30.9 C
Jakarta

Maklumat KH Hasyim Asy’ari Tentang Pentingnya Menjaga Persatuan

Artikel Trending

Asas-asas IslamAkhlakMaklumat KH Hasyim Asy’ari Tentang Pentingnya Menjaga Persatuan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sekarang ini terasa sekali banyak pihak-pihak yang menginginkan perpecahan bangsa Indonesia. Di mulai dari Benny Wenda yang tanggal 1 Desember memproklamirkan kemerdekaan Papua, Kelompok Mujahidin Indonesia Timur [MIT] pimpinan Ali Kalora yang telah membunuh satu keluarga di Sigi dan menyerukan terorisme. Dan ditambah lagi kencangnya kelompok radikal dalam mengoyak persatuan bangsa. Di tengah kondisi yang semakin mengarah pada perpecahan, alangkah lebih baiknya untuk menyimak kembali maklumat KH Hasyim Asy’ari tentang pentingnya menjaga persatuan.

KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh pendiri organisasi terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama [NU]. Beliau merupakan tokoh yang tidak diragukan lagi rasa nasionalismenya. Terbukti dengan keluarnya fatwa Resolusi Jihad ketika pasukan sekutu datang ke Surabaya. Dengan Resolusi Jihad tersebut akhirnya para rakyat gigih berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru seumur jagung.

Usaha untuk mempertahankan kemerdekaan di era sekarang adalah berjuang untuk menjaga persatuan bangsa dari perpecahan. Serta menghindarkan perang saudara yang merugikan. Oleh karenanya, untuk menjaga persatuan bangsa dan mempertahankan kemerdekaan dari perpecahan perlu di gencarkan kembali pentingnya Maklumat KH Hasyim Asy’ari untuk disebar luaskan kepada masyarakat.

Maklumat KH Hasyim Asy’ari Tentang Pentingnya Persatuan

Dalam Muqodimah Qonun Asasi, KH Hasyim Asy’ari menuliskan maklumatnya tentang pentingnya menjaga persatuan dan menghindari perpecahan. Beliau Menuliskan maklumat tentang pentingnya menjaga persatuan sebagai berikut

وَمِنَ الْمَعْلـُوْمِ اَنَّ النَّاسَ لاَبُدَّ لَهُمْ مِنَ اْلاِجْتِمَاعِ وَالْمُخَالَطَةِ ِلأَنَّ الْفَرْدَ الْوَاحِدَ لاَيُمْكِنُ اَنْ يَسْتَقِلَّ بِجَمِيْعِ حَاجَاتِهِ، فَهُوَ مُضْظَرٌّ بِحُكْمِ الضَّرُوْرَةِ اِلَى اْلاِجْتِمَاعِ الَّذِيْ يَجْلِبُ اِلَى اُمَّتِهِ الْخَيْرَ وَيَدْفَعُ عَنْهَا الشَّرَّ وَالضَّيْرَ. فَاْلإِتِّحَادُ وَارْتِبَاطُ الْقُلُوْبِ بِبَعْضِهَا وَتَضَافُرُهَا عَلَى اَمْرٍ وَاحِدٍ وَاجْتِمَاعُهَا عَلَى كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ مِنْ أَهَمِّ اَسْبَابِ السَعَادَةِ وَاَقْوَى دَوَاعِى الْمَحَبَّةِ وَاْلمَوَدَّةِ. وَكَمْ ِبهِ عُمِّرَتِ البِلاَدُ وَسَادَتِ الْعِبَادُ وَانْتَشَرَ الْعِمْرَانُ وَتَقَدَّمَتِ اْلاَوْطَانُ وَاُسِّسَتِ الْمَمَالِكُ وسُهِّلَتِ المسَاَلِكُ وَكَثُرَ التَّوَاصُلُ اِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِنْ فَوَائِدِ اْلاِتِّحَادِ الَّذِيْ هُوَ اَعْظَمُ الْفَضَائِلِ وَأَمْتَنُ اْلاَسْبَابِ وَالْوَسَائِلِ

BACA JUGA  Ini Amalan Yang Membuat Rasulullah Bangga

Artinya: “Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk yang harus hidup bemasyarakat (komunal) dan berinteraksi dengan yang lain. Karena seseorang tidak akan mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Suatu keharusan baginya untuk bermasyarakat, berkumpul yang membawa manfaat bagi umatnya dan menolak kemudaratan serta ancaman darinya. Sebab itu, persatuan, ikatan batin, saling bantu dalam suatu masalah dan kesepakatan bersama merupakan penyebab kebahagiaan dan faktor penting dalam menciptakan persaudaraan dan kasih sayang. Sungguh banyak negara-negara yang menjadi makmur, rakyat banyak yang menjadi pemimpin hebat, pembangunan merata, negeri-negeri menjadi maju, kedaulatan pemerintah ditegakkan, jalan-jalan menjadi mudah, perhubungan menjadi ramai dan masih banyak lagi manfaat dari persatuan yang merupakan keutamaan yang agung serta menjadi sarana yang paling ampuh. (Lihat: Muhammad Hasyim Asy’ari, Muqaddimah Qanun Asasi Jam’iyyah Nahdlatul Ulama pada At-Tibyan [Jombang: Maktabah at-Turats al-Islami, t.t.) hal. 22)

Maklumat KH Hasyim Asy’ari Tentang Bahaya Perpecahan

Penting juga untuk mengingat Maklumat KH Hasyim Asy’ari tentang bahaya perpecahan. Beliau menuliskan

فاَلتَّفَرُّقُ سَبَبُ الضُّعْفِ وَالخْذْلاَنِ وَالْفَشْلِ فِيْ جمَيْعِ اْلأَزْمَانِ. بَلْ هُوَ مَجْلَبَةُ الْفَسَادِ وَمَطِيَّةُ الْكَسَادِ وَدَاعِيَةُ الْخَرَابِ وَالدِّمَارِ وَدَاهِيَةُ اْلعَارِ وَالشَّتَّارِ. فَكَمْ مِنْ عَائِلاَتٍ كَبِيْرَةٍ كَانَتْ فِيْ رَغَدٍ مِنَ اْلعَيْشِ وَبُيُوْتٍ كَثِيْرَةٍ كَانَتْ آهِلَةً بِأَهْلِهَا حَتّى اِذَا دَبَّتْ فِيْهِمْ عَقَارِبُ التَّنَازُعِ وَسَرَى سُمُّهَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ، وَأَخَذَ مِنْهُمُ الشَّيْطَانُ مَأخَذَهُ تَفَرَّقُوْا شَذَرَمَذَرَ فَأَصْبَحَتْ بُيُوْتُهُمْ خَاوِيَةً عَلَى عُرُوْشِهَا.

Artinya: “Perpecahan adalah penyebab kelemahan, kekalahan dan kegagalan di sepanjang zaman. Bahkan pangkal kehancuran dan kemacetan, sumber keruntuhan dan kebinasaan, dan penyebab kehinaan dan kenistaan. Betapa banyak keluarga-keluarga besar semula hidup dalam keadaan makmur, rumah-rumah penuh dengan penghuni, sampai suatu ketika kalajengking perpecahan menghampiri mereka. Bisanya menjalar meracuni hati mereka dan setan pun melakukan perannya, mereka porak poranda. Dan rumah-rumah mereka runtuh berantakan.” (Lihat: Asy’ari, Muqaddimah, hal. 23)

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru