25.4 C
Jakarta

Kelompok Radikalisme Sasar Anak Muda dan Aparat Penegak Hukum

Artikel Trending

AkhbarNasionalKelompok Radikalisme Sasar Anak Muda dan Aparat Penegak Hukum
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Kelompok teroris kembali marak di akhir-akhir periode wabah Covid-19 ini. Hari ini kelompok radikalisme tidak bisa diidentikkan dari penampilan, termasuk cara berpakaian. Kelompok radikalisme ini menyasar anak muda dan aparat penegak hukum.

“Tidak bisa diidentikkan orang seperti ini, seperti ini (teroris). Bisa saja mereka kamuflase pakaian biasa dan sebagainya,” tutur kepala BNPT di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Senin (22/6).

Pihaknya menegaskan, tidak ada jaminan bahwa penampilan dan cara berpakaian tertentu identik dengan penganut paham radikal atau pelaku terorisme. “Tapi dari sisi penyampaian pesan pelaku ini yang harus diwaspadai,” kata mantan Kapolda Papua dan Banten tersebut.

Menurut dia, kelompok radikalisme biasanya sudah menargetkan calon-calon korban. Utamanya anak-anak muda yang direkrutnya dan itu melalui berbagai cara sehingga tanpa sadar mereka terbujuk. Kata dia, anak-anak muda yang berada dalam usia mencari jati diri menjadi sasaran empuk kelompok radikal untuk dipengaruhi.

“Sangat dimungkinkan target tidak menyadari, misalnya dalam suatu pertemuan. Situasinya rentan, sementara pesan dan konten mereka sampaikan secara bagus maka akan cepat terpengaruh,” katanya.

Oleh karena itu, Boy meminta orang tua untuk memperketat pengawasan pergaulan anak-anaknya, terutama ketika mereka kerap ikut-ikut pertemuan dengan orang yang tidak dikenal.

“Waspada dengan orang yang tidak kita kenal, yang kita tidak tahu persis apa tujuannya. Ketahanan keluarga yang dapat memagari karena tanpa kita sadari, mereka (kelompok radikal) sudah menargetkan,” ujar Boy.

BNPT juga berencana memberdayakan eks narapidana terorisme dalam pengelolaan agrowisata. Kepala BNPT menyebutkan ada tiga daerah yang menjadi proyek percontohan konsep agrowisata sebagai salah satu upaya deradikalisasi bagi eks napi terorisme.

BACA JUGA  Berkaca pada Moskow, Polri Siaga Cegah Terorisme saat Momen Lebaran Idul Fitri

“Pada 2020–2021, kami coba konsep agrowisata dengan tiga daerah ‘pilot project’, yakni Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan NTT,” katanya, seperti dilansir Antara, Jakarta, Senin (22/6).

Dalam program agrowisata itu, BNPT bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat lokal, termasuk eks napi terorisme.

“Dengan memberikan ruang kehidupan yang baru dan memberikan nilai ekonomi sehingga mereka lebih survive melalui kegiatan itu. Diharapkan mereka tidak kembali ke perbuatan yang lama (terorisme),” katanya.

BNPT juga menggandeng kalangan organisasi kemasyarakatan untuk melakukan deradikalisasi dengan mendirikan yayasan hingga usaha kecil menengah (UKM).

“Kegiatan yang sifatnya UKM-UKM sudah ada, tinggal memacu. Seperti di Lamongan, Jatim, ada. Mereka eksis dan survive dengan kegiatan UKM,” katanya.

Selain itu, kata dia, ormas-ormas juga memanfaatkan pendidikan nonformal. Misalnya pesantren untuk membantu upaya deradikalisasi, serta berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Latar belakang eks napi terorisme disebut Boy beragam. Hal ini termasuk motivasi mereka terlibat dalam gerakan radikal, seperti desakan ekonomi dan berbagai macam sehingga perlu penanganan yang berbeda

“Harus assessment dulu tingkat pemikiran radikal dan intoleran mereka. Harus didalami dulu, mereka radikal kenapa? Apakah kondisi emosional, ekonomi. Kategorinya berbeda, karena itu treatment bisa berbeda,” katanya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru