26.6 C
Jakarta

ISIS Kumpulkan Dana Teror dari Bisnis Narkoba

Artikel Trending

AkhbarInternasionalISIS Kumpulkan Dana Teror dari Bisnis Narkoba
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Naples – Untuk danai aksi teror, ISIS lakukan bisnis narkoba. Rabu (1/7) kemarin,  pihak kepolisian Italia berhasil menyita lebih dari 14 ton Amfetamin yang diproduksi oleh ISIS di Suriah. Belasan ton obat-obatan terlarang ini ditaksir memiliki nilai mencapai $1,12 miliar atau setara dengan Rp 16 triliun. Temuan ini sekaligus jadi temuan narkoba terbesar di dunia dalam satu waktu. Baik dalam segi jumlah maupun nilai jualnya.

Obat-obatan tadi dicetak dalam bentuk tablet Captagon sebanyak 84 juta butir. Semuanya disembunyikan dalam paket-paket industrial dan sempat mengecoh polisi.

Penyelidik mengatakan, telah menahan tiga kapal kontainer mencurigakan pada Rabu yang merapat di pelabuhan Italia selatan Salerno dan menemukan 84 juta tablet obat Captagon di dalam mesin dan silinder kertas besar untuk keperluan industri yang mereka bawa.

Obat-obatan itu bernilai sekitar USD 1,12 miliar atau sekitar Rp14,4 triliun dan akan dijual di pasar Eropa “untuk membiayai terorisme”, kata polisi keuangan Naples dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Aljazeera, Kamis (2/7).

“Kita tahu ISIS membiayai kegiatan terorisnya terutama dengan perdagangan narkoba yang dilakukan di Suriah yang dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi produsen amfetamin terbesar di dunia,” jelas pernyataan itu.

BACA JUGA  Ukraina Klaim Hancurkan Pesawat Rusia dalam Serangan Malam Jumat

“Ini adalah penyitaan amfetamin terbesar di dunia.”

Saat memotong gulungan kertas dan roda gigi logam dengan gergaji, ditemukan tablet yang dicetak dengan dua lingkaran, simbol Captagon. Video yang diambil polisi menunjukkan pil tumpah dari gulungan dan roda saat dibuka paksa.

Polisi mengatakan sedang menyelidiki apakah Camorra yang berbasis di Naples mengorganisir kejahatan ini dan mendalami apakah mereka memerintahkan pengiriman besar-besaran untuk penjualan internasional.

Dua pekan lalu, pengiriman obat dalam jumlah lebih kecil disita di pelabuhan Salerno yang ditempatkan dalam kontainer pakaian.

Captagon, nama merek obal, awalnya digunakan pada 1960-an untuk mengobati narkolepsi dan depresi. Captagon adalah salah satu dari beberapa nama merek fenethylline hidroklorida, senyawa obat milik golongan amfetamin yang dapat menghambat rasa takut dan menangkal kelelahan.

Polisi bea cukai dalam sebuah pernyataan menerangkan, Captagon sering digunakan anggota ISIS untuk “menghambat rasa takut dan sakit”.

Jumlah obat yang disita cukup untuk memenuhi seluruh pasar Eropa, kata polisi, tanpa memberikan jangka waktu. Dua pekan lalu, juga di pelabuhan Salerno, polisi menyita sebuah kontainer yang dikirim dari Suriah untuk menyelundupkan 2.800 kilogram ganja dan lebih dari 1 juta pil amfetamin dengan simbol yang sama dengan yang dicegat pada Rabu.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru