26.3 C
Jakarta

Inti  Ajaran Al-Hallaj yang Wajib Anda Ketahui

Artikel Trending

Asas-asas IslamTasawufInti  Ajaran Al-Hallaj yang Wajib Anda Ketahui
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam jagat tasawuf, nama Al-Hallaj bukanlah sesuatu yang sulit diingat. Tokoh tasawuf ini, oleh sebagian ulama dianggap sebagai orang yang murtad. Namun tidak sedikit ulama yang memuji konsep dan ajaran tasawuf beliau.

Terlepas dari semua itu, penulis hendak memberikan informasi penting kepada pembaca terkait inti ajaran Al-Hallaj. Jika memang ada ketidaksepakatan dengan apa yang dirumuskan AL-Hallaj, maka itu bagian dari dinamikan pemikiran Islam yang tidak perlu disikapi dengan kemarahan.

Baik. Al-Hallaj memiliki nama panjang, yakni Abu al-Mughist al-Hasan bin Mansur bin Muhammad al-Baidhawi, dan dikenal dengan nama al-Hallaj. Beliau dilahirkan pada tahun 244 H/855 M, di desa Thur dekat desa bida di Persia.

Tidak usah diragukan lagi, Al-Hallaj menimba ilmu tasawuf tidak instan. Ia sejak kecil dia sudah banyak bergaul dengan sufi terkenal. Bayangkan saja, pada usia 16 tahu, ia  sudah menimba ilmu kepada Sahil bin Abdullah al-Tusturi, salah seorang tokoh terkenal pada abad ke tiga Hijriyah dan seterusnya dia meneruskan pelajarannya kepada Amr Al-Makky dan Junaid Al- Bagdadi.

Pelajaran dan ilmu demi ilmu ia dapatkan melalui pencariannya terhadap para guru ahli tawasuf. Tentu dalam posisi ini, pergolakan dan kematangan ilmu tasawufnya sangat kental. Sehingga menjadikan AL-Hallaj, ketika itu berusia 53 tahun, menjadi perbincangan para ulama waktu itu karena paham tasawufnya yang berbeda dengan yang lain.

Nah, pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apa ajaran tasawuf AL-Hallaj? Berikut penulis uraiankah secara singkat:

Pertama, hulul.

Ajaran ini dimulai dari pandangan Al-Hallaj yang mengatakan bahwa Allah memiliki dua sifat dasar, yaitu sifat ketuhanan (lahut) dan sifat kemanusiasan (nasut). Sifat ini, oleh Al-Hallaj dikembang oleh Al-Hallaj bahwa demikkian pula manusia, disamping memiliki sifat kemanusiaan juga memiliki sifat ketuhanan dalam dirinya.

Paham al-Hallaj ini juga dapat dilihat dari penafsirannya mengenai penciptaan nabi Adam (QS. al-Baqaarah, 34). Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada Adam maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Menurut al- Hallaj,  Allah memberikan perintah kepada malaikat untuk sujud kepada Adam karena pada diri Adam, Allah menjelma sebagai mana Dia menjelma (hulul) dalam Isa a.s. Dengan demikian, dapat dipahami pula bahwa ketika Allah menjelma dalam diri Adam, maka hal itu berarti Allah menciptakan Adam sesuai dengan bentuknya.

BACA JUGA  Suka Melihat Senja Di Sore Hari, Ini Manfaat Melihat Langit Menurut Ulama

Cara lebih lanjut agar dapat bersatu dengan Allah, ia harus terlebih dahulu menghilangkan sifat “kemanusiaan melaluin Fana”. Setelah sifat-sifat kemanusiaan itu hilang dan yang tinggal hanya sifat ketuhanan dalam dirinya, disitulah baru tuhan dapat mengambil tempat (hulul) dalam dirinya dan ketika itu roh Tuhan dan roh manusia bersatu dalam tubuh manusia.

Pada posisi inilah, Al-Hallaj bersatu dengan Tuhan. Penyatuan ini disebut hulul. Dari sini, Al-Hallaj mengalami pengalaman syathahat dengan mengatakan: Ana al-Haqq (Aku adalah Tuahan). Hal ini berarti, bukanlah roh al-Hallaj mengucapkan itu, tetapi roh Tuhan mengambil tempat dalam dirinya.

Dengan kata lain bahwa al- Hallaj sebenarnya tidak mengaku dirinya Tuhan. Hal ini pernah pula ia tegaskan, Aku adalah rahasia yang maha benar, dan bukanlah yang maha benar itu aku, Aku hanya satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami.

Kedua, haqiqih Muhammadiyah.

Adapun ajaran Al-Hallaj lainnya adalah hakikah muhammadiyah atau Nur Muhammad. Yaitu asal atau sumber dari segala sesuatu, segala kejadian,  amal perbuatan dan ilmu pengetahuan. Nur Muhammad inilah alam ini dijadikan.

Didalam kitabnya at-Tawasin, al-Hallaj menulis: “Cahaya-cahaya kenabian memancar dari cahayanya. Cahaya-cahayanya punterbit dari cahayanya. Dalam cahaya-cahaya itu tidak satupun cahaya yang lebih cemerlang, gemerlap dan terdahulu dari cahaya pemegang kemuliaan (Muhammad saw).

Ketiga, wahbah al-Adyan (kesatuan semua agama).

Paham atau ajaran ketiga ini sangat berkorelasi dengan ajaran kedua. Bahkan bisa dikatakan bahwa paham ketiga ini muncul sebagai konsekuensi logis dari pahamnya tentang Nur Muhammad. Dari pemahan Nur Muhammad sebagai sumber yang pertama di dunia ini, lantas berkesimpulan tentang kesatuan semua agama, dengan alasan bahwa sumber semua agama adalah satu, Nur Muhammad.

Bagi ulama fiqih yang biasanya beribaca soal Halal-Haram, ajaran Al-Hallaj dianggap kafir. Ada juga beberapa kalangan menilai, kesalahan Al-Hallaj, karena ia telah membuka rahsia Tuhan, yang seharusnya ditutupi. Kalimatnya yang sangat terkenal hingga saat ini, adalah “Ana al-Haq”, yang berarti, “Akulah Allah”. Namun ada juga yang menyanjung dan mendukung bahkan mencoba mengamalkan jaran Al-Hallaj. Wallahu a’lam bi al-shawab. [n].

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru