32.7 C
Jakarta

Kalangan Millenial Makassar Tolak Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarDaerahKalangan Millenial Makassar Tolak Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com Makassar – Poros Pemuda Indonesia Sulsel Gelar dialog kebangsaan. Mereka angkat tema “Tantangan Pemuda dalam Menghadapi Isu Radikalisme”. Acara ini bertempat di Alira Point jalan boulevard makassar, Sabtu 06/03/2021.

Dalam kegiatan tersebut hadir sejumlah narasumber salahsatunya adalah Luhur A Prianto Akademisi Unismuh Makassar, Dr. Sakka Pati (Pengamat Konflik),Irfan Baso ( Aktivis KAMMI SulSel) dan Ibrahim (Ketua Gema Pembebasan Kota Makassar).

Diskusi mengemuka tentang ancamam nyata pemuda dalam menangkal doktrin radikalisme. Pengamat konflik sekaligus dosen fakultas hukum unhas Dr. Sakka Pati mengatakan bahwa terorisme suatu aksi yang hadir menciptakan ketakutan dengan cara kekerasan. Doktrin radikal untuk mempengaruh situasi politik dimasyarakat. Aksi radikalisme dan terorisme adalah aksi yang secara terorganisir. Mereka merupakan satu kesatuan yang utuh bahkan sulit terpisahkan.

Realita di lapangan Generasi pemuda banyak terpapar radikalisme diusia 17 sampai 30 tahun. Hampir sebagian besar dari kalangan mahasiswa yang telah terpapar di Indonesia. Ini berdasarkan data yang terhimpun dari berbagai sumber. Survei menyatakan kelompok yang sudah terpapar sebagian besar sepakat untuk melakukan aksi radikal.

Akademisi Makassar Tolak Radikalisme

Akademisi Unismuh makassar Luhur A Prianto mengatakan doktrin Radikal bisa menjadi paham dan sekaligus menjadi ideologi ,radikalisme juga bisa menjadi gerakan politik dan jika sudah menjadi gerakan politik bisa menjadi lawan tanding bagi yang berkuasa, bahkan lawan bagi paham paham lain termasuk nasionalisme.

BACA JUGA  Polda Sultra Gencar Sebarkan Tips Cegah Radikalisme

“Solusi radikalisme sepanjang masih ada ketidak adilan dan kesewenang wenangan pemerintah, ruang hidup radikalisme masih tetap ada, solusinya sempitkan ruang ruang itu dengan adanya keadilan dan ekonomi yang lebih baik dan tentunya dengan pemerintahan yang baik,” jelasnya.

Ketua gema pembebasan sulsel Ibrahim mengatakan bahwa radikalisme diciptakan bagi orang yang membenci islam , Ketika tidak sejalan pemerintah dicap sebagai radikal, Secara global isu inisudah dimainkan oleh dunia untuk memerangi ummat islam dan islam adalah ancaman yang nyata bagi dunia ,terkhusus bagi mereka ingin merebut kekuasaan.

Terakhir dalam diskusi tersebut sekertaris KAMMI daerah sulsel irfan baso mengatakan Kammi dan organisasi lain harus mengambil peran dalam mmengangkal isu radikalisme, aksi radikalisme ,tidak ada dalam agama apapun yang membenarkan aksi itu.

“Kedepan kita berharap, pemerintah dalam hal ini BNPT harus proaktif melakukan advokasi terutama dalam melakukan pendampingan khusus terhadap orang yang sudah terpapar doktrin radikal,” tutupnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru