33.5 C
Jakarta
Array

Kemerdekaan Indonesia dan Pesan Malaikat Jibril

Artikel Trending

Kemerdekaan Indonesia dan Pesan Malaikat Jibril
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kemerdekaan Indonesia haruslah terus disyukuri sampai kapanpun. Karena kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan rahmat Allah SWT. Dan harus diketahui pula bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, hak setiap setiap insan. Oleh karenanya penjajahan dalam bentuk apapun didunia ini yang mengusik kemerdekaan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan.

Dalam artian makro kemerdekaan adalah kebebasan setiap bangsa atau negara untuk menentukan arah dan jalannya negara tanpa inntervensi dari asing. Itu artinya negara setelah kemerdekaan berdaulat penuh atas udara, tanah dan air dalam kekuasaannya.

Sedangkan dalam artian mikro kemerdekaan adalah kebebasan setiap insan manusia untuk menjadi dirinya. Tidak memperbudak dan tidak pula diperbudak. Manusia sejak lahir dari rahim ibunya adalah manusia merdeka. Maka penindasan atas nama perbudakan adalah bertentangan dengan fitrah manusia.

Tidak teras atas berkat rahmat Allah SWT negeri kita, Indonesia telah 74 tahun memperoleh kemenangan dan terbebas dari penjajahan fisik bangsa asing. Suatu hal yang harus terus disyukuri. Namun tanpa terasa penjajahan secara ekonomi dan budaya belum sepenuhnya dimerdekaan dari bangsa kita.

Oleh karenanya kemerdekaan yang disyukuri adalah kemerdekaan yang diisi dengan perjuangan nasionalisme yang sebaik-baiknya. Tentunya sesuai dengan profesi, kapasitas dan kemampuan untuk memajukan bangsanya Agar menjadi bangsa yang baldatun toyibatun warabun ghofur. Bangsa yang sejahtera, gemah ripah loh jinawi serta bangsa yang selalu mendapatkan ampunan tuhan.

Makna Kemerdekaan

Sebenarnya apa si makna hakiki dari kemerdekaan itu sendiri…? Mungkin pesan Malaikat Jibril bisa menjawab tentang ini. Hadist yang diriwayatkan dari Sahal bin Saad mengabarkan bahwa Nabi Muhammad bersabda:

Malaikat Jibril mendatangiku lalu berkata, wahai Muhammad hiduplah sesukamu karena sesungguhnya engkau akan mati. Cintailah siapapun yang kamu suka maka sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu maka sesungguhnya engkau akan diberi balasan. Kemudian Malaikat Jibril berkata lagi wahai Muhammad kemuliaan seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari. Dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhanya terhadap manusia.

Melalui pesan Malaikat Jibril disini dapat dilihat bahwa makna hakiki kemerdekaan adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Dalam pesannya Malaikat Jibril mengatakan Kamu bisa hidup sesukamu, kamu bisa mencintai siapapun, kamu bisa bertindak sesukamu. Itulah kemerdekaan.

Namun jangan lupa bahwa kemederkaan yang hakiki adalah ketika kamu mengingat kebebeasan itu bertanggung jawab. Kamu boleh hidup sesukamu tapi ingat kamu akan mati, kamu bisa berbuat semaumu tapi ingat kamu akan mendapatkan balasan. Kamu bisa mencintai apapun tapi engkau akan berpisah dengannya.

Dalam lanjutanya Malaikat Jibril juga mengatakan bahwa kemulian seseorang itu bisa diraih dengan bangun diwaktu malam. Dalam artian tekstual tentu untuk beribadah. Dalam dalam artian yang luas bahwa malam identik dengan kegelapan, gelap adalah kebodohan, dan kebodohan adalah awal penjajahan. Maka kemerdekaan adalah usaha untuk bangun melawan kegelapan tersebut.

Dan sebagai pamungkas perhatikanlah pesan terakhir Malaikat Jibril. Keperkasaan seseorang adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia. Maksudnya apabila kita masih butuh terhadap manusia dan kalau kita masih mencintai sesuatu maka kita tidak merdeka lagi. Karena barang siapa yang mencintai sesuatu maka akan diperbudak oleh sesuatu tersebut. Dan ketika sudah diperbudak maka hilanglah kemerdekaan tersebut.

Dan pada akhirnya engkau adalah merdeka dari segala sesuatu yang tidak engkau inginkan dan engakau adalah budak dari segala sesuatu yang engkau inginkan. Sabda Nabi berkata: barangsiapa mencintai sesuatu maka dia kan menjadi budaknya.

Jadi kemerdekaan yang sunguh-sungguh sesuai pesan Malaikat Jibril adalah jika telah tidak membutuhkan sesuatupun dari manusia lagi. Hanya Allahlah yang engkau butuhkan, tempat mengadu dan meminta segala sesuatu.

Jayalah selalu Indonesiaku diusiamu yang kini menginjak 74 tahun. Doaku dan doa seluruh rakyat Indonesia hanya satu jadilah bangsa yang “Baldatun Tayyibun Warabbun Ghofurun”.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru