26.1 C
Jakarta
Array

Laju Dakwah Abdul Somad Pasca Dibaiat

Artikel Trending

Laju Dakwah Abdul Somad Pasca Dibaiat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Silaturrahim ke kediaman Habib Luthfi bin Yahya. Masya Allah, menyejukkan, zahir dan batin,” ujar Ustadz Abdul Somad (UAS). Dilansir dari laman nu.or.id (10/2/2019), UAS melanjutkan safarinya di Jawa Tengah dengan bertemu pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, KH Maimoen Zubair. Kemudian bersambang ke Pondok Pesantren Tebuireng sekaligus berziarah ke makam Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan Gus Dur.

Kunjungan UAS ke kediaman Habib Luthfi di Pekalongan bukan sekedar ingin mendengar nasehat Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN). Tetapi, berbaiat kepada Habib Luthfi. Dikutip dari laman Bangkapos.com (10/2/2019), Habib Luthfi berkata, sambil menepuk paha syekh Abdus Samad: “Dah yajri dam min Rasulillah SAW” (nih Syekh Samad mengalir darah Rasulillah).

Sebagian warga net ada yang berkomentar tentang peristiwa langka di kediaman habib Luthfi,”Semua akan NU pada waktunya…” komentar Ainis Sidqiyah di status facebook yang diunggah Fadlolan Musyaffa Mu’thi. Komentar berikutnya datang dari Muhammad Dzul Rokhim, “Semoga bisa mendakwahkan hakekat Islam Nusantara”. Ternyata masih ada warga net yang tidak begitu mengenal profil UAS. Dijelaskan Habib Luthfi, UAS adalah cucu Syeikh Abdurrahman (mursyid Tarekat Syattariyah). Selain itu, pernah menduduki posisi Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Riau.

Meskipun memiliki rekam jejak sebagai kader NU, laju dakwah UAS tak selamanya berjalan mulus. Tahun 2018 terjadi penolakan terhadap Da’i lulusan  S2 Darul Hadits Maroko tersebut. Di kota kelahiran saya, UAS membatalkan jadwal ceramahnya di Masjid Agung Jami’ kota Malang. Selain di Malang, Di Jawa tengah juga muncul penolakan yang dilakukan Aliansi Masyarakat Mayong. Penolakan ini dipicu beredarnya atribut khas ormas terlarang HTI jelang kehadiran UAS yang diundang Ust Mudhofar ke pesantren-nya, Al-Husna, Mayong, Jepara.

Pertanyaannya adalah, “Bagaimana laju dakwah Somad usai dibaiat Habib Luthfi?”. Menurut analisis saya, laju dakwah beliau takkan mendapat penolakan lagi seperti kejadian di tahun 2018. Pertama, karena sudah mendapat “sokongan” dari habib Luthfi. “saya back up antum sepenuhnya, siapa yang berani menghalangi… Kita butuh persatuan ulama perekat umat, bukan malah cari perbedaan.

Kedua, konten atau isi dakwah UAS tak pernah menyinggung amaliah warga Nahdliyin dan umat Islam lainnya. Perlu diketahui, konten dakwah UAS tidak mengandung teori-teori yang keren seperti “Objektifikasi islam” Dr. Kuntowijoyo, “teori receptie exit” Prof. Hazairin, dan konsep “Islamisasi ilmu pengetahuan” Syed Naquib al-Attas. Harap dimaklumi, sasaran dakwah UAS adalah generasi muda yang gila kuota internet dan generasi tua yang tidak ada waktu bertatap muka langsung. Jadi, buat apa bicara teori-teori keren dan ilmiah di hadapan subyek dakwah tadi?

Ketiga, sekalipun UAS memiliki pilihan politik yang berbeda dengan habib Luthfi maupun KH. Maimoen Zubair, UAS tidak pernah mencela atau menjelek-jelekan sang Petahana dan cawapres pendampingnya. Apalagi melontarkan tuduhan petahana sebagai antek PKI. Kalau saya cermati, UAS punya persamaan dengan ustadz Yusuf Mansyur. Dai yang dikenal dengan materi ceramah “shodaqoh” ini juga tak pernah menjelek-jelekkan capres dan cawapres dari kubu oposisi. Dari mereka inilah pembaca setia laman Harakatuna perlu belajar kedewasaan berpolitik, “Boleh beda pilihan politik asal jangan mencela lawan politik”. Wallahu’allam.

*Oleh: Fadh Ahmad Arifan, pemerhati masalah sosial keagamaan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru