29.3 C
Jakarta

Inilah Hikmah Dirahasiakannya Lailatul Qadar

Artikel Trending

Asas-asas IslamSyariahInilah Hikmah Dirahasiakannya Lailatul Qadar
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pembahasan tentang lailatul qadar hampir pasti tidak akan menemukan kata ujung. Ada ribuan bahasa menyelimuti malam mulia ini. Lailatul qadar adalah anugerah yang khusus diberikan kepada umat Muhammad. Kekhususan ini didasarkan pada sebuah hadis,

قال ابن عباس : ذكر لرسول الله صلى الله عليه وسلم رجل من بني إسرائيل حمل السّلاح على عاتقه في سبيل الله ألف شهر ، فعجب رسول الله صلى الله عليه وسلم لذلك ، وتمنى ذلك لأمته فقال : يا رب جعلت أمتي أقصر الأمم أعماراً ، وأقلها أعمالاً ، فأعطاه الله تبارك وتعالى ليلة القدر ، فقال ليلة القدر خير من ألف شهر التي حمل فيها الإسرائيلي السّلاح في سبيل الله لك ولأمتك إلى يوم القيامة

Dari ibnu Abbas, disampaikan kepada rasulullah bahwa ada seorang laki-laki keturunan Israil membawa pedang untuk berjuang di jalan Allah selama seribu bulan. Rasulullah kagum dan berharap agar umatnya memilki kesempatan yang sama dengan laki-laki tersebut. Rasulullah SAW berkata, “Ya robbi engkau jadikan umatku berumur paling pendek dan paling sedikit amalnya”. Kemudian Allah menganugerahkan laiatul qadar. Allah berfirman, “lailatul qadar lebih baik daripada seribu bulan” yakni waktu yang digunakan laki-laki keturunan Israil berjuang di jalan Allah. Ia menjadi milikmu dan umatmu sampai hari kiamat. [Al-Khozin alias Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin Umar Asy-Syaikhi, lubab at-ta’wil fi ma`ani at-tanzil alias tafsir al-khozin, VI, 292]

BACA JUGA  Menelan Ludah Bercampur Darah, Batalkah Puasanya?

Sebagian ulama mengatakan bahwa lailatul qadar ada pada setiap hari dalam setahun. Ada yang berpendapat bahwa lailatul qadar ada dalam salah satu hari dari bulan ramadan. Pendapat yang kuat mengatakan bahwa lailatul qadar ada di antara sepuluh hari yang akhir dari bulan ramadan. Terlebih di malam-malam ganjil. Kemudian, apa hikmah dirahasiakannya letak lailatul qadar?

Al-Jurjawi menyebutkan, sekurang-kurangnya ada tiga hikmah yang dapat kita petik renungkan. Pertama, agar setiap manusia mengagungkan hari-hari dengan cara mempergunakannya sebagai waktu beribadah, terutama ketika memasuki bulan ramadan. Terlebih lagi di sepuluh hari terakhir dan hari-hari ganjil.

Kedua, ketika setiap orang tidak meyakini secara pasti di mana letak lailatul qadar sehingga mereka bersungguh-sungguh mengerjakan ketaatan karena sangat berharap dapat menjumpai malam mulia tersebut, Allah memperlihatkan kelebihan bani Adam kepada para malaikat yang pernah mengatakan manusia sebagai makhluk pembuat onar. Allah akan mengatakan, “Lihatlah mereka. Pada malam yang mereka sangka sebagai malam mulia saja bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya, apalagi jika mereka benar-benar tahu akan waktu lailatul qadar sebenarnya?”

Ketiga, agar manusia bersungguh-sungguh mencari di mana letak lailatul qadar itu berada. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan pahala orang-orang yang berijtihad. Yakni, kalau benar maka mendapatkan dua pahala, dan walaupun salah, tetap mendapatkan satu pahala. [Ali Al-Jurjawi, hikmah at-tasyri` wa falsafatuhu, 160].

As’ad Humam, Mahasantri Ma’had Aly Salafiyah Syafiiyah Situbondo

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru