25.9 C
Jakarta

Ketika Rocky Gerung Masuk Islam

Artikel Trending

Milenial IslamKetika Rocky Gerung Masuk Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Rocky Gerung, siapa yang tidak mengenal sosok yang satu ini? Dan bagaimana jika Rocky Gerung masuk Islam? Dialah pengamat politik yang sering “ngibul” pada beberapa acara, baik off air maupun on air. Kendati ngibul, dia digemari banyak orang dan dibenci banyak orang pula. Sebanding antara yang membenci dan yang mengagumi.

Rocky Gerung digemari banyak orang karena cara berpikirnya yang kritis, radikalis, dan sistematis. Dia berbicara dengan gaya yang berbeda dari para pengamat politik atau pembicara yang lain. Berbicara bagi Rocky hendaknya didasarkan pada Ilmu Logika sehingga pembicaraan itu bermutu dan berkualitas. Bicara yang tidak dibarengi dengan Ilmu Logika akan terkesan hampa dari makna alias “dungu”. Sikap kritis Rocky selalu mengusik lawan bicaranya, sehingga diskusi menjadi hidup. Karenanya, ada sentilan yang menyebutkan: “No Rocky, no party.” Hanya Rocky yang “nyentrik” dan “berbobot” pembicaraannya.

Saya hanya membayangkan seandainya Rocky Gerung masuk Islam, menjadi muslim dan menimba ilmu di pesantren. Apakah Rocky akan menjadi muslim Sunni atau muslim Syiah? Apakah Rocky akan memilih Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah? Pertanyaan ini merupakan bentuk tafsir masa depan Rocky saat berinteraksi dengan keyakinan yang berbeda, sehingga keyakinan itu membentuk pemikirannya.

Bayangkan saja Rocky Gerung merasa senang dengan keyakinan barunya dan mengeyam banyak literatur keislaman berbasis Sunni di Pesantren Tebuireng Jombang. Pada akhirnya dia akan menjadi ulama yang kritis dan terbuka. Kritis melihat problem yang tidak sesuai dengan literatur baru yang dibacanya dan terbuka dengan beragam pandangan yang diterimanya.

Karena belajarnya di pesantren yang didirikan oleh Kyai Hasyim Asy’ari, Rocky Gerung akan menjadi generasi NU yang berafiliasi dengan Sunni yang mengemban misi toleransi dan moderat. NU menolak pemikiran yang liberal dan ekstrem. Karenanya, Rocky akan sering mengkritik pemikiran Front Pembela Islam (FPI) yang cenderung ekstrem dan tertutup serta sering mengatasnamakan NU dalam dakwahnya. Lebih dari itu, Rocky akan lebih gencar menolak Khilafah yang dikampanyekan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang beberapa bulan silam sudah dihapus legalitasnya di negara Indonesia.

BACA JUGA  Propaganda Jihad sebagai Jalan Manipulasi Umat Islam

Biasanya Rocky tidak memandang siapa yang menjadi lawan bicaranya, entah dia ulama sekalipun. Pesantren dengan gaya hidup yang rendah hati akan membentuk Rocky menjadi muslim yang santun dan rendah hati pula. Anda bisa lihat sikap Deddy Corbuzier sebelum dan setelah masuk Islam. Jelas berbeda jauh. Deddy Corbuzier sering berlagak sombong dengan harta yang dia miliki dan amat idealis dalam menyikapi hidup, sehingga dia tidak mau meminta maaf bila dirinya sendiri tidak merasa bersalah. Namun, sikap ini ditarik oleh Deddy saat dia menjadi muallaf. Begitu pula Rocky Gerung. Sikap kritis Rocky yang biasanya menerabas segala elemen tanpa pandang bulu, pada akhirnya akan dibatasi saat hidayah Islam mengihasi hidupnya.

Islam telah membentuk Rocky menjadi sosok muslim yang berilmu sehingga dia pantas disebut sebagai ulama yang bersikap moderat, sehingga dia terlihat meneduhkan dan kehadirannya dirindukan. Tulisan ini hanya sebatas pengandaian atau bisa disebut dengan “dream”, harapan sebagaimana Nabi Muhammad Saw. berharap Umar bin Khattab masuk Islam. Akhirnya, doa Nabi Saw. terjawab dan menjadi kenyataan. Umar yang keras kepala dan bersikap bodoh sebelum masuk Islam berubah menjadi Umar yang santun dan bijaksana.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru