28.2 C
Jakarta

Matinya Dua Teroris di Poso dan Gagal Paham Istilah Pejuang dan Pejuang Terorisme

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMatinya Dua Teroris di Poso dan Gagal Paham Istilah Pejuang dan Pejuang...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Matinya dua teroris di Poso yaitu Ali alias Darwin Gobel dan Muis Fahron alias Abdullah membuat banyak masyarkat gagal paham dalam memahami istilah pejuang dan pejuang terorisme. Pasalnya dua teroris yang berasal dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) disalah pahami sebagai pejuang. Padahal nyata-nyata mereka berdua itu teroris yang meresahkan masyarakat.

Dua pelaku ini jelas-jelas melakukan penyerangan terhadap polisi yang tengah berjaga di depan Bank Mandiri Syariah dengan menembaknya. Tak hanya itu dalam melakukan aksinya,  dua teroris ini melengkapi tubuhnya dengan memasang bom yang mudah meledak. Perlu diketahui kedua teroris ini juga sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Namun demikian kematian dua terorisme ini harus segera dinarasikan dengan benar karena sebagain pihak yang tak bertanggung jawab membuat propaganda di masyarakat bahwa mereka adalah pejuang. Padahal dengan jelas mereka memang pejuang, pejuang terorisme.

Beda Pejuang dan Pejuang Terorisme Dalam Memahami Matinya Dua Terorisme

Tak sedikit masyarakat yang termakan propaganda kelompok teroris ini dan mengganggap dua teroris yang mati tersebut sebagai pejuang. Padahal sebagaimana diketahui bahwasanya yang dinamakan pejuang adalah orang yang berjuang untuk kemajuan dan kesejahteraan negara dan masyarakat. Mereka yang dianggap pejuang adalah mereka yang berani mengorbankan kepentingan dirinya untuk kepentingan orang banyak. Lantas apakah dianggap pejuang orang yang membuat keresahan dimasyarakat..?. Apakah dianggap pejuang orang yang membawa bom kemana-mana untuk meneror masyarakat…?

Iya memang boleh kita menganggap kedua orang tersebut sebagai pejuang, namun bukan pejuang kemanusiaan atau pejuang kemajuan melainkan pejuang terorisme. Pcara pejuang terorisme ini mau tidak mau harus segera diberantas habis sampai keakar-akarnya. Karena selain meresahkan masyarakat, pejuang terosirme tidak berperi kemanusiaan, membunuh banyak manusia yang tak berdosa. Selain itu, niat busuk terorisme ini  ingin mengganti pemerintah yang sah dengan khilafah. Mereka mengganggap bahwa pemerintah sekarang adalah kafir dan thogut sehingga pantas dibunuh dan diperangi.

BACA JUGA  Lebaran Ketupat dan Makna Filosofis yang Dapat Kita Petik

Coba dipikirkan, apakah layak mereka itu disebut sebagai pejuang..?. Oh tidak, mereka bukanlah pejuang tapi mereka adalah teroris.

ISIS dan HTI Memainkan Isu Dengan Matinya Dua Teroris Poso.

Lagi-lagi organisasi radikal dan terlarang di Republik Indonesia seperti HTI dan ISIS memainkan isu dan mengambil kesempatan untuk berkampanye ditengah matinya dua teroris ini. Kelompok radikal dan terlarang ini berani mengkibarkan bendera ISIS ditengah pemakanam kedua teroris tersebut. Selain itu, mereka mengkampayekan bahwa kedua jenazah teroris itu disambut masyarakat dengan teriakan pejuang. Masyarakat tidak mengganggap dua teroris itu sebagai teroris melainkan sebagai pejuang.

Sekali lagi dikatakan dan diperjelas bahwa seseorang yang tujuan berjuangnya untuk membuat keresahan masyarakat dan menciptakan kegaduhan di NKRI bukanlah pejuang, melainkan teroris.

Memang kedua orang terebut sebagi teroris, karena mempunyai tujuan busuk, namun mereka juga seorang manusia. Oleh karenanya jenazah mereka berdua sebagai manusia harus tetap dihormati yaitu dengan dimakamkan seperti biasa. Kita tolak perbuatan terorisme mereka, namun kita hormati mereka sebagi manusia.

Walhasil, kita sebagai warga negara perlu bahu membahu untuk melawan dan menolak terorisme. Terorisme adalah perbuatan busuk yang menyengsarakan masyarakat. Dan kita juga perlunya memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai istilah pejuang dan pejuang terorisme. Sehinga masyarakat tidak gagal paham mengenai istilah pejuang dan pejuang terorisme. Dan masyarakat juga tidak termakan propaganda terorisme dan HTI yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

*Mari berdonasi untuk kegiatan kontra radikalisme dan penguatan pilar kebangsaan. Untuk berdonasi silahkan klik gambar

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru