26.6 C
Jakarta

Mampukah Lawan Radikalisme dengan Kontra Narasi?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMampukah Lawan Radikalisme dengan Kontra Narasi?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Paham radikal atau radikalisme masih banyak dijumpai di beberapa wilayah di Indonesia. Peristiwa pengeboman di Gereja Katedral Makassar dan penembakan di Mabes Polri Jakarta Selatan beberapa hari yang lalu cukup kuat dijadikan bukti bahwa paham radikal masih eksis.

Hidup dan bertumbuhnya paham radikal tentu tidak dapat dipandang sepele. Paham ini kehadirannya sangat membahayakan eksistensi Negara Indonesia. Indonesia akan goyah, bahkan runtuh karena diterjang paham menyesatkan ini.

Satu-satunya cara yang paling mudah dan efektif untuk mencegah paham radikal adalah melakukan kontra narasi di media sosial. Kenapa harus di media sosial? Media sosial menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi oleh warganet atau netizen. Karena itu, di media sosial juga paling banyak dan lebih mudah seseorang terpapar paham radikal.

Melakukan kontra narasi tidak harus menyalahkan seseorang yang terpengaruh paham radikal. Salah satu yang paling baik adalah menyebarkan pesan-pesan dan narasi yang mendamaikan, bukan memprovokasi. Pesan yang mendamaikan ini akan sangat membantu menyadarkan seseorang bahwa agama itu mencinta perdamaian dan kesejukan.

Pesan perdamaian penting disebarkan secara masif di media sosial. Agar narasi ekstremis dapat dipatahkan dengan pesan perdamaian itu. Perdamaian begitu penting ditanamkan dalam benak seseorang, karena ia merupakan inti beragama. Islam, dari saking cinta damai, menamakan dirinya dengan “Islam” yang artinya “damai sejahtera“. Jadi, siapapun yang mengaku dirinya muslim (orang yang mengikuti agama Islam), tetapi tidak mendamaikan sikap dan ucapannya, perlu ditolak.

BACA JUGA  Kenapa Kita Harus Pilih Anies Sebagai Presiden di Indonesia?

Perdamaian ini memiliki efek yang positif dalam menjaga persatuan di tengah masyarakat majemuk. Bukankah di Indonesia hidup masyarakat yang menganut agama yang berbeda-beda? Maka, perbedaan ini adalah sesuatu yang harus dijaga. Jangan sampai perbedaan itu hilang karena diterjang paham radikal. Hilangnya perbedaan akan meniadakan citra Indonesia yang majemuk. Indonesia tanpa perbedaan akan menjadi Negara Islam (Daulah Islamiyah) berbasis khilafah yang tentunya sangat membahayakan terhadap orang non-muslim.

Kontra narasi diharapkan tidak kalah dibandingkan narasi ekstremis. Bulatkan tekad untuk memerangi paham radikal sampai ke akar-akarnya. Karena, tanpa tekad yang bulat kontra narasi yang dilakukan tidak akan berjalan maksimal. Pembulatan tekad ini tentu memerlukan dukungan dari pemerintah dan seluruh masyarakat. Sehingga, di tengah melakukan kontra narasi tidak ada celah paham radikal yang masuk untuk mempengaruhi.

Kehadiran media Harakatuna.com merupakan bukti dari sekian media dalam melakukan kontra narasi. Media ini secara tidak langsung membantu menjaga eksistensi negara dari serangan paham radikal. Maka dari itu, ramaikan media sosial dengan pesan-pesan perdamaian agar efek positif ini terus menyadarkan yang belum sadar.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru