28.9 C
Jakarta

Mantan Ketua HTI Sebut Indonesia Tidak Butuh Khilafah

Artikel Trending

AkhbarDaerahMantan Ketua HTI Sebut Indonesia Tidak Butuh Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bandung Barat – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 22 Oktober 2020, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Cipongkor bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Negalsari menyelenggarakan kegiatan bertajuk: “Meneguhkan Peran Santri dalam Bela Negara, Menjaga Pancasila dan NKRI”.

Dalam kegiatan itu, hadir sebagai pembicara adalah Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Bandung dan juga Mantan Ketua DPD HTI Bangka Belitung, Ayik Heriansyah. Menurut Ayik, Indonesia tidak lagi membutuhkan pembaruan sistem, karena sistem di Indonesia sudah sangat sesuai dengan ajaran Islam.

“Indonesia sudah menerapkan sistem Islam dan sudah tidak butuh khilafah. Karena sistem negara Indonesia sudah sesuai dengan ajaran Islam,” ujar Ayik Heriansyah, Kamis (22/10/2020) kemarin.

Ayik juga menyampaikan bahwa sejak maraknya media sosisal di era modern, kebenaran sudah buram. Banyak para ustadz yang justru menyebarkan dakwah yang tidak mencerahkan. Padahal, menurutnya, Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Islam.

“Indonesia ini sebagai darul Islam. Bukan darul kufur…  secara faktual, Indonesia adalah darus salam. Karena penduduknya mayoritas Islam dan pemeinpinnya sudah mayoritas islam,” tuturnya.

Mantan petinggi organisasi yang sudah dilarang di Indonesia, HTI, ini juga memaparkan bahwa ada beberapa orang, khususnya kelompok radikal yang mengorek-ngorek lagi paham kebangsaan kita. Menurut Ayik, mereka itu pasti ujung-ujungnya untuk menjadi penguasa. Bukan semata untuk menyebarkan ajaran Islam.

BACA JUGA  KST Papua Kembali Menyasar Tembak Dua Warga Sipil

“Khilafah atau imamah sudah kita tegakkan, yaitu dalam bentuk sistem demokrasi yang memilih peminpin. HTI, ISIS, al-Qaeda yang selalu ramai mengkampanyekan Khilafah sebenarnya tujuan akhirnya adalah untuk mendirikan negara islam versi mereka. Padahal kita sudak menerapkan ajaran Islam dalam bentuk negara kita,” paparnya.

Lebih lanjut, menurut Ayik, adalah sebuah kebohongan atau hoaks besar jika ada orang yang hendak menegakkan khilafah. Sebab, lanjuntya, isu khilafah hanya untuk mengelabuhi umat muslim untuk menjadikan pemimpin mereka sebagai peminpin.

Bahkan, ketika Imam Mahdi pun datang, khilafah mahdiyah tegakknya di Arab bukan di Indonesia. Berarti kelompok radikal yang hendak mendirikan negara islam di Indonesia tidak ada dalilnya.

“Kalau khilfah nahdliyah sudah berdiri, maka indonesia dengan negara khilafah yang beru bangkit itu adalah hubungan kenegaraan. Sebagaimana mestinya. Kita tidak perlu merasa bersalah dengan sisitem negara kita. Kita sama sekali tidak bertentangan ajaran agama Islam, baik yang berada di al-qur’an dan Hadis,”

Apa yang dilakukan orang-orang yang ingin menegakkan khilafah, menurut Ayik, sebenarnya tidak ada dasarnya dalam sejarah. Sebab, pada kenyataannya, Rasulullah bukan hanya menjadi pemimpin agama (Islam), akan tetapi Rasulullah juga merupakan peminpin Negara yaitu negara Madinah.

“Rasulallah tidak pernah mendirikan khilafah, yang mendirikan khilafah adalah para sahabat setelah sepeninggal Rasulaulah,” pungkas Ayik Heriansyah.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru