Harakatuna.com. Taheran-Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyatakan dialog dengan komunitas internasional tetap ‘mungkin’ dilakukan meskipun ketegangan tengah meningkat dengan Amerika Serikat (AS). Rouhani menyebut Iran berupaya setiap harinya untuk ‘mencegah perang’.
Pada 8 Januari lalu, Iran meluncurkan puluhan rudal balistik ke target markas pasukan AS di Irak. Serangan rudal itu merupakan balasan atas kematian Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, dalam serangan drone AS di Irak pada 3 Januari lalu. Saat serangan itu terjadi, Iran dan AS masih terlibat ketegangan terkait program nuklir.
Seperti dilansir AFP, Kamis (16/1/2020), Rouhani dalam pidato terbarunya yang disiarkan televisi setempat menyatakan keinginan Iran untuk berdialog dengan komunitas internasional di tengah ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah.
“Pemerintah (Iran-red) tengah berupaya setiap hari untuk mencegah konfrontasi militer atau perang,” tegas Rouhani dalam pidatonya.
Lebih lanjut, Rouhani mengakui bahwa dialog dengan komunitas internasional cukup sulit, namun tetap ‘mungkin’ untuk dilakukan.
Pernyataan ini disampaikan Rouhani setelah sebelumnya menyerukan ‘persatuan nasional’ dan menyebut rakyat Iran sebagai ‘tuan’ dan pemerintah sebagai ‘pelayan’. Hal ini disampaikan Rouhani usai insiden salah tembak pesawat sipil Ukraina yang menyebabkan jatuhnya pesawat Boeing 737 tersebut di Teheran pekan lalu. Total 176 penumpang dan awak, yang sebagian besar warga Iran, tewas dalam insiden itu.
Aksi-aksi demo terus digelar di Iran menyusul pengakuan Angkatan Bersenjata Iran telah secara tak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang milik maskapai Ukraine International Airlines itu.