Harakatuna.com. Surakarta – Sebuah video pengakuan anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) menghebohkan jagat media sosial baru-baru ini. Ia mengaku mendapat perintah membeli oleh seorang habib untuk membeli bahan peledak.
Laskas FPI yang juga terduga teroris bernama Andriawan alias Maliq mengaku membeli bahan peledak menggunakan uang infaq. Salah satu akun jejaring media sosial yang mengunggah ialah pengguna Instagram dengan nama akun @BrigadeNU.
Sebelumnya, seorang anggota FPI di Condet sempat menggegerkan publik. Lantaran Tim Densus 88 Antiteror membekuk meraka dengan dugaan sebagai teroris.
Terduga teroris ini menjelaskan secara singkat terkait pernyataan mencengangkan dari anggota FPI yang diduga terpapar paham terorisme.
“Tersangka teroris ini mengakui bahwa FI menggunakan uang hasil infaq dan sodaqoh jamaahnya untuk membeli bahan-bahan pembuatan BOM, dan remot untuk pemicu ledakan. Satu persatu bukti FI sarang teroris dan menggunakan agama hanya untuk alat meraup simpatisan dan mengumpulkan dana untuk membuat kacau negara,” tulisnya, dikutip Hops.id, jejaring media suara.com, Rabu (07/04/2021).
Anggota Laskar FPI Beli Bahan Peledak dari Uang Infaq
Dalam video berdurasi singkat tersebut, awalnya Andriawan mengaku kalau dia sebagai simpatisan dari FPI dan Habib Rizieq Shihab. Dia sendiri tergabung dalam sebuah grup bernama Yasin Warotip pasca kejadian penembakan enam laskar FPI dan penangkapan Habib Rizieq.
“Saya atas nama Andriawan alias Maliq, saya sebagai simpatisan FPI atau HRS. Saya tergabung dalam grup Yasin Warotip pasca penembakan 6 laskar dan penangankapan HRS, FPI pada bulan Januari 2021,” ujarnya.
Dalam video tersebut, pria yang memiliki nama samaran Maliq ini juga mengaku tahu sejumlah aksi teror. Semua itu sudah terencanakan teduga teroris yang Densus tangkap di Condet, yakni Habib Husein Al Hasny.
“Saya mengetahui Habib Husein dan tim sudah membeli air keras. Yang ia gunakan pada saat ada demontrasi. Saya mendapat perintah dari Agus dan Habib Husein membeli 15 liter aseton. Atau tiga jerigen untuk bahan pembuatan bom. Saya disuruh Zulmi Agus untuk membeli remote sebagai pemicu bahan peledak,” ungkapnya.
“Saya pernah belajar tata cara membuat bom oleh Zulmi Agus di rumah Habib Husein,” katanya.
Ketika Habib Perintahkan Beli Bahan Peledak
Selain mendapat bekal pengetahuan untuk merakit bom, dia juga menjelaskan sempat diajarkan ilmu kebal. Ia mendapat pelajaran ini di rumah seseroang bernama Haji Popon.
“Saya ikut ke rumah Haji Popon untuk mengisi ilmu kebal agar tidak sakit untuk persiapan demontrasi,” katanya.
Lebih lanjut Andriawan menuturkan, pihaknya pernah menjadi bendahara pengumpulan dana infaq. Mereka mengumpulkan uang infaq dan sedekah dari majelis Yasin Warotip.
Kemudian dia menggunakan uang infaq tersebut untuk membeli salah satu bahan peledak yakni aseton atas perintah Habib Husein dan Zulmi Agus.
“Saya pernah menjadi bendahara untuk mengumpulkan infaq dan shodaqoh dari majelis Yasin Warotip dan uang infaq. Itu saya gunakan untuk membeli aseton atas perintah Habib Husein dan Zulmi Agus. Demikian pernyataan saya, yang terekam dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan dari manapun. Assalamualaikum,” ujarnya.