29.7 C
Jakarta

Perlukah Islamisasi Peringatan Hari Valentine?

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamPerlukah Islamisasi Peringatan Hari Valentine?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Peringantan hari valentine memang telah lama menjadi perdebatan diantara kaum muslimin di seluruh dunia. Pro-kontra tentang peringatan hari valentine terus terjadi bertahun-tahun lamanya setiap pertengahan bulan februari, tepatnya pada tanggal 14. Lantas bagaimana Islam memandang peringatan valentine..? dan apakah perlu dilakukam Islamisasi valentine..?

Beberapa kalangan menyebutkan bahwa valentine adalah hari kasih sayang yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. Sehingga karena ini biasa dilakukan oleh orang Nasrani, beberapa ulama Islam melarang peringatan ini karena dianggap menyerupai mereka. Dan jelas hadist menyatakan bahwa barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Artinya: “Barang siapa menyerupai suatu kaum, dia termasuk mereka (kaum tersebut. [HR. Abu Dawud].

Apakah benar demikian pemahaman tentang suatu hadist. Sehingga langsung serta merta berdasarakan hadist ini langsung tidak membolehkan peringatan valentine…?.

Padahal dalam hadist yang lain Nabi juga pernah menyerupai orang Yahudi dan Nasrani. Hadist ini di riwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas

Rasulullah menyukai untuk menyamai ahlil kitab Yahudi dan Nasrani selama tidak perintah untuk menjauhi atau dengan kata lain selama tidak ada larangan”.

Dicontohkan oleh sahabat Ibnu Abbas, Rasulullah semula, pada awalnya kalau menyisir rambut itu memakai jambul di depan. Dan itu adalah tradisi orang orang musyrikin. Tapi, kemudian Rasulullah mengubah cara menyisir rambut dengan dibelah ke kanan dan ke kiri dan itu adalah tradisi orang orang Yahudi dan Nasrani. Dan Rasulullah menyukai yang kedua itu.

Rasulullah suka untuk menyamai orang orang Yahudi dan Nasrani, selama tidak ada larangan. Jadi Islam itu sangat lentur sekali sebenarnya itu. Yang bikin sumpek dan kaku itu sebagian orang Islam sebenarnya itu. Ada unsur yang namanya tasyaddud atau mempersulit diri.

BACA JUGA  Janji Politik dari Seorang Calon Wajibkah Ditunaikan?

Islamisasi Valentine, Perlukah?

Dari pemahaman hadist tersebut, sebenarnya bisa diambil pelajaran, bahwa valentine adalah hari kasih sayang. Sedangkan kasih sayang sendiri adalah inti dari ajaran Islam. Hal ini seperti yang termaktub dalam Al-Quran

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Artinya: “Dan kami tidak mengutusmu melainkan sebagai penyebar kasih sayang kepada seluruh alam”.

Oleh karenanya maka perlu adanya islamisasi valentine. Karena memang sebenarnya valentine atau kasih sayang itu emang ajaran islam. Caranya yaitu dengan menyebar kasih sayang kepada keluarga serta kerabat dengan memberi ucapan kebahagiaan atau hadiah, Selain itu valentine juga diisi dengan berzikir dan berdoa kepada Allah. Umat Islam harus selalu memastikan bahwa kasih sayang adalah aplikasi yang wajib terinstal dalam hatinya. Karena memang kasih sayang adalah sifat dasar yang wajib dimiliki oleh setiap orang Islam.

Dengan cara yang demikian sebenarnya telah menjadikan Islam itu sebagai agama mampu menyesuaikan dengan zaman dan waktu. Dan Islam bukanlah agama yang memberatakn pemeluknya tapi justru pemeluknyalah yang memberatkan dirinya sendiri dengan larangan ini itu yang sebenarnya tidak dilarang Syariat. Islamisasi valentine ini perlu dan untuk menunjukan bahwa Islam adalah agama yang mampu beradabtasi dengan situasi apapun. Sehingga ajaran islam bisa diterima oleh seluruh semesta.

 

 

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru