26.1 C
Jakarta

Jika Kamu Ngebom Rumah Ibadah Umat Beragama Lain, yang Hangus Sejatinya adalah Imanmu

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanJika Kamu Ngebom Rumah Ibadah Umat Beragama Lain, yang Hangus Sejatinya adalah...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Memang kemarin saya menulis terkait terorisme dengan judul Teroris dan Sanksi Neraka Jahannam. Tapi, sekarang saya ingin mengulas kembali pandangan Islam melihat terorisme. Saya lebih menspesifikkan pada agama Islam, karena agama semitik ini sering dijadikan pembenaran di tengah pelaku terorisme.

Pelaku terorisme sering mengklaim bahwa dirinya paling muslim (sebutan terhadap orang yang memeluk agama Islam). Sedang, orang yang tidak seagama, bahkan tidak sepemikiran tidak segan-segan dituduh dengan sebutan kafir. Bahkan, orang kafir di mata mereka halal darahnya dibunuh.

Saya, mungkin juga para pembaca tulisan ini, bertanya: Memangnya Islam mengajarkan pemeluknya melakukan pembunuhan terhadap saudaranya sendiri? Bukankah Islam menegaskan pentingnya menjaga keselamatan jiwa? Jika tidak begitu, kira-kira pembunuhan yang dilakukan teroris termasuk ajaran siapa?

Islam adalah agama yang mencintai perdamaian. Misi perdamaian ini sesuai dengan makna kata Islam dan perjuangan yang dilakukan oleh pembawa agama langit ini, yakni Nabi Muhammad. Nabi sangat menghormati umatnya, meski mereka belum mengikuti dakwah beliau. Nabi tetap berdakwah dengan tutur kata yang santun dan sikap yang lemah lembut.

Nabi Muhammad selain itu juga tidak pernah melakukan pembunuhan dalam peperangan antara beliau dan orang kafir Quraisy. Nabi beserta sahabatnya berperang bukan dijadikan solusi dalam berdakwah, melainkan sebatas menjaga jiwa dari serangan musuh. Maksudnya, Nabi sesungguhnya tidak senang melakukan peperangan dalam berdakwah. Nabi hanya menghendaki dakwah diterima dengan hati, bukan dengan paksaan.

Karena itu, pembunuhan yang dilakukan para teroris dengan dalih perang sebagaimana yang dilakukan Nabi, adalah sesuatu yang disalahpahami. Perang yang benar dapat dipahami pada QS. al-Hajj: 39: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Jadi, perang boleh dilakukan ketika seseorang diperangi atau dianiaya.

Pelaku terorisme melakukan perang dengan pengeboman atau bom bunuh diri adalah tindakan yang picik. Sampai detik ini orang yang dijadikan sasaran pelaku terorisme belum pernah melakukan tindakan yang aniaya. Saya sendiri pernah berteman dan ngobrol langsung dengan pemeluk agama non-Islam. Teman saya itu sangat baik hatinya dan lembut tutur katanya. Bahkan, dia tidak pernah memiliki hati yang busuk seperti yang diduga oleh kelompok teroris.

BACA JUGA  Benarkah Politik Sebatas Menang-Kalah, Bukan Benar-Salah?

Saya tidak mengerti, mengapa para pelaku terorisme memiliki hati yang busuk sehingga mereka gemar membunuh saudara mereka sendiri. Padahal, Nabi Muhammad tidak pernah melakukan tindakan pembunuhan semacam itu. Para pelaku terorisme sungguh melawan ajaran agama Islam, bahkan juga agama-agama lain. Jika terorisme menentang ajaran semua agama, pertanyaannya, agama teroris apa?

Saya berkeyakinan, teroris tidak punya agama, meski mereka sering mengatasnamakan Islam sebagai agamanya. Jika harus punya agama, teroris agamanya adalah hawa nafsunya sendiri. Hawa nafsu telah menutupi akal sehatnya, sehingga mereka gemar melakukan tindakan yang berlawanan dengan ajaran Islam. Para teroris lupa pesan Imam al-Ghazali: An-Nafsu aduwwun mahbubun. Nafsu adalah musuh yang dicintai.

Sebuah pernyataan Habib Husein Ja’far Al Hadar terkait tindakan terorisme: Jika kamu ngebom rumah ibadah umat beragama lain, yang hangus sejatinya adalah imanmu. Kalimat yang cukup singkat ini menggambarkan bahwa para pelaku terorisme tidak punya iman. Jika tidak punya iman, berarti mereka bukan muslim. Terus, jika bukan muslim, jelas mereka kafir. Jadi, yang kafir sesungguhnya adalah pelaku terorisme sendiri.

Sebagai penutup, terorisme bagaimanapun alasannya tidak dapat dibenarkan. Semua agama, lebih-lebih Islam, mengutuk aksi-aksi terorisme. Islam yang digaungkan oleh pelaku teroris itu hanya omong kosong semata. Pelaku teroris sejatinya munafik. Mereka hanya bermanis di mulut dengan berkata dirinya paling muslim, tetapi hatinya busuk mengikuti perbuatan setan. Ingat pesan yang cukup bijak dari Irwan Masduqi: Gimana rasanya kalau masjid kita dibom? Sakitnya tuh di sini. Makanya, jangan pernah merusak tempat ibadah agama lain.[] Shallallah ala Muhammad.

*Judul tulisan ini diambil dari nasehat teman saya Habib Husein Ja’far Al Hadar

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru