33.2 C
Jakarta
Array

Implikasi Ajaran Tasawuf dalam Merubah Peradaban Islam

Artikel Trending

Implikasi Ajaran Tasawuf dalam Merubah Peradaban Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Mistik adalah pengetahuan irasional atau tidak masuk akal, di mana mistik sangat melekat dalam masyarakat, terutama masyarakat yang masih menganut aliran primitif. Dalam budaya kehidupan mistik terutama seorang agamawan, telah mampu melahirkan sebuah konsep keyakinan dengan adanya kekuatan diluar diri manusia. Dalam masyarakat primitif, mistik menjadi sebuah media dalam penyelesaian masalah. Hal ini di perkuat dengan adanya sebuah upacara dalam memanggil kekuatan megis, seperti Suku Kubu di pedalaman Jambi. Menurut mereka, upacara mistis dapat menenangkan jiwa yang tidak bisa digambarkan oleh materi.

Dalam pandangan Islam, istilah mistik lebih di kaitkan dengan tasawuf. Sufi atau tasawuf sebagai sarana umat Muslim untuk jalan mencapai ketenangan batin atau jiwa. Namun dalam prakteknya, seorang sufi juga menggunakan media-media pembantu dalam ritualnya seperti wewangian, tasbih, teks-teks sholawatan dan Alquran. Istilah tasawuf di Indonesia dikenal dengan nama Tarekat. Namun seiring perkembangnya waktu, unsur-unsur mistis dalam dunia tasawuf cenderung dikurangi.

Mistik dalam hal ini dapat diartikan sebagai sebuah pengetahuan yang tidak masuk akal dan tidak adapat terjangkau dengan panca indra manusia namun dapat dirasakan dengan menggunakan hati bagi yang mempunyai kepercayaan atau riyadhah. Mistisme juga mempunyai dampak besar dalam berlangsungnya kehidupan manusia modern melalui pengalaman spiritual. Seperti dalam agama Islam disebut dengan pengalman Kasyf. Kasyf adalah kekuatan diluar batas manusia yang mampu menembus dimensi alam lain. 

Kekuatan mistis penting untuk dimiliki oleh kalangan agamawan terutama yang mendalami dunia tasawuf. Ia akan mampu menggunakan kekuatanya untuk membuat suatu formula jalan kerohaniahan yang bersumber dari kitab suci Alquran. Dengan kata lain, kemampuam yang dimiliki oleh tokoh sufi tersebut mampu mencapai jalan menuju Allah swt. Sehingga dapat memancarkan sinar ilahyah dalam jiwanya. Disatu sisi, ia membuat suatu ngkah-langkah khusus untuk bisa diajarkan kepada manusia. 

Jika berbicara mengenai tasawuf yang dimiliki oleh tokoh sufi. Ternyata ia mempunyai sebuah dasar, bahwasanya setiap manusia mempumyai jiwa tasawuf namun tergantung pada keyakinan dan kebiasaan dalam keseharianya. Artinya kebiasaan positif yang bersifat religius menjadikan pegangan oleh para sufi sehingga keyakinan tentang keberadaan Allah swt selalu ia ketahui. 

Ajaran sufistik dalam Islam sangat dianjurkan. Khususnya bagi para pemuda umat Islam. Karena dengan penanaman jiwa tasawuf di dalam diri dapat menjadikan prilaku dan akhlak yang baik. Pentingnya pembelajaran tasawuf mendorong berlangsungnya kehidupan manusia khususnya dalam kemajuan Islam. Islam agama yang mengedepankan akhlak atau budi luhur sehingga setiap umat Islam harus mempunyai jiwa tasawuf dan peilaku yang baik dalam membangun peradaman Islam dimasa yang akan datang.

Pemikiran sufistik pertama kali dibawa oleh Imam Ghazali yang sebelumnya ia mengalami sebuah keraguan syak. Perasaan Keraguan  yang dialami oleh Imam Ghazali timbul ketia ia mengajarkan ilmu kalam ilmu yang ia dapatkan dari al-Juwaini. Lebih-lebih ketika ia membaca kitab-kitab teologi yang menjadikan pemikiran dan perasaan Imam Ghazali semakin terguncang. Dengan latar belakang demikianlah Imam Ghazali berkeyakinan bahwa tasawuflah yang menghatarkannya menuju jalan yang kekal.

Melihat cerita diatas, terdapat dialektika antara tasawuf dan filsafat. Dialektika yang sangat erat antara sufistik dengan cara berfikir filsafat. Jika merujuk pada pemikiran Hegel, ia mengatakan bahwa suatu sarana untuk melintasi dan mencapai kesempurnaan suatu lintasan pemikiran kritis yang mendalam. Kaitanya dengan studi Islam. Dialektika berfungsi untuk membantu manusia supaya mempermudah menuju jalan perubahan dan kesadaran diri dalam dunia fana dengan petunjuk menuju  jalan kehidupan kekal dan abadi.

Dengan demikian, pentingnya pendekatan sufistik dan peran ajaran tasawuf dalam memahami Islam. Sehingga berimplikasi dan menjadikan manusia mempunyai sikap berbudi luhur dan  akhlak yang baik. Khususnya para pemuda Islam, pentingnya tasawuf dalam memajukan peradaban Islam menjadi lebih baik. Tidak mengutamakan egonya melainkan selalu mengedepankan akhalak dalam setiap persoalan.

[zombify_post]

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru