30.8 C
Jakarta

Kaum Radikalis Tak Punya Watak Bela Negara

Artikel Trending

AkhbarNasionalKaum Radikalis Tak Punya Watak Bela Negara
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Cikal bakal generasi penerus bangsa Indonesia harus memiliki jiwa bela negara yang didasari atas kecintaan kepada NKRI dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa bela negara memiliki nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mampu untuk memperjuangkan kepentingan negara.

“Inilah pentingnya bela negara untuk mencegah radikalisme. Radikalisme apa saja. Caranya dengan melatih kepemimpinan, baik mandiri maupun berkelompok,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2020 Universitas Abdurrab Pekanbaru melalui video conference, Kamis (3/9).

Watak Bela Negara Harus Diajarkan Kepada Kalangan Milenial

Menurut Muhadjir, mahasiswa adalah ujung tombak dalam upaya membela negara.

Oleh sebab itu, pendidikan bela negara di lingkungan kampus harus diperkuat untuk membentengi mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh oleh radikalisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.

Namun pada dasarnya, Menko PMK meyakini, sikap radikal sangat penting dimiliki mahasiswa dalam mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya, terutama saat sedang mengerjakan tesis.

BACA JUGA  BAPPENAS Akan Tingkatkan Pembangunan Keagamaan Masyarakat

“Sikap radikal ini sebetulnya positif, tapi ketika dilabeli -isme sering dimaknai tidak baik apalagi jika dikaitkan dengan politik. Dan faktanya radikalisme di kampus itu ada sehingga itu jadi tanggung jawab kita semua untuk membentengi dengan jiwa membela negara,” pungkas mantan Mendikbud tersebut.

Ia pun mengingatkan bahwa menjadi seorang mahasiswa selain harus memiliki jiwa membela negara juga harus memiliki keberanian.

Berani untuk keras terhadap diri sendiri sehingga terbentuk mental dan jiwa kepemimpinan.

“Bersikap keras pada diri sendiri adalah prasyarat kalau kita ingin berhasil dalam kehidupan dan menjadi pemimpin. Saat kita bisa menghindarkan diri dari pengaruh negatif terutama yang mengarah pada sikap radikal dan intoleran bahkan sampai ekstrim melakukan tindakan kekerasan, maka kita juga akan bisa menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman,” tandas Muhadjir.

Untuk diketahui, pada kegiatan PKKBM yang mengusung tema Mewujudkan Universitas Abdurrab yang menghasilkan mahasiswa yang merdeka belajar di era pandemi dengan nilai-nilai Cintai-Rab itu, turut hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru