26.2 C
Jakarta

Kaum Radikal Sasar Generasi Milenial Melalui Internet

Artikel Trending

AkhbarNasionalKaum Radikal Sasar Generasi Milenial Melalui Internet
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Generasi milenial menjadi satu di antara target pencekokan paham-paham radikal. Pecekokan itu dilakukan melalui interaksi pergaulan yang terjalin.

Pengamat Terorisme, Amir Mahmud mengatakan cara membuat pencekokan paham radikal tanpa disadari meresap dalam pemahaman seseorang.

“Melalui fase pergaulan atau interaksi menyebabkan paham-paham tanpa disadari masuk,” kata Amir dalam Obrolan Virtual Tribunnews, Kesaksian Eks Napi Terorisme : Bagaimana Radikalisme Merenggut Hidupku, Sealsa (8/9/2020).

“Ini sesuatu yang menenangkan atau bisa dikatakan masuk secara soft,” tambahnya.

Pihak-pihak pemberi pemahaman eksklusifisme itu membuat kegiatan teror itu menjadi hal yang menggiurkan. “Hasilnya, pencarian buku-buku tertentu yang membuat orang itu enjoy. Kalau saya melihat dunia pendidikan tidak pernah mengajarkan kekerasan,” ujar Amir.

Ditambah lagi, perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi komunikasi bisa memicu penanaman pengaruh radikalisme semakin tidak terkontrol. Menurut Amir, itu lantaran teknologi tersebut menyajikan kemuduhan akses informasi. “Ini sebenarnya ada proses yang hari ini banyak kalangan-kalangan milenial yang berada di masa transisi,” terang dia.

“Tidak tahu apakah ini baik atau buruk karena serba instan. Menerina informasi internet dengan serta merta,” tambahnya.

BACA JUGA  BNPT Antisipasi Polarisasi Masyarakat Akibat Pemilu 2024 dengan Narasi Inklusif dan Moderat

Kaum Muda Jadi ‘Ladang’ Doktrinasi Paham Radikal

Ketua Pemuda Muhammadiyah, Sunanto atau akrab disapa Cak Nanto tidak menyangkal generasi muda menjadi sasaran terbesar penyebaran pengaruh radikalisme.

“Para generasi muda saat ini berada di tengah kebimbangan, di tengah situasi psikologi generasi muda, itu menjadi ladang bagi doktrinasi paham-paham yang ekstrem,” urai dia.

“Ruang yang belum mapan, tingkat kedewasaan yang belum memadahi, itu menjadi ladang bagi doktrinasi paham radikalisme,” tegasnya.

Selain itu, Cak Nanto menilai ada perubahan yang drastis di lingkungan sosial generasi muda saat ini.

“Dulu banyak tokoh-tokoh agama yang berkonsentrasi mengajarkan agama.
Lingkungan di sekitarnya tercipta oleh tingkat keagamaan dan kebangsawanan yang luar biasa,” tutur dia.

“Banyak tokoh agama sekarang beralih ke politik politik,” tambahnya.

Akhirnya, generasi muda mencoba mengisi ruang kosong itu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. “Kiai pembimbingnya, kiai Google atau media sosial. Tidak banyak tokoh masyarakat yang berkonsentrasi menjadi pendidik maupun penengah diantara persoalan-persoalan kebangsaan,” tandasnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru