Para Muslim di India kembali menangis di tengah situasi yang kembali memanas. Mereka menjadi korban persekusi pasca disahkannya UU Kewarganegaraan (Citizenship Amandemet Bill/CAB) pada Desember silam. Masjid dibakar. Toko mereka dirusak dan dijarah. Mereka dipukuli, pemimpin mereka dipenjarakan tanpa sebab yang jelas, bahkan ditembak.
Pemerintah dan tokoh politik telah mensponsori kerusuhan ini. Pemimpin parpol Bharatiya Janata Party (BJP), Kapil Sharma, telah memprovokasi masyarakat dengan ujaran kebincian terhadap umat Islam di India. Menteri Urusan Dalam Negeri sekaligus Presiden BJP mendeskripsikan umat Islam sebagai “rayap”.
Tindakan Pemerintah India ini sangat keji dan hina. Umat Sikh dari seluruh dunia mengutuk keras persekusi terhadap umat Islam di India. Pelanggaran kemanusiaan berat telah terjadi di sana. PM Modi telah dianggap merencanakan genosida umat Islam di tanah India. Banyak pihak yang telah menyamakan kepemimpinannya dengan kepemimpinan Hitler yang fasis.
Melihat semua kejadian ini, umat Sikh di India tidak tinggal diam. Banyak yang hatinya tergerak. Membantu umat Muslim di sana dengan segala kemampuan mereka, seperti yang telah mereka lakukan saat kerusuhan di Kashmir dan Jammu-yang mayoritas penduduknya Islam-beberapa waktu silam. Gurdwara (tempat ibadah Sikh) membuka pintu yang selebar-lebarnya dan menyediakan tempat perlindungan bagi umat Islam dari segala ancaman.
Gurdwara menyediakan mereka makanan serta tempat bernaung sementara. Para Muslim yang terjebak dalam kepungan masa diselamatkan dan diantarkan ke tempat yang aman. Bagi kami, saling menolong dan melindungi tanpa memandang latar belakang apapun adalah sebuah kewajiban. Kewajiban yang harus ditunaikan, meski nyawa menjadi terancam sekalipun.
Mari kita doakan semoga situasi di India dapat segera pulih. Semoga saudara-saudari Muslim kita selalu diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi situasi yang berdarah ini. Dan semoga kita dapat selalu bersatu melawan segala bentuk persekusi, diskriminasi, intoleransi, dan ketidakadilan.
Oleh: Ahmad Nurcholish
Penulis, adalah Deputy Direktur ICRP dan Pengasuh Pondok Pesantren Fatihatul-Qur’an, Bogor.