31.7 C
Jakarta

Korupsi ala Wazni Terorisme dan Kolonialisme Berdasi

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanKorupsi ala Wazni Terorisme dan Kolonialisme Berdasi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Terorisme bukanlah isu yang baru dalam perjalanan hidup manusia, lebih-lebih di Nusantara. Terorisme yang telah memporak-porandakan sekian tempat sampai sekian juta jiwa melayang, memicu perhatian masyarakat untuk bertekad bulat memerangi terorisme. Bertebaran di media sosial hastag #PerangMelawanTerorisme. Dari sinilah, dapat disadari, terorisme bukan sesuatu yang diharapkan kehadirannya.

Mencegah terorisme memang suatu keharusan, sehingga kewajiban ini bisa menyentuh masing-masing individu atau yang lebih akrab disebut “fardu ain”. Kewajiban ini dapat disamakan dengan perintah perang melawan penjajahan yang pernah digaungkan oleh KH. Hasyim Asy’ari tempo dulu. Karena, menjaga perdamaian, kesejahteraan, dan keselamatan negeri tercinta Indonesia adalah sesuatu yang paling diutamakan. Indonesia adalah rumah bersama dan harus dijaga bersama pula. Tidak diperkenankan negeri ini dikuasai dan dinodai oleh siapapun, termasuk pribumi sendiri.

Modus terorisme ditemukan dalam bereneka ragam bentuk. Terorisme bukan hanya berbentuk bom bunuh diri atau bom terhadap tempat-tempat yang dianggap oleh kelompok teroris dengan tempat maksiat atau berlumur dosa, seperti diskotik dan hotel berbintang. Terorisme juga bermodus korupsi yang banyak menyentuh lapisan kelas atas atau yang akrab disebut pemerintah. Rakyat kecil yang gaptek mungkin tidak merasakan dampaknya secara langsung, tapi secara halus hidup mereka telah dijajah dan dibunuh. Penjajahan ini serupa dengan penjajahan Jepang dan Belanda yang meresahkan sekian rakyat pribumi.

Korupsi telah membuat candu (addict). Tidak melakukannya seakan terasa ada yang kurang dalam pikirannya. Virus korupsi telah merasuk secara halus terhadap siapa saja yang niat mencobanya, termasuk orang lulusan pesantren sendiri yang notabene banyak mempelajari hukum haram mencuri alias korupsi. Sebut saja, kemarin Romahurmuziy terjerat suap jabatan dan baru-baru ini Imam Nahrawi terjerat kasus suap dana hibah. Mungkin Anda bertanya seakan tidak percaya, “Kok bisa?!”

BACA JUGA  Politik Dinasti Jokowi, Apakah Dibenarkan oleh Agama?

Terorisme telah meresahkan seluruh lapisan masyarakat, apalagi korupsi yang telah membunuh masa depan rakyat tanpa terkecuali. Sesungguhnya terorisme mendekati orang yang bersifat tamak bin rakus. Dengan aset kekayaan yang dimilikinya belum dirasa cukup sehingga pikirannya menjadi kotor untuk meraup semua milik orang lain. Pramoedya Ananta Toer berkata, “Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri, dan maju karena pengalamannya sendiri.”

Pesan Pram tersebut sebenarnya kritik terhadap para penjajah yang sering merampas aset kekayaan masyarakat pribumi sampai tidak tersisa. Penjajahan Jepang dan Belanda tinggal menjadi sebuah cerita kelam. Kini penjajahan yang serupa dengan modus yang berbeda adalah korupsi. Kritik Pram sesungguhnya masih sangat relevan untuk mempermalukan para koruptor yang merasa benar di tengah harta yang dicurinya, padahal sejatinya itu milik orang lain.

Hilangnya masa depan rakyat terlihat dari bertambahnya angka kemiskinan. Kemiskinan ini salah satunya disebabkan hak miliknya yang dirampas oleh para koruptor. Karena, kemiskinan menyeret rakyat hidup dalam kebodohan karena tidak memiliki latar belakang pendidikan yang baik, terjerat kemiskinan karena tidak memiliki aset kekayaan, dan tercerabut jiwanya karena berada dalam nasib yang kurang menguntungkan.

Hidup hanya sekali. Kapan lagi kalo bukan sekarang untuk memerangi korupsi. Korupsi ala wazni alias sama saja dengan terorisme dan kolonialisme berdasi. Terorisme cenderung agresif. Kolonialisme tampak diskriminatif. Sedang, korupsi bermodus solutif.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru