34 C
Jakarta

Kilas Balik Bencana 2021, FPI Hadir untuk Membantu Korban?

Artikel Trending

KhazanahTelaahKilas Balik Bencana 2021, FPI Hadir untuk Membantu Korban?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Terhitung tulisan ini muncul, memasuki hari ke-19 memasuki awal tahun 2021. Banyak hal yang tidak menduga akan terjadi di tahun ini. Berbagai kejadian yang tanpa diduga serta berbagai kesedihan menyelimuti tahun 2021. Tahun yang kita mengira sebagai tahun berakhirnya Covid-19, berakhirnya kontroversi FPI, serta hidup normal yang berlaku.

Nyatanya itu berbanding terbalik dengan harapan sebelumnya. Kabar duka menyelimuti para umat Islam Indonesia, mendengar kabar banyaknya ulama-ulama yang meninggal. Hampir setiap hari, kabar duka akibat wafatnya ulama selalu menjadi konsumsi berita, mulai dari pesan WhatsApp grup, Instagram, Facebook, hingga pesan Telegram turut meramaikan berita duka tersebut.

Tidak hanya itu, kabar duka juga menyelimuti beberapa saudara kita  tatkala terjadi bencana alam yaitu: Gempa, Banjir, tanah longsor yang juga menyebabkan banyak saudara kita mengungsi. Belum lagi dengan aktivitas gunung Semeru, Merapi yang semakin mengkhawatirkan semakin menambah kabar duka diawal tahun 2021.

Dilansir dari data BNPB, bencana alam terbanyak yang terjadi adalah banjir sebanyak 95 kejadian, tanah longsor 25 kejadian, puting beliung 12 kejadian, gempa bumi 2 kejadian dan gelombang pasang 2 kejadian. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), misalnya, mencatat bahwa sebanyak 136 bencana alam telah terjadi di Indonesia sepanjang 1-16 Januari 2021.

Hal tersebut mengakibatkan, 405.584 orang terdampak dan mengungsi. Ini belum termasuk bencana alam dari luncuran awan panas gunung Semeru yang belakangan terjadi. Sementara itu, bencana alam besar yang juga baru saja terjadi, antara lain, adalah gempa di Majene Sulawesi, dan banjir di Kalimantan Selatan.

Adapun jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Sulawesi Barat terus bertambah akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) mengguncang Sulawesi Barat pada sehari sebelumnya. “Korban luka mencapai 637 orang di Kabupaten Majene dengan rincian sejumlah 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang dan 425 orang luka ringan. Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap,” hal itu disampaikan dalam siaran pers oleh BNPB, Ahad, 17 Januari 2021.

BACA JUGA  Mewaspadai Infiltrasi Aktivis HTI dalam Pemilu 2024

FPI Hadir untuk Membantu Sesama?

Di saat kabar duka tersebut muncul, kondisi demikian masih saja dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang turut mengambil peran dan jelas-jelas membuat kericuhan di dunia maya yang menambah hiruk pikuk kemelut kesedihan yang menimpa saudara-saudara kita. Dilansir dari Metro Tempo, tanggal 17 Januari, FPI baru mengeluarkan maklumat agar para relawan turut hadir membantu korban bencana di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

“Untuk turun membantu penanggulangan bencana dan membuat posko kesiapsiagaan untuk membantu korban musibah bencana alam di seluruh wilayah NKRI,” ujar Wakil Ketua Umum DPP Front Persaudaraan Islam KH Awit Mashuri.

Maklumat tersebut sontak membuat tagar #FPITerdepan semakin ramai. Bahkan para warganet mengaitkannya dengan Banser. Apalagi ketika sekelompok orang di barisan tersebut membuat narasi, “FPI hadir untuk korban bencana? Banser kemana?”. Semakin ramai diserta narasi pembelaan kepada FPI, narasi kebencian muncul terhadap organisasi lain. Menambah kesan catatan hitam saya Husnuzhan terhadap FPI.

FPI butuh pengakuan baik dari orang banyak, ia itu betul adanya. Mereka harus berusaha untuk meyakinkan publik bahwa organisasi terlarang layaknya sepasang kekasih mereka benar-benar untuk manusia, hadir untuk masyarakat. Setelah banyak catatan hitam yang ditorehkan oleh FPI, mereka membutuhkan penghapus agar sedikit demi sedikit terhapus.

Berbeda halnya dengan organisasi Banser, Baznas, NU peduli, MDMC atau organisasi lain yang sudah jelas membantu masyarakat. Mereka  tidak butuh atas pengakuan tersebut. Bagi organisasi resmi dan legal serta mendapat pengakuan dari pemerintah, memiliki AD/ART serta jelas keberadaannya, pengakuan segala tindak baik dari masyarakat adalah nomor sekian, sebab yang dikedepankan adalah upaya yang harus dilakukan dalam rangka membantu masyarakat, tanpa maklumat, tanpa perintah, mereka berada di garda terdepan untuk membantu sesama.

Pada intinya, kita harus berterimakasih kepada para laskar organisasi illegal yang tetap semangat FPI yang turut memberikan segenap jiwa dan raganya untuk misi kemanusiaan. Semoga Allah meridhoi segala niat baiknya. Amin.

 

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru