan hampir setiap waktu sepanjang tahun.

BACA JUGA  Ini 8 Pesan Penting Khutbah Ramadhan Rasulullah

Bahkan sudah menjadi tradisi juga setiap ada kelahiran seseorang, ketika akan diberi nama, juga diadakan pembacaan kitab biografi Nabi. Hal ini tentu dengan tujuan semoga dengan dibacakan kitab biografi Nabi, sang bayi kelak bisa meneladani dan meneruskan perjuangan Nabi dalam berdakwah.

Ini semua menandakan bahwa kecintaan kita, khususnya masyarakat Indonesia dan umat Islam pada umumnya begitu tinggi. Masyarakat berharap dengan kecintaan terhadap Nabi melalui perayaan Maulid Nabi ini, kelak mereka akan dikumpulkan bersama Rasulullah.

Hal ini didasarkan sebuah sabda Nabi bahwa seseorang akan dikumpulkan bersama yang dicintainya. Rasulullah bersabda

عن إبن مسعود رضي الله عنه قال جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ تَقُولُ فِي رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمْ يَلْحَقْ بِهِمْ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud ia berkata: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah lalu berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Rasul mengenai seorang yang mencintai sesuatu kaum, tetapi tidak pernah menemui kaum itu?” Rasulullah bersabda: “Seorang itu beserta orang yang dicintainya. [HR. Bukhori-Muslim].

 

 

 

 

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru