29 C
Jakarta

Intoleransi di Dunia Pendidikan Semakin Meningkat

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanIntoleransi di Dunia Pendidikan Semakin Meningkat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kasus intoleransi di negeri Indonesia kini kian menjadi-jadi dan mulai menemukan basisnya. Kaum Islam Fundamentalis sekarang sudah mulai menikmati buahnya hasil kerja kerasnya dengan menyebarkan ideologinya ke segala lini kehidupan bangsa Indonesia setiadaknya setelah reformasi.

Gusdur pada tahun 2009 dalam bukunya yang berjudul Ilusi Negara Islam menyatakan ambisi utama Islam Fundamentalis adalah menguasai dan mengatur semua aspek kehidupan manusia. Untuk mewujudkan ambisinya, kelompok Islam Fundamentalis menyusup dengan segala cara ke hampir semua bidang kehidupan bangsa Indonesia. Mulai dari sektor pemerintah, swasta, pendidikan, penerbitan, dunia politik maupun bisnis.

Kelompok Islam Fundamentalis yang masuk ke Indonesia biasanya dibawa oleh Gerakan Tarbiyah yang terinspirasi dari gerakan Ikhwanun Muslimin. Gerakan Tarbiyah ini dalam menyebarkan ideologi fundamentalisnya salah satunya adalah melalui dunia pendidikan. Yaitu dengan membangun sekolah-sekolah Islam Terpadu. Dalam sekolah tersebut para murid diajarkan cara menjaga akidah dari kesyirikan ala Gerakan Tarbiyah yang kaku dan keras. Seperti hormat bendera merah putih adalah bentuk kesyirikan, menyanyikan lagu Bagimu Negeri adalah kesyirikan. Makanya hormat bendera dan menyanyikan lagu Bagimu Negeri dilarang.

Hasil dari ajaran ini di dunia pendidikan kini semakin menjadi-jadi, sebagaimana contoh dua kasus dari yang menjadi viral di dunia maya sekarang ini. Pertama murid dikeluarkan sekolah hanya karena mengucapkan ulang tahun kepada temannya. Dalam ajaran mereka mengucapkan selamat ulang tahun adalah bentuk menodai akidah. Makanya dilarang keras untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Kasus yang kedua yaitu adanya tepuk anti kafir yang dilakukan oleh pembina pramuka. Tepatnya ketika mengadakan Kursus Mahir Lanjutan (KML) di SD Timuran Yogyakarta.

BACA JUGA  Mengapa Konsep Perubahan Penting Ditegakkan di Negeri Ini?

Tentu kejadian ini sangat menciderai toleransi yang sudah terbangun kuat di Indonesia. Bangsa Indonesia ketika memutuskan untuk menjadi negara bangsa yang berlandaskan Pancasila maka seharusnya menihilkan penyebutan kafir untuk warga negaranya. Hal demikian karena dengan berlandasakan Pancasila semua warga negara apapun agama dan sukunya adalah sama.

Basis Munculnya Intoleransi di Dunia Pendidikan

Intoleransi ini akan semakin menjadi-jadi di Indonesia apabila pemerintah dan masyarakat semakin abai untuk menjaga pendidikan yang mengajarkan nilai toleransi dan kebinekaan di Indonesia. Menjamurnya sekolah-sekolah Islam Terpadu bentukan Gerakan Tarbiyah ini jelas menjadi lumbung dan basis bagi tumbuhnya Islam Fundamentalis yang intoleran terhadap liyan.

Selain dengan memperbanyak jumlah sekolah-sekolah Islam terpadu, Gerakan Tarbiyah juga membentuk Rohis (Kerohanian Islam) dan organisasi keagamaan agar bisa masuk kesekolah-sekolah negeri milik pemerintah. Dan hasilnya pun cukup nyata banyak siswa yang mengikuti kajian Rohis di sekolah-sekolah negeri mulai berbuat intoleran. Salah satunya dengan mengintimidasi siswa perempuan yang tidak memakai jilbab.

Gusdur sendiri menyatakan bahwa hal yang diserang kaum Islam Fundamentalis adalah pendidikan dan organisasi yang mengajarkan Islam Pribumi dan yang berorientasi kepada pengajaran spiritual (Tasawuf). Karena hal inilah yang menghambat mereka untuk mencapai tujuannya.

Tentu upaya menahan laju gerakan ini adalah upaya penyadaran orang tua murid untuk lebih selektif ketika hendak menyekolahkan anaknya. Selain itu, dibutuhkan regulasi dari pemerintah untuk mengatur dunia pendidikan di Indonesia sehingga pendidikan yang mengajarakan intoleransi semakin bisa ditekan.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru