31 C
Jakarta

Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika Ada dalam Al-Quran, Ini Buktinya

Artikel Trending

Asas-asas IslamAl-Qur’anIndonesia yang Bhinneka Tunggal Ika Ada dalam Al-Quran, Ini Buktinya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Mungkin pembaca ada yang bertanya-tanya mengenai Islam 73 golongan ini. Bukankah Islam itu ada satu. Islam ya Islam saja. Dan tidak harus dibagi-bagi dan dipecah-pecah menjadi 73 golongan.

Bagi orang orang awam, sah-sah saja mengatakan bahwa Islam itu hanya satu, Islam yang Islam saja. Tapi apabila diamati ternyata Islam itu dalam prakteknya dan akidahnya terbagi-bagi sesuai dengan pemahaman masing-masing orang. Dan juga didasarkan pada sebuah hadis Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa Islam akan terpecah menjadi 73 golongan

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: “Rasulullah bersabda, ‘Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika ada di antara mereka (Bani Israil) yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnya bani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.’ (para Shahabat) bertanya, ‘Siapa mereka wahai Rasulullah?’. Rasulullah menjawab, ‘Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya

Binneka Tunggal Ika dan Islam 73 Golongan

Penulis pernah mendengar Gusdur berkata bahwa yang tercela dalam Islam itu bukan perbedaan melainkan perpecahan. Dalam kenyataan kita tidak bisa memungkiri bahwa perbedaan itu nyata, perbedaan itu hak adanya. Sejak lahir kita dilahirkan sebagi orang Indonesia dan kita tidak bisa menolaknya, sebagian saudara kita ada yang lahir di Arab Saudi, di Afrika dan di Eropa. Jelas perbedaan ini adalah fitrah ilahi. Justru dengan perbedaan tersebut kita dianjurkan oleh Al-Quran sesuai surat Al-Hujurat Ayat 13 untuk saling mengenal dan menyapa. Dan tidak yang lebih mulia diantara mereka kecuali tingkat ketakwaannya saja.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Jelas perbedaan ras, suku dan agama tidak bisa dihindarkan. Bagi bangsa Indonesia, dalam menyikapi perbedaan tersebut dan agar perbedaan suku dan agama itu hidup saling rukun dan saling sapa maka oleh pendiri bangsa dicarikan suatu titik temu, Kalimatun Sawa atau Common Sense yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA  Mudarosatul Quran, Kebiasaan Rasulullah di Bulan Ramadhan

Binneka tunggal ika berfungsi untuk menyatukan perbedaan tersebut agar tidak menjadi polemik dan sengketa. Perbedaan tetap dipelihara dalam bingkai persatuan.

Begitu juga hal nya dengan Islam. Islam memang dibawa oleh Rasullullah Muhammad. Jelas pada masa Nabi Muhammad Islam hanya satu. Namun setelah masa Nabi Islam tidak menjadi satu lagi melainkan menjadi Islam 73 Golongan. Islam 73 Golongan ini seperti yang diungkapkan dalam hadis di atas.

Islam Islam 73 Golongan dan kalimat Tauhid

Tentu perbedaan pemahaman dalam Islam ini rentan terjadi polemik. Penulis pernah membaca suatu penelitian yang menyatakan bahwa orang Islam itu bisa lebih toleran terhadap lain agama daripada terhadap lain golongan dalam Islam. Sesama Islam namun beda golongan ini biasanya ada yang gontok-gontokan dan saling serang. Apalagi setelah adanya klaim mayoritas terhadap golongan minoritas yang dianggap sesat. Golongan mayoritas ini akan bertindak diskriminasi terhadap minoritas tersebut.

Ditambah lagi golongan mayoritas ini berebut klaim seperti hadis diatas sebagai golongan yang selamat. Tentu hal ini bisa saja menimbulkan polemik. Oleh karenanya perbedaan golongan agama ini perlu disikapi. Jika perbedaan suku bangsa dan agama di Indonesia ditengahi dengan slogan Bhinneka Tunggal Ika. Maka dalam menyikapi perbedaan golongan dalam Islam perlu adanya pemersatu yaitu Kalimat Tauhid. Yaitu ikrar bahwa Allah adalah tuhan semesta Alam dan Nabi Muhammad adalah utusan tuhan untuk alam semesta.

Kalimat Tauhid ini jelas merupakan titik temu dari Islam 73 Golongan. Setiap golongan dalam Islam pasti mengikrarkan kalimat ini. Dan yang tidak berikrar dengan kalimat ini tentu bukanlah bagian dari Islam. Dan setelah Islam 73 Golongan ini berikrar dengan Kalimat Tauhid, hendaknya mereka bisa saling menghormati dan menghargai.

Klaim keyakinan bahwa golongannya yang paling benar diperbolehkan namun yang dilarang adalah memaksa golongan lain untuk sependapat. Tiap golongan punya klaim keyakinan masing-masing sehingga saling memaksa keyakinan adalah kesalahan. Klaim keyakinan yang paling benar diperlukan tapi juga dibutuhkan sikap saling menghargai dan toleransi.

Semoga dengan ikrar kalimat tauhid ini, Islam 73 Golongan ini bisa saling menghormati. Karena sekali lagi kemuliaan itu bukan ditentukan dari golongan siapa dan siapa melainkan ketakwaannya terhadap Allah dan Rasulnya.

 

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru