26.3 C
Jakarta
Array

Literasi Bukan Sekedar Baca Tulis

Artikel Trending

Literasi Bukan Sekedar Baca Tulis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Literasi sering diwujudkan dengan membaca, juga menulis. Di beberapa daerah, gerakan literasi banyak diwujudkan dengan lapak buku atau perpustakaan keliling, sebagian kelompok kecil membuat pelatihan menulis. Hal itu baik, meski literasi tidak sesederhana itu.

Di beberapa sekolah, mulai digalakkan waktu membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran. Membaca buku apa saja. Kegiatan ini dalam rangka menguatkan literasi di kalangan siswa. Padahal, proses pendidikan yang dijalankan di sekolah, adalah bagian dari literasi. Tidak perlu membuat program baru yang justru tambah menyederhanakan makna literasi itu sendiri.

Sebab nyatanya, orang sering lupa apa yang dibaca. Apalagi membaca sesuatu yang tidak ia harapkan, karena sebuah kewajiban. Seberapa efektifkah program seperti itu untuk menguatkan literasi siswa? Atau masyarakat secara umum?

Istilah literasi banyak digunakan pada pelbagai bidang. Dalam bidang keuangan ada istilah literasi finansial. Intinya memberikan pemahaman bagaimana mengelola uang, berinvestasi, menabung, asuransi, dan sejenisnya.

Ada istilah literasi bisnis, yang memberikan wawasan seputar macam-macam bisnis, membaca pasar, mengemas produk sekaligus memasarkannya, hingga manajemen pengelolaannya agar bisnis bisa lebih maju.

Ada juga istilah literasi sejarah. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana sejarah terbentuk dan kaitannya dengan kehidupan saat ini, bagaimana kronologinya, siapa saja yang terlibat, dan apa hikmah yang bisa dipetik dari sejarah itu.

Belakangan, kita juga mengenal istilah literasi media. Ini menjadi pembahasan luas karena makin banyaknya orang menjadi korban berita palsu atau hoax. Bagaimana menganalisis informasi yang benar, bagaimana agar tahu sebuah informasi itu palsu atau hoax. Ini menjadi penting sebab hoax ternyata membawa dampak serius ; disintegrasi bangsa dan kemelut sosial.

Artinya, literasi adalah proses mengetahui dan memahami sesuatu hal. Seseorang yang memiliki literasi yang baik, akan selalu mencoba mencari tahu, menganalisis, hingga ia yakin kebenarannya, atau hingga ia merasa cukup pengetahuan untuk mengambil sikap atas suatu hal.

Bagaimana caranya? Salah satunya dengan membaca. Selain membaca bisa mencari sumber dari orang yang kita anggap pakar atau lebih mengerti persoalan. Itulah kenapa membaca juga perlu tujuan. Tidak sekedar membaca secara acak, perlu dipikirkan untuk apa membaca dan target apa yang didapat dari membaca.

Karena salah satu tujuan membaca adalah mengetahui sesuatu. Terlebih jika sesuatu tersebut adalah topik yang sedang ramai dibahas. Namun untuk mengetahui sesuatu tidak selalu membaca, ada banyak sumber yang bisa diakses.

Itulah yang juga dijalankan oleh lembaga pendidikan. Kenapa harus sekolah atau kuliah, agar seseorang memiliki pengetahuan lebih, entah pengetahuan dalam wawasan umum atau pengetahuan atas bidang tertentu. Proses itu sebenarnya bisa juga disebut literasi.

Sekolah tidak perlu membuat program khusus literasi, sebab proses pendidikan formal adalah bagian dari literasi. Bagaimana siswa diajak memahami ideologi negara, sejarah bangsanya, memahami struktur tubuh manusia, alam, lingkungan, dan lainnya.

Termasuk dengan menulis. Ketika orang menulis, maka perlu membaca atau menggali sumber lain sebagai bahannya. Itulah kenapa literasi kerap dikaitkan dengan membaca dan menulis. Menulis adalah tahap mengembangkan pemahaman. Namun apakah semua orang menulis? Tentu tidak.

Karenanya literasi tidak sekedar membaca dan menulis. Menguatkan literasi tidak selalu dengan membaca dan menulis. Bisa melalui diskusi atau berbincang dengan orang yang sekiranya bisa memberikan pengetahuan yang diharapkan. Bisa juga dengan menggali sendiri melalui berbagai cara.

Akan tetapi, membaca adalah cara termudah yang bisa dilakukan. Membaca buku atau sumber bacaan lain yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Sementara menulis, adalah cara paling ampuh mengembangkan pemahaman, ide, dan gagasan. Itulah kenapa literasi selalu diidentikkan dengan dua hal tersebut. []

*Ahmad Fahrizal Aziz, Pegiat Literasi, Penikmat buku dan kopi

[zombify_post]

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru