26.2 C
Jakarta

KH. Ma’ruf Amin Menyarankan Silaturrahim untuk Memerangi Radikalisme

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanKH. Ma’ruf Amin Menyarankan Silaturrahim untuk Memerangi Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Paham radikal tumbuh di tengah keangkuhan. Keangkuhan itu biasanya bersarang di hati seseorang yang tidak gemar bersilaturrahim. Silaturrahim, seperti makna kata ini, dipahami sebagai ikatan tali persaudaraan antar sesama manusia.

Silaturrahim itu adalah perintah Allah kepada semua manusia. Disebutkan dalam Al-Qur’an: Bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. (QS. an-Nisa’: 1).

Pentingnya silaturrahim, salah satunya, dapat meminimalisir angka paham radikal. Dalam silaturrahim terdapat ikatan cinta kasih antar sesama manusia. Cinta kasih ini akan menyadarkan seseorang pentingnya saling menghormati di tengah perbedaan.

Seseorang yang gemar bersilaturrahim akan menyadari bahwa tidak semua manusia memiliki pemikiran dan keyakinan yang sama. Di tengah silaturrahim seseorang akan bersilang pendapat (diskusi), sehingga di situlah perbedaan terbentang luas.

Siapapun yang menolak perbedaan dalam diskusi akan terpinggirkan. Orang semacam ini tidak bakal diterima oleh orang lain. Karena, dia tidak terbuka terhadap perbedaan. Sedang, perbedaan itu termasuk sesuatu yang dipandang dengan rahmat.

Pemikiran yang tertutup adalah cikal bakal munculnya paham radikal. Kemudian, paham ini akan menggiring seseorang melakukan aksi-aksi kekerasan berwajah terorisme. Di Indonesia paham radikal dilakukan pertama oleh kelompok teroris. Mereka melakukan pengeboman di beberapa tempat ibadah non-muslim.

Kehadiran paham radikal di Indonesia sedikit menggores luka. Sebab, paham ini tidak membantu negara merah putih ini melangkah menuju masa depan yang maju. Paham ini sebaliknya mengganggu terjalinnya perdamaian dan kesejahteraan antar sesama bangsa.

Karena itu, pentingnya silaturrahim untuk mencegah paham radikal disebutkan oleh KH. Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia: “Terowongan silaturrahim ini akan menjadi simbol toleransi dan kebhinekaan bangsa Indonesia yang menjadi contoh baik bagi masjid-masjid lainnya di wilayah Ibu Kota dan daerah lainnya, bahkan di tingkat regional dan global.

BACA JUGA  Berpuasalah, Agar Kamu Selamat dari Kejahatan Radikalisme

Kyai Ma’ruf Amin menegaskan pada pesan tersebut, bahwa silaturrahim dapat memediasi tegaknya toleransi dan kebhinekaan bangsa Indonesia. Tujuan ini sedikit pun tidak pernah disentuh oleh kelompok radikal. Tindakan kekerasan kelompok radikal menjadi bukti tidak ada toleransi dalam hidup mereka, sehingga mereka memandang kebenaran hanyalah milik mereka sendiri.

Untuk membangkitkan spirit silaturrahim, Nabi Muhammad Saw. menyebut beberapa keutamaannya: Siapa saja yang senang diberi lebih banyak kemakmuran dan umur panjang, maka dia harus menjalin hubungan baik dengan orangtua dan saudaranya. (HR. Bukhari). Hubungan baik di sini adalah silaturrahim.

Hubungan baik yang disebutkan dalam hadis tersebut dilakukan kepada orangtua dan saudara. Siapakah saudara itu? Apakah saudara itu harus punya ikatan darah? Saudara itu tidak selamanya dituntut memiliki ikatan darah. Semua manusia adalah saling bersaudara. Sehingga, ikatan persaudaraan ini disebut dengan ukhwah basyariyyah (persaudaraan antar sesame manusia).

Seseorang yang menyadari semua manusia itu bersaudara, tidak bakal melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, karena orang itu adalah saudaranya sendiri. Orang yang sadar ini tidak bakal melakukan aksi-aksi kekerasan. Sebaliknya, dia terbuka terhadap pemikiran dan keyakinan yang berbeda dengan dirinya.

Paham radikal sudah tersebar luas di Indonesia, apalagi semenjak adanya media sosial. Maka, spirit silaturrahim hendaknya dibangkitkan lagi, baik secara langsung (face to face) ataupun secara virtual (online). Lakukan silaturrahim dengan semua orang. Bangunlah diskusi yang hangat dan terbuka, tanpa mengecam satu sama lain.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru