30.1 C
Jakarta

Ketika Barat Memerangi Terorisme, Tersadar ataukah Terabai?

Artikel Trending

KhazanahPerspektifKetika Barat Memerangi Terorisme, Tersadar ataukah Terabai?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menurut Mun’im Sirry, terorisme bukanlah masalah kaum muslim semata, melainkan tanggungjawab semua pihak yang menginginkan kehidupan negeri ini damai di atas bumi. Sejarah mengajarkan bahwa cara menghadapi kelompok-kelompok teroris secara sporadis seperti yang dilakukan oleh negara-negara Barat saat ini, bukan saja tidak efektiv. Akan tetapi, kerap melahirkan benih-benih terorisme lain.

Memerangi terorisme bukan semata memerangi keangkuhan kaum beragama yang ekstrimis, akan tetapi secara tidak langsung memerangi terorisme adalah menempatkan kelompok ekstrimis sebagai bagian dari kelompok umat beragama yang butuh dirangkul dan dilindungi. Selama ini, penulis amati masih belum ada negara-negara Barat khususnya yang getol memerangi terorisme dengan serius dan penuh kesadaran dengan cara memberikan perhatian sebagai seorang bapak kepada seorang anak.

Utamanya, dalam hal ini AS yang sangat geram dengan gerakan terorisme, negara adidaya itu semakin memusuhi terorisme. Sehingga semakin dimusuhi benih-benih terorisme semakin tumbuh berkembang dengan sendirinya. Tentu, kondisi ini membuat siapapun gelisah, karena semakin gencar memerangi terorisme semakin gencar pula kaum teroris menyerang dengan dalil-dalil yang secara terang-terangan legal dan formal.

Secara tidak langsung sebagai negara-negara yang thaghut tidak mungkin mengamalkan al-Qur’an (QS. 2:190), tentang seruan untuk berperang di jalan Allah melawan bentuk kemungkaran secara aturan peperangan. Ini menandakan bahwa kita (umat beragama yang moderat) harus merangkul semua golongan agamawan meski tidak sesuai dengan cara-cara yang dilakukan dalam Islam.

Parameter Barat Memerangi Terorisme

Di balik misi terselubung negara-negara Barat untuk memerangi Islam terorisme sebenarnya ada dua alasan yang dapat diterima oleh akal sehat, pertama secara propaganda politik; negara-negara Barat yang berkembang menilai bahwa Islam adalah agama teroris, secara yuridis mereka mendapatkan dukungan dari berbagai negara di belahan dunia untuk memusnahkan gerakan Islam teroris atau Islam radikal.

Namun, pelan tapi pasti gerakan ini merugikan terhadap umat Islam yang lain, itu sebabnya pasca Presiden George W. Bush menyatakan perang melawan teroris saat simbol kedikdayaan AS, World Trade Center runtuh lewat keganasan kaum teroris pada 11 September 2001, sudah dipastikan akan kekhawatiran terjadinya perang Dunia III.

Agenda gerakan melawan teroris seharusnya melalui kesadaran umat Islam itu sendiri, dengan melakukan gerakan yang lebih masif baik dari tingkat regional, nasional hingga internasional. Keberhasilan bisa dicapai tentu apabila didukung oleh kesadaran umat beragama yang mampu memahami dan sekaligus mengetahui tentang Islam radikal yang menjadi egenda besar dunia, yang penulis kira mengakibatkan kerugian besar bagi umat Islam itu sendiri.

BACA JUGA  Puasa: Momentum Menahan Diri dari Nafsu Ekstremisme-Terorisme

Saat ini, ketika Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan atas umat Islam di AS, dengan kesombongannya Donald Trump melarang bagi warga enam negara yang mayoritas muslim untuk memasuki AS. Fenomena ini sudah membuktikan bahwa keangkuhan tidak bisa dilawan dengan keangkuhan yang lebih besar. Itu sebabnya upaya memerangi terorisme bukan sebatas keangkuhan emosional yang dihegemoni oleh kelompok tertentu akan tetapi harus berupa kesadaran yang dilakukan bersama-sama.

Benarkah Memerangi Teroris(?)

Meski saat ini AS memerangi terorisme internasional bekerja sama dengan banyak negara untuk bersama-sama memerangi terorisme yang dikenal dengan Global War Againts Terrorism, perlawanan itu memiliki kekuatan militer, keuangan, diplomasi, dan bantuan pangan. Akan tetapi, jika itu merupakan bentuk agenda terselubug AS untuk menghancurkan umat muslim di dunia pada akhirnya bukan teroris yang musnah akan tetapi kejayaan umat Islam di muka bumi ini.

Keseriusan ini membawa dampak kecemasan yang luar biasa bukan hanya kepada kaum teroris akan tetapi ada banyak pertanyaan dari umat beragama Islam. Benarkan AS dan beberapa negara sekutunya murni memerangi Islam terorisme?

Sebagai umat beragama Islam, untuk menjawab hal ini, butuh pengetahuan sebagaimana peta politik dunia itu berkembang, dan propaganda yang dibangun oleh AS untuk membumi hanguskan kekuatan besar Islam di belahan dunia yang tidak sekadar kaum terorisme belaka. Sebab itulah, kita tidak boleh abai dengan isu-isu yang dimainkan oleh nagara Barat. Menyatakan perang dan menolak terorisme adalah wajib hukumnya akan tetapi abai dengan agenda politik tertentu “tidak boleh”.

Saat ini yang perlu kita bangun adalah kakuatan Islam itu sendiri untuk memerangi terorisme agar gerakan Islam menandingi gerakan-gerakan yang merongrong kekuatan Islam baik dari internal maupun eksternal, karena yang lebih berhak untuk melawan terorisme adalah orang Islam itu sendiri dengan kesadaran dan upaya-upaya nyata yang serius.

Jamalul Muttaqin
Jamalul Muttaqin
Penulis Lepas

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru