25.3 C
Jakarta

Mati Meninggalkan Hutang, Bagaimana Pelunasan Hutangnya Dalam Islam?

Artikel Trending

Asas-asas IslamSyariahMati Meninggalkan Hutang, Bagaimana Pelunasan Hutangnya Dalam Islam?
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Salah satu hal yang biasa terjadi didalam masyarakat adalah masalah hutang-piutang. Masalah hutang piutang ini merupakan permasalahan di dunia yang harus diselesaikan, dan tidak cukup di dunia, ketika meninggal, orang yang berhutang juga akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Dan berikut status orang yang mati meninggalkan hutang dalam pandangan Islam?

Dalam Islam hutang itu wajib dibayar, apapun kondisinya, namun apabila meninggal dan masih meninggalkan hutang maka ada beberapa pandangan mengenai status hutangnya. Syaikh Wahbah Zuhaili berpendapat bahwa apabila keluarga orang yang meninggal mempunyai harta maka disegerakan untuk melunasinya. Adapun pendapat lengkap Syaikh Wahbah Zuhaili sebagai berikut

وأما الإسراع بقضاء الدين: فلتخفيف المسؤولية عن الميت، قال ﷺ: «نفس المؤمن معلّقة بدينه، حتى يقضى عنه»  هذا إذا كان له مال يقضى منه دينه. وأما من لا مال له، ومات عازمًا على القضاء، فقد ورد في الأحاديث ما يدل على أن الله تعالى يقضي عنه، مثل حديث أبي أمامة: «من دان بدين، في نفسه وفاؤه، ومات، تجاوز الله عنه، وأرضى غريمه بما شاء، ومن دان بدين وليس في نفسه وفاؤه، ومات، اقتص الله لغريمه منه يوم القيامة»  

BACA JUGA  Ini Waktu Utama Membayar Zakat Fitrah

Artinya: “Adapun menyegerakan membayar hutang mayit itu untuk meringankan tanggung jawab mayit. Rasulullah bersabda: “Ruhnya orang mukmin digantungkan sebab hutangnya, sampai hutangnya itu dilunaskan.” Hal ini bila mayit mempunyai harta untuk melunasi utangnya. Adapun orang yang tidak memiliki harta kemudian mati, tapi punya keinginan kuat untuk membayar. Maka telah disebutkan dalam beberapa hadits yang menunjukkan bahwa Allah yang melunasi hutangnya. Semisal hadits riwayat Abi Umamah. “Barangsiapa berhutang dan berniat untuk melunasinya, maka Allah akan mengampuninya dan meridhainya dengan apa yang Allah kehendaki. Barangsiapa berhutang dan tidak berniat melunasinya kemudian mati maka Allah akan menghukum di hari kiamat.” (Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami Wa Adilatuh, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz II, halaman 1482).

Dari keterangan ini menjadi jelas orang mati yang meninggalkan hutang maka status hutangnya masih menjadi tanggungannya. Dan akan lunas, setelah keluarganya membayarnya, atau Allah yang membayarnya karena orang tersebut tidak punya harta saat hidup dan mempunyai niat untuk membayarnya. Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru