33 C
Jakarta

Karena ada Cahaya Hidayah Kita Tidak Tersesat

Artikel Trending

KhazanahOpiniKarena ada Cahaya Hidayah Kita Tidak Tersesat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pada malam yang gelap, coba anda masuk ke ruangan yang tidak ada cahaya sedikitpun. Adakah sesuatu yang bisa ada lihat?. Ternyata tidak, padahal mata anda tidak buta, tapi justeru tidak berfungsi sebagai alat penglihatan. Itu artinya, mata kita bisa berfungsi untuk melihat kalau ada cahaya, meskipun hanya setitik.

Al Qur’an dinamai juga dengan An Nur yang artinya cahaya. Maka, bila orang tidak menggunakan Al Qur’an, iapun akan buta, buta hatinya sehingga tidak melihat dan tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Berzina yang tidak benar itu bisa jadi dianggap benar, bahkan ada yang cari duit dengan cara berzina. Mencuri yang tidak benar itu, ternyata dibenarkan sehingga banyak pelakunya, meskipun ia pejabat, namun istilahnya korupsi. Begitulah orang yang buta hatinya, Allah swt berfirman:

فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

“Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS.Al-Hajj [22]:46).

BACA JUGA  Isra Mi’raj: Antara Etika dan Spiritualitas

Dalam kehidupan akhirat nanti, mereka betul-betul dalam keadaan buta, mereka begitu heran dengan diri mereka sendiri, Allah swt berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. (QS.Thaha [20]:124)

Lalu mereka pun bertanya kepada Allah,

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا

Dia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?” ((QS.Thaha [20]:125)

Kemudian Allah menjawab,

قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ

Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan.” (QS.Thaha [20]:126)

Oleh karena itu, dalam kehidupan akhirat nanti pendengaran, penglihatan dan hati kita akan dimintai pertanggungjawaban, bukan mata dan telinga, tapi fungsinya sebagai alat pendengaran dan penglihatan.

Drs. H. Ahmad Yani
Drs. H. Ahmad Yanihttp://Harakatuna.com
Ketua Departemen Dakwah PP Dewan Masjid Indonesia

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru