27.7 C
Jakarta

Jihad dan Khilafah Bukan Solusi Terbaik Palestina

Artikel Trending

Milenial IslamJihad dan Khilafah Bukan Solusi Terbaik Palestina
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Pada tanggal 21 Mei 2024, HTI menggalang massa untuk menyatakan pembelaan terhadap Palestina dan mengutuk Israel. Di terik matahari yang panasnya Bandung, dada mereka membara dengan mengibarkan bendera bertulis kalimat tauhid dan bendera bertulis “Solusi Tuntas Palestina Adalah Jihad dan Khilafah”.

Tawaran ini sebenarnya semu, bahkan palsu. Sama sekali tidak menyentuh akar persoalan Palestina. Tawaran khilafah di tengah perang politik yang panas antara Palestina dan Israel, jelas solusi batil dan tidak masuk akal. Solusi ini menunjukkan pengakuan bahwa ormas HTI dan aktivis khilafah memang tidak benar-benar serius membela Palestina.

Gerakan FUTA

Dalam gerakannya, mereka mengatasnamakan Forum Ulama, Tokoh, dan Advokat (FUTA) Jawa Barat. Bukan sebagai organisasi terlarang bernama HTI itu. Namun segala ornamen pakaian, bendera dan orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah anggota HTI dan dedengkotnya. Dan FUTA memang sejak dulu sering melakukan aksi-aksi politis.

Mereka menyatakan sikap. Begini isinya: Pertama, mengutuk bentuk semua kebiadaban Entitas Zionis Yahudi Penjajah dan menuntut agar diberhentikan sekarang juga. Termasuk yang mereka lakukan di Rafah Gaza saat ini. Sesungguhnya akar masalah Baitul Maqdis (Palestina) adalah penjajahan Entitas Zionis Yahudi Penjajah yang dibeking negara kafir penjajah, terutama Inggris dan Amerika, pasca Deklarasi Balfour 1917.

Kedua, menuntut para penguasa negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia, untuk mengirimkan tentara muslim untuk melakukan jihad fi sabilillah. Mengusir Entitas Zionis Yahudi Penjajah dari seluruh bumi Baitul Maqdis (Palestina). Bagi mereka tak layak negara muslim meminta bantuan PBB dan negara-negara kafir Barat, terutama Amerika dan Inggris, yang mereka itu hakikatnya adalah negara penjajah dan teroris sesungguhnya (the real terrorist).

Ketiga, mendesak agar negeri-negeri muslim memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Entitas Zionis Yahudi Penjajah, seperti Mesir, Yordania, dan Turki, sekarang juga. Sebagaimana penguasa-penguasa muslim lainnya yang baru-baru ini tetap nekad melakukan “normalisasi” hubungan diplomatik dengan Entitas Zionis Yahudi Penjajah, seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan. Bila pemutusan ini tidak dilakukan maka sesungguhnya mereka adalah pengkhianat terhadap kaum muslimin.

Keempat, menolak solusi dua negara (two state solution), yang ditawarkan sebagai solusi hakiki untuk masalah Palestina. Tidak selayaknya solusi ini diambil karena Entitas Zionis Yahudi adalah penjajah, tidak layak yang dijajah hidup berdampingan dengan yang menjajah. Penjajah harus diusir keluar dari tanah yang dijajahnya.

Kelima, mengajak semua pihak, khususnya para tokoh-tokoh muslim dari kalangan ulama, mubaligh, militer, cendekiawan, pengusaha, jurnalis, pengacara, mahasiswa, dan lainnya untuk bersatu dalam ukhwah Islamiyah, untuk berjuang bersama demi terbebaskannya kawasan Baitul Maqdis (Palestina) dan negeri-negeri Islam lainnya. Persatuan ini tegak di atas landasan aqidah Islamiyah. Tanpa persatuan yang hakiki, umat Islam itu akan terus menjadi pihak yang lemah. Bukan hanya di Gaza Palestina, tapi juga di belahan dunia lainnya, seperti Rohingnya Myanmar, Uighur di Cina, dll. Karena itulah diperlukan institusi yang akan menyatukan umat Islam. Institusi itu adalah Khilafah. Khilafah adalah kewajiban bagi umat Islam untuk menegakkannya, sekaligus janji Allah (wa’dullah) dan kabar gembira (bisyaroh) Rasulullah SAW. Tsumma Takumu Khilafatan ‘Ala Minhajin Nubuwwah. Para ulama menyebutkan sebagai tajul furudh atau mahkota dari kewajiban. Tegaknya khilafah akan mewujudkan kebaikan untuk alam semesta (Islam Rahmatan Lil ‘Alamin), membebaskan negeri-negeri muslim dari penjajahan, menyatukan dalam kekuasaan Islam, membangun tata dunia baru yang adil dan sejahtera, karena para khalifah akan menjadi perisai (junnan) dan pelindung hakiki untuk kehormatan dan kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Insya Allah. (Bandung, 23 Dzulqa’dah 1445 H/ 31 Mei 2024 M).

BACA JUGA  Nubuat Rasulullah tentang Wahabi: Dua Tanduk Setan dan Sumber Fitnah Islam

Gerakan Politis

Apakah benar tuntutan di atas memang untuk Palestina. Saya kira tidak. Karena khilafah bukan pelindung bagi Palestina. Bahkan gerakan mereka sekadar hanya menjadikan Palestina sebagai temeng untuk mendongkrak nama khilafah alias kelompok HTI.

Mereka memang kejam. Bahkan bisa-bisanya aktivis HTI dan Khilafah ini memanfaatkan penderitaan Palestina sebagai sesutu yang menghasilkan untuk kelompoknya. Gerakan mereka di atas hanyalah gerakan politis. Bukan bentuk gerakan solidaritas untuk Palestina. Untuk itu, tidak ada dan tidak mungkin khilafah tegak dan menjadi solusi nyata bagi Palestina.

Sistem khilafah sudah tidak terhitung jumlahnya dipromosikan sebagai langkah dan solusi bagi konflik Timur Tengah bahkan sebelum Israel-Palestina perang. Tetapi hasilnya nol besar. Memang mereka tidak akan mengeluh sampai cita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia Raya terwujud.

Satu-satunya untuk meluluhlantakkan bibit khilafah di Indonesia adalah tidak diberikannya tempat untuk mempromosikan paham dan ajaran khilafah dalam versi-bentuk apa pun.

Sejak dulu kala, mereka berganti nama dan berganti alat untuk mempromosikan sistem khilafah, salah satunya dengan memanfaatkan konflik Israel-Palestina ini. Dulu, mereka memanfaatkan konflik Afghanistan, Irak, Iran, Rohingnya dan Uighur. Menurut mereka konflik yang berbumbu agama, adalah tumbal dan bumbu yang lesat untuk segera dipanaskannya.

Ingat, aksi HTI membela Palestina di Bandung hari ini, hanyalah untuk mempropagandakan khilafah. Tidak lebih, tidak kurang.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru