30.9 C
Jakarta
Array

Islam di Indonesia Apa Indonesia Islam?

Artikel Trending

Islam di Indonesia Apa Indonesia Islam?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Baru-baru ini beredar video mengejutkan dari salah satu pendakwah kondang, yang sering nongol di stasiun televisi swasta, dengan lugas pula tegas ia menyatakan, tak ada Islam nusantara, dan Islam Nusantara perlu dicoret.

Sangat mengejutkan bukan, apalagi di zaman serba digital, kecanggihan gawai dan hiruk-pikuk jagad maya, tak ayal dengan hitungan detik-pun meluncur, menjadi tagar viral, dengan ribuan viewers yang menonton cuplikan tayangan statement yang amat sangat kontroversial.

Patut bersyukur, di stasiun televisi yang sama dengan kerendahan hatinya, pihaknya mengucapkan permohonan maaf kepada publik, yang mungkin sedikit tergores hatinya.

Meninggalkan, komentar tersebut, mari sejenak, berpikir dan menggali sejarah, mengapa demikian, dan bagaimana tercetus dengan istilah ‘Islam Nusantara’. Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Founding Fathers Bangsa ini, ya, Ir. Soekarno soal Jas Merah-nya, jangan lupakan sejarah. Begitulah kiranya, pendek kata namun penuh makna tersirat didalamnya, karena merujuk juga tafsiran oleh Ir. Soekarno, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menoleh kebelakang, melihat usaha, maupun jerih payah dari orang-orang pendahulu yang membawa bangsa pada kemerdekaan.

Tak dapat dipungkiri lagi, Islam tumbuh dan berkembang secara pesat di bumi pertiwi ini, karena ada dorongan-dorongan maupun  perjuangan yang begitu kuat dari para ulama’ di Nusantara, kala itu.

Halnya, Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan,dan masih banyak para Kiai,  seperti Abdullah Sajjad, KH As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan murid Syaikh Kholil Bangkalan, KHR. Asnawi Kudus yang masih cucu dari Syaikh Mutamakin Kajen, dan banyak kiai-kiai lainya yang begitu gigih dalam perjuangan memperjuangkan kemerdekaan dimedan tempur.

Mereka bisa dikatakan ulama’-ulama’ Nusantara yang sanadnya jelas, berpedoman pada apa yang diajarkan Rasulullah SAW.

Islam Nusantara

Islam turun sebagai agama samawi yang Rahmatan Lil ‘Alamiin, merahmati seluruh alam, begitulah islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, Islam Nusantara sebenarnya bukan hal baru bagi Indonesia. Islam Nusantara sudah ada sejak zaman kewalian di Bumi Nusantara ini. Namun, Islam nusantara masih menjadi distorsi tersendiri, menganggap Islam Nusantara sebagai ajaran baru.

Mengapa mengatakan Islam Nusantara sudah sejak lama, kita tentunya melihat bagaiamana cara santun oleh para wali sanga, yang perlahan tapi pasti dalam menyebarkan islam dengan penuh santun, tata-krama tanpa menghardik kebenaran agama yang mereka bawa itu merupakan sebuah kebenaran. Sedikit demi sedikit, mereka diterima, dengan budaya santun yang membuat keyakinan masyarakat bahwa Islam itu agama yang baik dan tepat untuk mereka berlabuh.

Menteri Agama RI,Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, mengemukakan gagasanya dalam buku Masterpiece Islam Nusantara(Zainul Milal Bizawie : 2016),”Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang menekankan pada prinsip-prinsip ajaran yang moderat(Wasatiyah, inklusif, toleran dan saling menghormati, tidak mengklaim hanya agama sendiri yang benar, bersatu dalam keragaman atau Bhineka Tunggal Ika(Unity In Diveristy).

Dilihat dari sudut pandang manapun, Islam Nusantara begitu cocok bagi iklim bangsa kita yang plural, bersatu dalam perbedaan membuat kedewasaan Islam Nusantara semakin memperlihatkan kekokohanya, nampak berbeda dengan Islam Timur-Tengah yang banyak dirundung dengan bentrok dan perang saudara.

Menoleh kebelakang, Nabi Muhammad SAW sebagai pembuatan kebijakan pertama kali didunia dengan turunya Piagam Madinah, waktu itu, kita bisa menilai bagaimana Islam ala Rasulullah dan Islam Nusantara ini begitu mirip, bahkan tak ada bedanya.

Belum lagi soal menjaga tradisi leluhur, dengan tidak menghapus tradisi-tradisi yang dilakukan umat Hindu-Budha pada zamanya, inilah yabg terpenting, kita tak kehilangan sedikitpun warna budaya leluhur kita, Islam Nusantara hanya mengisi kontenya saja dengan mengagungkan Allah SWT dan Rasulullah SAW sebagai penerang jalan kegelapan.

Islam Nusantara juga memiliki karakter pendidikan, Pesantren ialah salah satu kurikulum pendidikan paling ‘sepuh’ di nusantara, seperti yang dikemukakan KH. Said Aqil Siraj, Pertemuan Islam dengan adat dan tradisi Nusantara itu kemudian membentuk sistem sosial, lembaga pendidikan(seperti pesantren), serta sistem kesultanan(Said Aqil Siraj: 2015).

dengan itulah Gus dur menyebut dengan Pribumisasi Islam akan berjalan dengan baik tanpa adanya suatu kontra yang berkepanjangan di Negeri ini, dan menurut Gus Dur pula, Indonesia dan Islam Nusantaranya itu Unik, apapun masalahnya soal agama pasti bisa terselesaikan dengan baik pula.

Dan itulah sebenarnya Islam Nusantara sudah menjawab soal Islam itu sebagai Rahmatan Lil Alamiin.

Lalu, masihkan nge-Judge Islam Nusantara itu Islam abal-abal ?, jelas, Islam Nusantara begitu kompleks keberadaanya di Indonesia, tak bisa digugat lagi dengan cara apapun, Islam Nusantara mampu menjaga NKRI dari kecaman-kecaman yang menggoyahkan persatuan dan menjaga tradisi-tradisi warisan leluhur yang tak bisa digantikan oleh tradisi baru.

Indonesia Islam atau Islam di Indonesia ?

Banyak negara muslim diseluruh dunia iri dengan Indonesia, yang menjadi pertanyaan mereka, kenapa Indonesia yang banyak perbedaan yang ada, Islam mampu menjadi pionir, tanpa adanya tumpah-darah ataupun kekerasa terhadap saudar sebangsanya?

Hal tersebut mengundang decak-kagum dari Grand Syaikh al-Azhar, Ahmad Muhammad ath-Thayib, salah satu Guru Besar Al-Azhar, yang datang ke-Indonesia beberapa waktu lalu, ia memuji Indonesia masih meneguhkan toleransi yang sangat kuat,dan Islam Nusantara perlu dipertahankan, menurutnya.

Namun, banyak juga yang terperangkap, salah-mengartikan Indonesia itu Negara Islam, bukan Islam sebagai agama yang mayoritas dipeluk oleh penduduk di Indonesia. Jadi, kita harus tau bahwa kita adalah orang Indonesia yang Islam.

Seiring berjalanya waktu, masyarakat memang butuh pengetahuan yang kuat soal Islam di indonesia atau Indonesia Islami, khususnya, Islam Nusantara sebagai wajah rujukan pemeluk agama islam di indonesia maupun umat muslim diseluruh penjuru dunia.

Kini, banyak juga stigma dari para peneror yang hendak memecah belah Indonesia yang beragam ini dengan dalih, ingin merombak tatanan Islam Nusantara yang menghargai perbedaan, mengganti dengan Khilafah. HTI sudah wafat, akan tetapi kita perlu waspada terhadap pergerakan krucil-krucil yang masih bersembunyi-sembunyi mengkampanyekan khilafah.

Dengan demikian, Islam di Indonesia ialah, dan Islam Nusantara adalah identitas bagi kita, dengan kekhasanya, dengan Islam Nusantara kita mampu berdampingan penuh rasa menghargai terhadap agama lain, ribuan suku dan kepercayaan di Indonesia, Islam Nusantara tetaplah berpijak pada Akidah-Tauhid, sbagaimana esensi ajaran islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

*Achmad Fakhrudin, penulis adalah Presiden BEM STIBI Syekh jangkung Pati.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru