34 C
Jakarta
Array

Khilafah: Jangan Dulu, Bukan Saatnya

Artikel Trending

Khilafah: Jangan Dulu, Bukan Saatnya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kesalahan khilafah itu di mana? ini  pertanyaan yang mengganggu pikiran saya, disamping banyak pertanyaan lain tentang kapan lulus kuliah yang juga sama mengganggunya. Asalkan Anda tahu, bahwa pertanyaan yang mengganggu itu selalu membuat gelisah.

Saya tidak tahu di mana kesalahan khilafah. Dulu, saya anggap khilafah itu adalah barang yang lucu, mainan orang-orang yang sekedar ingin cari sensasi, orang-orang politik yang tidak dapat panggung dan ingin diliput media massa agar terkenal. Intinya, khilafah tidak penting, dan terlalu utopis.

Bagaimana mungkin orang-orang yang hidup pada abad ini mau menggunakan konsep pemerintahan yang sudah usang dari orang yang hdup berabad-abad yang lampau,  kecuali orang itu sudah tidak waras, dan orang yang tidak waras tidak perlu dianggap serius omongannya.

Tapi sejak mendengar perang saudara di Suriah yang pelaku utamanya adalah orang-orang penyeru khilafah itu, saya mulai takut, disamping was-was akankah hal serupa juga terjadi pada kita, pada saya, pada keluarga saya di Indonesia.

Saya sadar ternyata khilafah bukan lagi mainan yang lucu dan menggemaskan, kalaupun mainan, jelas itu permainan yang berbahaya.

Saya tidak membenci khilafah, pun juga tidak mencintai Pancasila juga Demokrasi. Saya hanya mencintai kedamaian, ketenangan. Saya mencintai anak-anak yang berangkat sekolah dengan gembira, dengan senyuman di wajah mereka. Saya mencintai pemuda-pemuda yang setiap hari ngopi dengan santai bersama teman-temannya.

Saya mencintai pasangan yang tiap akhir pekan menghabiskan liburannya dengan berwisata ke tempat-tempat indah. Tidak ada ketakutan, tidak ada konflik juga tidak ada pertengkaran. dan itu sudah saya temukan di negeri Pancasila ini. Saya tidak berharap ada yang merubahnya.

Beberapa waktu yang lalu, saya membaca buku yang menarik. “Kebenaran Yang Hilang ” karya Farog Fauda. Buku itu menggambarkan bahwa khilafah  bukan perkara agama, seperti yang selama ini digembar-gemborkan oleh penyeru setianya, melainkan adalah perkara politik.

Dan lazimnya politik, penuh dengan tipu muslihat, penuh dengan konflik, penuh dengan topeng-topeng. Dan tentu saja tidak selalu baik-baik saja.  Sama saja dengan politik pada umumnya, dengan atau tanpa embel-embel agama.

Lantas kesalahan khilafah di mana?

Kesalahan khilafah adalah menebar ketakutan, menebar kecemasan.

Saya tidak tahu apa isi kepala orang-orang penyeru khilafah itu, tapi saya tebak isi kepala mereka juga tidak baik-baik saja. Di kepala mereka mungkin banyak cerita tentang jihad, bom, thaghut, sistem kafir, dan bunuh.

Melihat yang selama ini mereka lakukan, saya yakin itulah yang ada dalam kepala mereka. Dan saya harap dijauhkan dari orang-orang sejenis ini.

Khilafah bukan konsep usang, khilafah adalah solusi atas setiap masalah yang menimpa kita, masa keemasan islam adalah masa khilafah, dan itulah yang harus kita kembalikan.” begitulah selalu seruan mereka.

Menghadapi orang seperti ini tidak boleh emosi, justru mereka akan senang kalau kita emosi, jawab saja, ”saya orang indonesia, bagi saya masa keemasan bukanlah khilafah, tapi kerajaan majapahit” dan jangan lupa saat mengucapkannya anda harus mengtakannya dengan jelas, tepat di depan wajah mereka. Dan semoga anda tidak dituduh kafir karena mengatakan itu.

Mungkin khilafah adalah konsep pemerintahan yang baik, mungkin saja. tapi meskipun baik, tolong jangan dulu, saya kira bukan waktu yang tepat untuk menerapkannya.

*Baharuddin, mahasiswa UIN Surabaya. Pegiat CRIS Foundation.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru