Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Dalam keseharian kita tidak pernah terlepas dari membaca surat al-Fatihah, yakni ketika shalat, berdoa, mengaji, dan berbagai kegiatan lainnya. Namun perlu diketahui bahwa ternyata sebutan untuk surat yang sangat familiar di kalangan orang-orang Islam ini memiliki beberapa nama lain, dan setiap nama-nama tersebut memiliki makna tersendiri. Berikut ini adalah nama-nama lain dari surat al-Fatihah, yaitu:
Pertama, al-Fatihah. Sebutan al-Fatihah disebabkan surat ini merupakan pembukaan di dalam al-Qur’an. Sebagaimana yang kita lihat dalam mushaf bahwa surat al-Fatihah terletak di urutan yang pertama walaupun ketika melihat dari sisi urutan turunnya surat maka surat al-Fatihah bukanlah yang diturunkan pertama kali. Terkait ini, al-Ṭabari mengatakan bahwa penyebutan Fātiḥaḥ al-Kitāb dikarenakan penulisan surat ini berada di awal mushaf, selain itu surat yang satu ini juga selalu dibaca pada setiap rakaat shalat.
Kedua, Umm al-Kitāb. Penyebutan Umm al-Kitāb (Induk Kitab), dikarenakan isi surat al-Fatihah mencakup keseluruhan tujuan dasar kitab al-Qur’an. Pada surat ini berisi tentang pujian kepada Allah swt, pengakuan rububiyyah-Nya, penghambaan dalam menaati semua perintah serta larangan Allah swt, permintaan sebuah hidayah serta tetapnya keimanan, kabar tentang orang-orang terdahulu, penjelasan tentang tahap-tahap dalam kebahagiaan serta nasib akhir umat-umat yang sengsara dan sebagainya.
Dapat diibaratkan bahwa surat al-Fatihah merupakan induknya seluruh surat yang ada di dalam al-Qur’an. Di balik itu, orang-orang Arab menggunakan kata “umm” untuk menjelaskan suatu hal yang mengumpulkan banyak perkara. Contohnya, orang-orang Arab menyebut Makkah dengan sebutan Umm al-Qurā (Induk Negeri) hal itu disebabkan berbagai negeri lainnya mengikut ke negeri Makkah. Sebagaimana juga orang-orang Arab menggunakan kata “umm” untuk penyebutan bendera perang, sebab bendera perang terletak di barisan terdepan serta diikuti para prajurit. Demikian pula orang-orang Arab menyebut bumi dengan sebutan “umm” sebab seluruh makhluk akhirnya nanti akan masuk ke dalam perutnya bumi. Seperti halnya penyair Arab yang berkata:
فَالْأَرْضُ مُعَقِّلُنَا وَكَانَتْ أُمُّنَا ۞ فِيْهَا مَقَابِرُنَا وَفِيْهَا نُوْلَدُ
“Bumi membela kita dan bumi juga ibu kita. Di sanalah kuburan-kuburan kita dan di sana juga kita dilahirkan.”
Ketiga, al-Sab’u al-Maṣānī (tujuh ayat yang diulang-ulang). Penyebutan itu disebabkan surat al-Fatihah selalu dibaca berulang-ulang pada tiap rakaat dalam shalat. Terdapat periwayatan dari sejumlah Sahabat yang mana mereka menafsirkan ayat al-Qur’an., “Dan sungguh sudah Kami beri padamu tujuh ayat yang dibaca secara berulang-ulang” (Q.S. al-Ḥijr [15]: 87), dengan surat al-Fatihah, sebab jumlah ayat dari surat al-Fatihah ada tujuh ayat berlandaskan kesepakatan sekelompok ahli Qira’ah serta ulama.
Dalam kitab al-Jamī’ li Aḥkām al-Qur’ān, Al-Qurṭubi mengatakan bahwa surat al-Fatihah memiliki 12 nama, yang di antaranya adalah al-Syifā’, al-Wāfiyah, al-Kāfiyah, al-Asās, al-Ḥamd, dan seterusnya yang telah dikatakan al-Qurṭubi. Beberapa nama itu ada yang berlandaskan tuntunan dari Rasulullah saw dan ada pula yang berlandaskan hasil ijtihad Sahabat. Di samping itu, al-Alusi berkata bahwa terdapat beberapa ulama yang menyebutkan nama lain surat al-Fatihah ada sekitaran 20 sampai 23 nama, sebagaimana disebutkan dalam kitab tafsirnya al-Alusi yang bernama Rūḥ al-Ma’ānī.
Ahmad Syahid, S.Ag., M.Ag. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis bisa dikontak via [email protected]
