32.9 C
Jakarta

Makan Sambil Bicara Adalah Sunah Nabi, Ini Penjelasannya

Artikel Trending

Asas-asas IslamSirah NabawiyahMakan Sambil Bicara Adalah Sunah Nabi, Ini Penjelasannya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sering kali dalam acara jamuan makan, orang-orang asyik membicarakan sesuatu ketika sedang makan. Memang rasanya makan sambil bincang-bincang adalah hal yang seru dan gayeng. Dan juga berbincang-bincang dengan orang sambil makan memang hal yang mengasikan dan lebih bisa mencairkan suasana. Dan ternyata makan sambil bicara adalah sunah Nabi yang dianjurkan untuk diikuti.

Penjelasan makan sambil bicara adalah sunah nabi di istimbat atau disimpulkan dari hadis Nabi Muhammad.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – سَأَلَ أَهْلَهُ الأُدُمَ فَقَالُوا مَا عِنْدَنَا إِلاَّ خَلٌّ. فَدَعَا بِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ بِهِ وَيَقُولُ « نِعْمَ الأُدُمُ الْخَلُّ نِعْمَ الأُدُمُ الْخَلُّ »

Artinya: “Diriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdillah bahwa Nabi Muhammad SAW meminta pada keluarganya lauk-pauk, lalu keluarga beliau menjawab: ‘Kami tidak memiliki apa pun kecuali cuka’. Nabi pun tetap meminta cuka dan beliau pun makan dengan (campuran) cuka, lalu beliau bersabda: ‘Lauk yang paling baik adalah cuka, lauk yang paling baik adalah cuka’.” (HR.  Muslim)

Imam Nawawi ketika mensyarah atau menjelaskan hadis tersebut berkata bahwa hadis tersebut menunjukkan kesunahan makan sambil bicara dengan tujuan untuk menggembirakan orang yang memberi makan.

وفيه استحباب الحديث على الأكل تأنيسا للآكلين

Artinya: “Dalam hadis tersebut tersirat pemahaman tentang kesunahan berbicara atas makanan untuk menggembirakan orang-orang yang makan.” (Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarh An-Nawawi ala al-Muslim, juz 7, hal. 14)

Hadis di atas menunjukkan bahwa saat sedang makan Rasulullah berbicara untuk menggembirakan keluarganya yang telah menyiapkan makanan walaupun hanya cuka.

Etika Makan Sambil Bicara Yang Perlu Diketahui

Namun demikian ada hal yang perlu diketahui bahwa berbincang-bincang ketika makan hanya diperuntukkan untuk pembicaraan yang baik-baik, seperti bagaimana orang saleh ketika makan dan lain sebagainya. Hal ini seperti yang diungkapkan Imam Nawawi

BACA JUGA  Ini 8 Pesan Penting Khutbah Ramadhan Rasulullah

ـ (باب استحباب الكلام على الطعام) فيه حديث جابر الذي قدمناه في “باب مدح الطعام” . قال الإمام أبو حامد الغزالي في “الإحياء” من آداب الطعام أن يتحدثوا في حال أكله بالمعروف ، ويتحدثوا بحكايات الصالحين في الأطعمة وغيرها

Artinya: “Bab kesunahan berbicara atas makanan. Dalam menjelaskan bab ini terdapat hadis Sahabat Jabir yang telah disebutkan di awal dalam bab ‘Memuji makanan’. Imam Abu Hamid Al-Ghazali berkata: ‘Sebagian adab makan adalah berbicara pada saat makan dengan pembicaraan yang baik dan bercerita tentang kisah orang-orang saleh dalam hal (menyikapi) makanan dan hal-hal lainnya.” (Syekh Syaraf bin Yahya An-Nawawi, Al-Adzkar an-Nawawiyah, juz 2, hal. 1)

Dan juga yang penting untuk diperhatikan saat makan sambil bicara adalah jangan sampai berbicara ketika sedang mengunyah makanan. Karena tentunya hal ini tidak etis, dan juga bisa membuat makanan terjatuh apabila makan sambil bicara. Tentunya kesunahan makan sambil bicara ini ketika jeda antara makanan satu ke makanan lain saat mulut tidak terisi makanan. Hal ini seperti yang disampaikan Imam Zabidi

ـ (ويتحدثون بحكايات الصالحين في الأطعمة وغيرها) ليعتبروا بذلك ولكن لا يتكلم وهو يمضغ اللقمة فربّما يبدو منها شيء فيقذر الطعام

Artinya: “Bercerita tentang kisah orang-orang saleh dalam hal (menyikapi) makanan dan hal-hal lainnya supaya orang-orang dapat mengambil teladan atas kisah tersebut. Akan tetapi (hendaknya) seseorang tidak berbicara saat ia mengunyah makanan. Terkadang jatuh dari (mulutnya) sedikit makanan dan mengotori makanan yang dimakan”. (Muhammad bin Muhammad al-Husaini Az-Zabidi, Ittihaf as-Sadat al-Muttaqin, juz 5, hal. 229)

Walhasil membincangkan sesuatu disertai dengan jamuan makan memang bisa mencairkan situasi dan mengakrabkan kekeluargaan. Oleh karenanya ikutilah sunah Rasul karena itu sebaik-baiknya petunjuk. Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru