Harakatuna.com. Mamuju – Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) merupakan daerah religi yang terus mengupayakan tumbuhnya prinsip-prinsip kebersamaan di tengah keberagaman. Harmonisasi di Sulbar mesti dipertahankan dan dikembangkan sesuai kondisi kekinian walaupn banyak berbagai bentuk tantangan.
Hal itu dikatakan Direktur Pencegahan Terorisme Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia (RI), Prof. Irfan Idris di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulbar di Mamuju, Senin (3/6/2024).
“Kami di Sulbar melakukan monitoring, evaluasi kegiatan. Nah, tren kita di Indonesia tahun 2023 zero terrorist attack,” kata Irfan dalam keterangannya.
Menurutnya, ini keberhasilan dan apresiasi besar kepada aparat keamanan dan peran serta masyarakat bersama pemerintah, termasuk Kesbangpol. Dijelaskan Irfan, eksistensi Kesbangpol di daerah cukup besar dalam membangun peran serta partisipasi setiap elemen masyarakat bahwa Indonesia adalah negara plural menghargai segala perbedaan.
“Nah, di Mandar kita ini ada tradisi Sipamandar, bagaimana memanusiakan manusia. Bukan hal baru dan telah dijalankan. Harus terus dijaga,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, Sulbar tergolong aman, namun para pemangku kebijakan dan seluruh elemen masyarakat di provinsi ke-33 ini mesti tetap mawas diri. “Sulbar berada di titik strategis. Merupakan jalur perlintasan dari Sulawesi Selatan ke Sulawesi Tengah. Demikian pula dari Pulau Kalimantan,” ungkap Irfan.
Di sisi lain, kata Irfan, sekarang kita ada IKN (Ibu Kota Nusantara) yang akan menjadikan daerah ini sebagai wilayah penyangga IKN. Menyinggung daerah penyangga IKN, dirinya mendukung program Pj. Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin pada saat ini intens mengampanyekan agenda penanaman sukun dan pisang.
“Sukun dan pisang punya prospek ekonomi cukup besar. Diharapkan berjalan lancar dan menjadi salah satu program unggulan Sulbar kedepannya,” imbuhnya.
